Share

kecanggungan

Berkat perdebatan yang terjadi di mobil, kini kami sekeluarga berada dalam situasi canggung. Bahkan setelah sampai di rumah pun, kami tetap saling mendiamkan satu sama lain.

Aku bisa merasakan anak-anak merasa kali kepada ayah tirinya, terbukti mereka tidak berani bertanya di mana harus tidur dan apa yang mereka lakukan. Kedua putra dan putriku hanya duduk di ruang tamu sambil melipat tangan mereka dengan ekspresi kecewa yang tidak bisa disembunyikan.

"Ada 2 kamar kosong di lantai 2 kau bisa menyuruh anak-anak untuk tidur di sana," bisik suamiku dengan lembut.

"Baik, terima kasih, Mas."

Kuhampiri anak-anak di ruang tamu dan dengan senyum hangat kusapa mereka, lalu menyuruhnya untuk segera pergi tidur karena Mereka terlihat lelah sekali.

"Ada kamar untuk harian di lantai 2, kalian bisa tidur dan beristirahat dengan nyaman."

"Maaf Bund, Kami ingin pulang ke rumah saja."

"Tapi ini sudah malam nak terlalu jauh dan Bunda tidak berani menyetir kemalaman," balasku.

"Kami tidak nyaman ber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status