Saat aku sadar kini aku sudah berada di suatu tempat yang terasa asing dengan tangan dan kaki masih terikat. Aku bisa melihat diriku sendiri kalau kini aku telah berganti pakaian dengan memakai dress mini warna merah dengan bahu yang terbuka. Entah sejak kapan para bajingan itu memakaikannya di tubuhku ketika aku jatuh pingsan saat kedua pria bajingan itu menyentuhku di dalam kamar mandi untuk ke sekian kalinya.Kini aku seorang diri di sebuah ruangan yang berbeda dengan yang sebelumnya, terbaring lemah dengan kaki dan tangan terikat. Masih dapat kuingat dengan jelas semua kejadian yang terjadi padaku hingga sampai di tempat terkutuk ini. Semua memori itu terekam jelas dan berkelebat cepat dalam ingatanku.Aku tersenyum pahit mengingat semuanya. Merutuki nasibku yang memang sudah sangat hina. Terjamah oleh banyak pria dan disiksa hingga membuatku terasa mati rasa.Tuhan, jika memang ini adalah jalan hidupku, aku akan menerimanya namun aku tetaplah manusia, jika aku masih bernyawa suat
Aku merasa pusing dan tak sadar selama beberapa saat, hingga kemudian aku tersadar dan baru menyadari kini aku sudah terbaring di sebuah kamar mewah yang entah ada di mana, dengan kondisi yang sudah tak terikat lagi.Tubuhku terasa panas dan bagian intiku terasa berkedut ingin sekali di sentuh. Namun, aku berusaha mengalihkan pikiranku agar aku tetap berpikiran waras.Di saat yang sama itupula kudengar suara air mengalir di sebuah kamar mandi yang tak jauh di berada di mana aku terbaring. Mungkinkah itu orang yang telah membeliku? Pikiranku berkecamuk ingin segera pergi dan lari namun rasanya tubuh ini terasa lemas dan sulit untuk digerakkan. Hingga kemudian tampak seorang pria bertubuh gempal tinggi setengah baya dengan hanya memakai handuk yang melilit di bagian bawah tubuhnya, keluar dari kamar mandi, menatapku dan menyeringai saat melihatku terbaring lemah dengan ke dua mata sayu."Kau sudah sadar, Lady? Bagus sekali, permainan kita akan semakin menyenangkan jika kau sadar," ucapn
( POV 3 )Mansion Johnson.Malam itu saat Ted baru saja selesai mandi setelah melepas penat sepulangnya dari perusahaan Johnson, ia dikejutkan oleh bunyi ponsel yang sejak tadi berdering di meja nakas sebelah ranjang miliknya. Melihat nama sang penelepon yang tertera di layar ponsel, sontak membuat kedua matanya membulat sempurna."Ya, hallo Martin. Apa ada petunjuk yang kau temukan?""Ted! Kabar baik, Michelle ditemukan!!""Apa?!! Benarkah itu? Segera kirim lokasinya padaku, aku akan segera ke sana!" Ted menyahut penuh semangat, kemudian ia pun langsung bergegas berpakaian dan menuju lokasi yang diberikan oleh Martin Cruse.....Selama hampir empat jam perjalanan Ted menuju lokasi yang ditunjukkan oleh sahabatnya, Martin Cruse. Sebuah rumah sakit di Texas.Hatinya tak karuan memikirkan bagaimana keadaan Michelle sekarang hingga sampai berakhir di rumah sakit di Texas."Bagaimana keadaan, Michelle?!" Ted bertanya dengan nafas setengah-setengah kepada sang sahabat, Martin Cruse setela
Waktu berlalu begitu cepat sejak Michelle Scullys terbaring koma di salah satu rumah sakit besar dan terbaik di Texas. Selama hampir dua minggu Teddy Johnson menjaga Michelle dan selalu mengawasi perkembangan sang pujaan hati.Seperti hari itu saat Ted tengah rapat dengan para direksi perusahaan Johnson, ia mendapatkan telepon dari rumah sakit tempat Michelle di rawat."Mr. Johnson. Sebaiknya Anda segera menuju rumah sakit karena ada sesuatu yang penting yang akan dokter Gary Louis akan sampaikan, mengenai keadaan Miss. Scullys," ucap seorang asisten dokter memberikan laporan pada Teddy Johnson siang itu."Apakah terjadi sesuatu pada Michelle?!" Ted bertanya cemas."Maaf, saya tidak punya wewenang untuk menjelaskannya di telepon Mr. Johnson. Tapi bisa saya pastikan keadaan Miss. Scullys stabil dan tidak ada masalah yang buruk sejauh ini.""Baik, saya akan segera ke sana. Terima kasih untuk informasinya," sahut Ted mengakhiri sambungan teleponnya.Ia menghela nafas dalam-dalam. Pikiran
Lima bulan sudah dijalani tanpa gairah Teddy Aidan Johnson. Selama berbulan-bulan itu Ted disibukkan dengan pekerjaan di perusahaan Johnson miliknya, sebagai gantinya mendiang sang kakak. Perusahaan Johnson yang sempat mengalami masa krisis sepeninggal Timothy Johnson, kini perlahan mulai stabil. Ted yang memang kurang menyukai dunia bisnis akhirnya dengan sangat terpaksa harus berjuang mati-matian guna mempertahankan perusahaan Johnson miliknya, yang merupakan peninggalan sang ayah dan kakak tercintanya yang telah tiada.Selama kesibukannya, Ted pun setiap hari menyempatkan diri berkunjung menjenguk Michelle yang masih terbaring koma. Usia kandungannya yang sudah hampir tujuh bulan dan selama dalam kehamilan itulah kondisi Michelle stabil dan tak ada masalah yang serius.Ted berpikir, mungkinkah ini yang dinamakan sebuah mukjizat? Wanita yang masih terbaring koma masih bisa memberikan kehidupan pada malaikat kecil yang masih di dalam rahim.Sungguh adalah hal yang luar biasa.Seperti
Beberapa hari setelah putra Michelle lahir, Ted mendapatkan berita jika perkembangan Michelle sudah semakin membaik. Dokter mengatakan jika Michelle sudah bisa merespon apa yang ada di sekitarnya. Walaupun bukan perkembangan yang menakjubkan namun hal itu sudah sangat berarti bagi Teddy Johnson.Selama hampir tujuh bulan, Michelle Scullys telah mengalami koma hingga ia melahirkan seorang bayi yang tampan dan menggemaskan, baru kali ini Michelle menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Sepertinya memang benar yang pernah di katakan oleh dokter Gary Louis, jika kelahiran bayi Michelle justru membawa dampak yang baik bagi perkembangan sang ibu.Harry Neil Johnson, itulah nama yang diberikan Teddy Aidan Johnson pada putra Michelle dan Timothy sang kakak. Ya, Harry adalah putra biologis sang kakak yang telah meninggal. Teddy Johnson sendiri telah melakukan tes DNA pada sang bayi guna untuk kebaikan masa depan sang bayi. Seperti yang ia duga sebelumnya jika anak yang di kandung Michelle ad
6 bulan kemudian.( POV 1 )Aku..., aku siapa? Aku sendiri lupa siapa aku.Aku tersenyum kecut melihat beberapa orang yang memakai pakaian yang sama seperti yang kukenakan. Mereka tampak bersenda gurau dan tertawa tanpa beban. Sedangkan aku seorang diri sendiri, tapi aku suka. Aku lebih suka sendirian, seorang diri di sini tanpa ada yang menatapku dengan tatapan liar, seolah air liur menetes di bibir mereka yang terbuka jika melihat tubuhku. Wajah mesum mereka masih kuingat dengan jelas saat menatap tubuhku dengan tatapan lapar, sungguh membuatku muak hingga aku ingin muntah dan ingin membunuh mereka dengan kejam!Cih, aku benci mereka. Aku benci pria berwajah mesum yang berusaha menyentuh tubuhku. Lihat saja, akan ku hukum mereka agar mereka menyesal telah menyakitiku. Lihat saja..."Michelle, ayo masuk ke dalam. Ini sudah sore, kau kan belum makan siang sejak tadi. Ayo ku bantu kau masuk ke dalam." Seorang wanita cantik dengan senyum manis yang aku suka berkata padaku.Aku diam dan
( POV 3 )Ted segera menuju ke rumah sakit tempat Michelle Scullys selama hampir enam bulan telah menjalani perawatan kejiwaan. Pihak rumah sakit telah menghubunginya jika Michelle melakukan tindakan kekerasan pada seorang petugas di rumah sakit.Ia sama sekali tak percaya dengan kabar mengejutkan itu. Karena ia cukup tahu siapa itu Michelle Scullys, Michelle tak mungkin melakukan sesuatu yang buruk jika tidak ada sebuah alasan."Kami terpaksa harus mengurung Miss. Scullys di ruangan isolasi di rumah sakit ini, Mr. Johnson. Karena dia sangat berbahaya jika dibiarkan berkeliaran bebas tanpa pengawasan ketat dari kami," ujar Orlando Ruzt, kepala rumah sakit jiwa tempat Michelle Scullys menjalani perawatan selama ini."Tidak! Saya menolaknya! Michelle Scullys melakukannya karena sebuah alasan! Saya mengenal betul siapa dia, jadi saya akan menolak dengan tegas jika Michelle Scullys harus dipindahkan ke ruangan isolasi! Apa kalian tidak berpikir, jika kalian semakin mengurungnya justru itu