Ferdi ingin protes namun semua sia-sia. Sehingga dengan terpaksa Ferdi pergi walau ia tidak terima dengan keputusan Aisha.Ferdi berbalik sebelum meninggalkan ruang kerjanya. Di tatapnya wanita yang ia nikahi lima tahun yang lalu, cantik, anggun dan berkelas. Apapun yang di lakukannya akan menjadi sesuatu yang berarti untuk orang lain dan tentu untuk dirinya."Aisha, apa kamu tidak lagi cinta sama aku? Kita sudah lama menikah, apa hanya karena Esti, kita jadi begini? Dan sekarang, kamu juga pecat aku tanpa alasan dan kesalahan yang jelas." Aisha mencebik suaminya tak jua sadar atas kesalahannya."Kenapa tidak menjawab perkataanku?"Aisha menghela napasnya sebelum ia berkata pada suaminya, yang sayangnya masih sangat ia cintai."Apa kamu tidak sadar atas kesalahan kamu mas? Dengan membawa gundik kamu ke rumah, kamu masih bertanya apa aku masih mencintaimu atau tidak? Cintaku sudah hilang saat kamu pulang membawa wanita itu. Dan kenapa aku memecat kamu, itu juga ada buktinya. Penyelewe
Kebutuhan yang semakin mendesak uang tabungan yang semakin menipis membuat Ferdi semakin di buat gelisah. Tuntutan uang belanja semakin melonjak dan hutang-hutang keluarga Esti yang tidak kunjung selesai. Sehingga memicu pertengkaran Ferdi dan Esti."Kamu jangan begitu dong Mas, biar bagaimanapun hutang Mama sudah banyak dan kamu sendiri yang akan menanggungnya, kenapa sekarang berubah?" kesal Esti."Memangnya berapa ratus juta lagi hutang keluarga kamu? Selama ini aku sudah memberikan uang banyak tapi hutang itu bukannya berkurang kenapa semakin menumpuk atau jangan-jangan keluarga kamu sudah menipu aku, iya?""Mas, kamu ngomong apaan sih! Gimana ceritanya keluargaku nipu kamu? Kamu sendiri sudah tahu berapa hutang keluargaku dan kamu sendiri sudah bertanggung jawab. Jelaskan kenapa sekarang kamu harus melimpahkan kesalahan kamu pada keluargaku?" dengus Esti."Kesalahan aku? Hutang keluarga kamu, aku yang nanggung. Sekarang kamu bilang salah aku? Justru keluarga kamu yang jadi beban.
Aisha menghirup aroma teh hangat yang disajikan oleh salah satu waiters. Entah sejak kapan ia tidak lagi menyentuh atau bahkan sekedar duduk di tempat yang membuatnya melupakan masalah menjeratnya."Gila ya itu perempuan berani-beraninya dia datang ke kantor cuma meminta sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan padamu." Geram Wina. Seandainya hari itu dia di kantor tentu orang pertama yang akan temui Esti adalah Wina, tangannya sudah gatal untuk memberikan pelajaran pada wanita yang sudah menghancurkan rumah tangga sahabatnya."Dia tidak akan pernah mendapatkan apa yang diinginkan, jika dia tidak gila mana mungkin dia bisa merebut suamiku. Sebenarnya bukan salah Esti tapi juga salah suamiku karena dia mudah tergoda dengan daun muda seperti Esti.""Haha, daun muda dari mana? Mungkin umurnya masih muda tapi lihatlah cara makeup dan berpenampilannya yang oh, sungguh melebihi kita yang sudah dewasa. Aisha, apa Ferdi tidak datang untuk menemui kamu untuk meminta maaf begitu?" "Entahlah,
Di sisi lain Ferdi baru saja keluar dari rumah mewah ibu mertuanya. Senyum tercetak jelas di sana semua bisa di lakukan asal ada niat dan keberanian, jika ada seorang sutradara tentu akan memberikan tawaran untuk bermain drama dengan bayaran yang cukup mahal.Berulang kali Ferdi mencium cek sudah di tangan sedikit drama dan air mata maka selembar kertas berisikan nominal yang di inginkan telah ia dapatkan.Semua akan merubah bukan hanya dirinya tapi ibu, istri dan mama mertuanya dengan cek itu akan merubah hidup mereka. Ibu mertuanya yang tak lain Ajeng tidak tahu jika Aisha dan dirinya akan bercerai bahkan mereka tinggal di tempat yang berbeda.Ferdi ingat dengan jelas bagaimana ia yang meminta pada ibu mertuanya untuk membantunya dalam mendapatkan dana agar bisa memenangkan gugatan lahan yang akan ia gunakan untuk pabrik baru. Tentu saja ibu mertuanya dengan senang hati bersedia memberikan apa yang di butuhkan menantunya."Bund, tapi bagaimana kalau Aisha lebih dulu tahu soal ini?"
Wulan mendelik tidak menyangka jika putrinya berani mengatakan yang sebenarnya, siapa dirinya yang suka berjudi. Tatapan tidak suka Bu Winarti membuatnya salah tingkah, Wulan merutuki sikap Esti yang asal bicara."Jadi alasan ini yang membuat kamu menjodohkan putrimu dengan anakku?" tanya Bu Winarti, sengit melihat tingkah besannya itu. Tidak menyangka jika besannya adalah wanita yang gila judi."Bukan itu, tapi ada hal lain yang membuat aku ingin menjodohkan putriku dengan putramu. Yang pasti bukan untuk menipu kalian berdua ini masalah pribadi yang tidak mungkin aku ceritakan di sini pada kalian, biarlah ini menjadi rahasiaku. Tapi yang pasti pernikahan putriku dengan putramu itu tidak ada hubungannya dengan masalahku. Ini murni karena hati Esti yang terpaut pada Ferdi mengenai kebohonganku, aku hanya ingin membantu Ferdi menyelesaikan masalahku yang ditinggalkan oleh suamiku sayang masalahnya semakin bertambah karena aku. Bu Winarti percayalah semuanya tidak seperti yang kalian p
Aisha yang sibuk berapa pertemuan dan proyek baru untuk pabrik baru miliknya. Di kota kecil adalah pilihan Alice setidaknya adanya pabrik di sana membuka peluang pekerjaan untuk warga sekitar yang terbiasa bertani. Aisha ingin anak remaja yang tidak sekolah bisa membantu perekonomian keluarga."Apa bisa di kerjakan secepatnya?" "Bisa, cuma kita akan lebih banyak membutuhkan tenaga mengingat pabrik yang ibu Aisha inginkan cukup besar dan–""Tidak masalah. Bapak seorang mandor pasti bisa mengerjakan dengan teliti dan cepat.""Tentu bisa, Bu Aisha. Jangan khawatir, saya usahakan tidak sampai setahun selesai. Mengingat permintaan anda yang tak biasa sehingga waktu mungkin bisa lebih lama. Saya akan semaksimal mungkin untuk lebih cepat selesai." "Saya percaya dengan bapak."Aisha di temani Wina dan Khandra mengelilingi perkebunan yang tak jauh dari lokasi. Tempat ini akan menjadi pabrik baru milikinya cabang dari pabrik milik pribadinya. Khandra yang tahu tujuan utama Aisha mencoba meng
Satu minggu sudah Aisha berada di luar kota dan hari ini adalah hari dimana dia akan kembali ke rumah yang sebenarnya membuatnya mengingat masa-masa bahagia sebelum kehadiran orang ketiga dalam pernikahannya. "Apa kamu ingin aku menginap di rumah?" Wina menawarkan diri untuk menemani Aisha."Istirahat di rumah, aku tahu kamu juga lelah kita akan bertemu besok di kantor.""Ya, kamu yakin akan baik-baik saja?""Hum, tidak perlu dicemaskan. Aku yakin tidak ada orang jahat. Pulanglah istirahat jangan lupa kabari aku jika sudah sampai di rumah, biar bagaimanapun kamu adalah sahabatku. Aku khawatirkan kondisi tubuhmu yang juga lelah."Wina tidak lagi bisa mengelak akhirnya ia pun pulang dengan taksi online yang di pesan mereka berdua.Langkah kaki Aisha begitu berat namun Aisha tidak mungkin bisa menghindar lagi. Aisha menghentikan langkahnya ia di kejutkan karena kehadiran wanita yang sudah melahirkan. "Bunda!""Wa'alaikumsalam, nak. Bagaimana kabarmu?""Assalamualaikum, bunda, kabarku s
Rayyan mengerutkan keningnya melihat reaksi terkejut Aisha."Ada apa sayang? Kamu tak ingin ayah dan bunda kesana? Apa ayah –""Tidak ayah, maaf. Tidak masalah aku hanya kelewat bahagia jadi berteriak spontan," Aisha tersenyum memeluk cinta pertamanya. Menyembunyikan jika hatinya yang lara.Khandra mengulurkan segelas air putih pada Aisha. Wajahnya tak bisa di bohongi ada rasa khawatir dan rasa nyeri di sana."Minumlah dulu, semua akan baik-baik saja." Aisha menerima menenggak habis minum yang di berikan Khandra."Kamu yang merencanakan ini?""Maafkan aku, Aisha.""Kamu terlalu ikut campur dalam masalah rumah tangga ku, Khandra. Aku tidak suka ini.""Aisha, dengarkan dulu–""Sayang, yang di katakan Khandra benar. Cara ini yang membuat kita kembali menyatu. Aku masih mencintaimu sampai kapanpun, dan hanya kamu yang pantas menjadi penghuni di dalam sana." Ferdi menunjuk dadanya.Suasana semakin hangat Aisha meninggalkan Ferdi dan memilih bergabung dengan Sekar, wanita kedua yang selalu