Share

Bab 19

Pemakaman telah selesai dilaksanakan. Jenazah Papa Adi dikebumikan tepat di samping makam istrinya.

Selama pemakaman berlangsung, aku terus berada di samping Hilya. Menenangkan dia yang terkadang histeris dan bahkan sampai pingsan berkali-kali. Aku sangat mengerti akan kesedihan yang sedang dialami istriku. Kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki, tentu saja sangat membuat Hilya terpuruk.

Beruntung, dalam situasi berkabung seperti ini, Mama seakan mengerti. Beliau tidak menunjukkan protes atau penolakan saat jenazah Papa Adi dibawa ke rumah.

Damar dan kedua putra Bu Ratna pun turut hadir dan aku biarkan saja saat mereka bersikukuh meminta ikut ke Jakarta. Ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat, dan aku tidak ingin membuat suasana duka ini menjadi kacau hanya karena kecemburuanku terhadap mereka.

Sepulang dari pemakaman, aku terus menemani Hilya di kamar kami. Saat ini ia masih terbaring lemah setelah pingsan ketika jenazah papanya mulai ditutupi tanah. Kudekap dia dan kue
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kau dan ibu mu aja yg sama2 tolol dan menjijikkan. klu g ingin kehilangan hilya kenapa si gundik msh kau pertahankan. sampah koq msh dikekepin.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status