Share

tiba tiba

Tiba tiba pria itu mendekat, berlutut di bawah kakiku sambil menangis putus asa.

"Astaghfirullah, apa yang kau lakukan?!" Aku terkejut dan menjauhkan gaunku dari jangkauan dan air matanya.

"Kumohon, ya Allah, demi Allah aku sungguh putus asa dan bisa gila," balasnya sambil meremas ujung gaunku.

"Hidupku tanpamu sangat kesepian ...."

"Jadi, air matamu itu air mata cinta?"

"Ya," jawabnya putus asa. "... Meski aku pernah bersalah, tapi aku juga mampu memperbaikinya. Aku bisa membangun kembali kepercayaan dan menumbuhkan kasih sayang."

"Terlambat," jawabku menggeleng pelan sambil tersenyum. "Aku harus keluar menuju kursi pelaminan. Relakan aku ya ...?" Pria itu menangis sambil menggeleng.

"Tidak, ya allah, hatiku sakit sekali Aisyah ...."

Kutatap matanya yang merah dan sembab sambil mendekat dan menepuk bahunya lembut.

"Mas, boleh ya ...?"

Pria yang sudah tidak berdaya itu makin terlihat hancur dan tersedu-sedu. Para keponakan yang kudapuk sebagai Bridesmaids mengetuk pintu dan menjemput.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status