Share

24. Sidang Pembacaan Gugatan Cerai

'Allah, sebegini burukkah akibat yang timbul dari perceraian kami? Aku harus bagaimana?'

***

"Nyonya besar sangat marah, dan terus mengutuk--"

Ucapan Mbok Asih terpenggal, mata setengah renta wanita itu menatap Tiara lamat. Ada rasa tak tega untuk berterus terang, takut wanita di hadapannya semakin merasa bersalah.

"Sebaiknya tidak saya lanjutkan, Nak."

"Tidak apa-apa, Mbok. In Syaa Allah saya kuat."

Terdengar helaan napas berat. Meski berat, Mbok Asih mencoba untuk menyampaikan semua dengan benar.

"Baiklah anakku. Nyonya besar terus mengutuk Nak Tiara karena beliau menganggap Anaklah yang sudah menjadi penyebab semua kekacauan dalam hidup Tuan."

"Astaghfirullah," lirih Tiara dengan suara bergetar.

Yudhi mengeratkan pegangan pada bahu sang istri yang tampak terguncang.

"Lanjut saja, Mbok," pinta Tiara dengan air mata yang kembali memenuhi pelupuk.

"Keesokan harinya, Nyonya membawa seorang gadis cantik ke rumah itu. Saya pikir bakal jadi pengasuh Wira, ternyata hari itu juga Tuan dinik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status