Entah kenapa di rumah Kinan merasa perasaannya tidak enak kepada suaminya, dia takut terjadi apa-apa dengan suaminya itu. Akhirnya dia pun menelepon suaminya untuk memastikan suaminya baik-baik saja.Dia menelepon suaminya beberapa kali tetapi tidak diangkat oleh suaminya itu, Kinan masih berpikir positif suaminya mungkin sedang rapat. Akhirnya dia melakukan shalat dhuha untuk menenangkan perasaannya. Selesai shalat dia menengadahkan tangannya untuk berdoa."Ya Allah, hamba pasrahkan suami hamba kepada Engkau. Jagalah dia selagi dia tidak ada dalam penjagaan hamba. Hamba pasrahkan keaelamatan dia pada Engkau Ya Allah," ucap Kinan dalam doanya.Kinan tidak tahu jika di luar sana suaminya sedang memadu kasih dengan seseorang di masa lalunya. Kinan berusaha berpikiran positif dan tetap mempercayai suaminya.***Sementara itu di cafe, Jaka dan Saskia masih menikmati momen kencan mereka. Terlihat sekali mereka seperti dimabuk asmara. Mereka bahkan tidak malu untuk saling bersuapan seolah d
Tanpa mereka sadari Ferdi sedari tadi mengikuti mereka dan mengambil beberapa foto sebagai barang bukti, termasuk pada saat mereka masuk ke dalam hotel pun tidak luput dari jepretan Ferdi.Sementara itu Nenek Arini memikirkan langkah selanjutnya yang akan dia perbuat untuk menolong cucunya. Dia merasa kasihan pada nasib cucunya yang dikhianati itu. Dia pun segera menelepon Kinan dan meminta untuk bertemu."Hallo assalamualaikum, Nek? Apa kabar?" jawab suara di seberang telpon tidak lama setelah dering berbunyi."Waalaikumsalam Kinan, Nenek kabarnya baik-baik saja. Nenek ingin bertemu kami hari ini bisa? Kebetulan Nenek sedang ada di Surabaya untuk memantau cafe. Kamu datang langsung saja ke tempat Nenek ya? Atau Nenek saja yang datang ke rumahmu?" tanya Nenek Arini to the point."Maaf Nek, tapi Kinan belum ijin Mas Jaka. Kinan takut kalau Kinan pergi tanpa ijin Mas Jaka, nanti dia marah seperti kemarin," jawab Kinan pelan. Dia takut Jaka akan memarahinya lagi seperti kemarin jika dia
"Bagus ya Kinan. Sudah berani kamu memasukkan orang asing ke rumah!" maki ibu mertuanya ketika mendapati Kinan sudah menutup pintu.Kinan terperanjat mendengar makian ibu mertuanya. Dia hanya diam tidak berani menjawab, karena Kinan tahu semakin dia menjawab, ibu mertuanya akan semakin marah kepadanya. Untungnya dia sudah menjelaskan kepada suaminya tentang neneknya. Meskipun dia tahu suaminya tampak acuh saat mendengar ceritanya. "Jangan diam saja, jawab Kinan! Akan aku laporkan nanti kepada Jaka. Agar dia tahu kelakian istrinya yang suka memasukkan orang sembarangan ke dalam rumah. Bagaimana kalau ada barang yang hilang Kinan. Kamu bisa ganti?" ibu mertuanya terus menerus mengomel membuat Kinan semakin ingin menangis"Maaf Bu, tapi itu memang nenek Kinan yang baru bertemu kemarin waktu di panti asuhan," ucap Kinan sembari sesenggukan. Dia sedih ibu mertuanya tidak henti-hentinya memfitnah sang nenek. Padahal baru kali ini Kinan membawa tamunya masuk ke rumah karena sebelumnya meman
Kinan memutuskan untuk menelepon sang nenek karena tidak mau membuat nenenknya merasa khawatir. Setelah beberapa deringan akhirnya teleponnya diangkat."Hallo assalamualaikum nenek," sapa Kinan dengan nada suara seriang mungkin."Waalaikumsalam Nak, kamu baik-baik saja? Tadi ibu mertua kamu marah ya?" tanya sang nenek dengan nada khawatir."Ah tidak kok Nek, maafin ibu mertua Kinan ya. Beliau memang suka ceplas-ceplos seperti itu," ucap Kinan pada sang Nenek."Tidak apa, nenek sudah bisa membaca kalau ibu mertua kamu itu selalu menilai segalanya dengan uang kan?" tandas sang nenek to the point."Ah bukan begitu Nek. Intinya Kinan minta maaf sekali karena sikap ibu mertua Kinan yang kurang ramah," sahut Kinan.Kinan mengobrol panjang lebar dengan sang nenek. Dia senang akhirnya mempunyai seseorang yang bisa diajak mengobrol selain suaminya yang dari tadi tidak bisa dia hubungi."Kinan maaf Nenek harus berkata jujur, kamu sebaiknya harus lebih mengawasi suami kamu. Bukannya apa-apa tapi
Sementara itu di hotel melati yang disewa oleh Jaka dan Saskia, terjadi sedikit kerusuhan. Mereka bergantian memasuki kamar mandi tidak henti. Perut mereka sakit sekali tapi mereka tidak bisa menebak apa yang menyebabkan mereka menjadi sakit perut seperti itu. Mereka sama sekali tidak mencurigai makan di cafe tersebut karena mereka sakit perut jeda 2 jam setelah mereka makan makanan tersebut."Mas, perutku sakit banget nih. Capek aku ke kamar mandi terus seperti ini" protes Saskia pada Jaka."Kita ke rumah sakit aja deh yuk. Takutnya kita dehidrasi kalau seperti ini. Apa kita ada alergi ya, kok bisa barengan gini sakit perutnya?" ujar Jaka yang sama sekali tidak mencurigai makanan di cafe yang mereka makan itu."Yah batal deh aku ena-ena ma kamu, Mas. Yaudah deh kita ke rumah sakit aja," balas Saskia sambil memegangi perutnya yang terasa melilit.Dua orang pasangan di mabuk asmara yang sedang sial tersebut segera peegi meningvalkan hotel tempat mereka akan menginap dan gegas menuju ke
"Jakaaa.. Kok bisa kamu sampai dirawat begini? Makannya sembarangan apa gimana sih?" tanya ibu Jaka ketika sudah sampai di kamar rawat inap Jaka. Sedangkan Jaka yang ditanya hanya diam saja tanpa menjawab justru yang menyahut adalah Saskia yang dirawat di tempat tidur sebelah Jaka.Mereka memang dirawat di satu kamar yang sama untuk memudahkan penunggu, karena ibu dari Saskia sedang liburan ke luar negeri jadi otomatis Saskia tidak ada yang menjaga. Dan Jaka hanya hanya dijaga oleh ibu merumtuanya saja."Kata dokter sih kamu ada alergi makanan, Bu. Tapi belum tahu penyebab aleginya apa," Saskia yang menyahuti ucapan ibu Jaka."Bu, nggak bilang Kinan kan kalau aku dirawat di rumah sakit?" tanya Jaka yang merasa khawatir ibunya akan membocorkan hubungannya dengan Saskia. Dia belum siap untuk melepaskan Kinan pergi."Jelas ibu kasih tau donk Jaka, lalu menurutmu ibu mau berpura-pura di hadapan Kinan? Jelas ibu tidak akan mau. Ibu mau punya cucu Jaka, kapan kamu akan menceraikan Kinan?" u
Setelah beberapa hari dirawat, Jaka akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Kinan tidak ada menengoknya sekalipun bahkan hanya untuk sekedar menghubunginya pun tidak ada sama sekali. Kinan sudah berubah tidak memperdulikannya lagi. Mentang-mentang dia sudah bertemu dengan neneknya, dia jadi tidak peduli lagi denganku, begitulah yang ada di pikiran Jaka."Kinan.. Kinan," seru Jaka setibanya di rumah. Dia mencari Kinan di penjuru rumah tapi tidak mendapati perempuan itu dimana-mana."Udah Jaka, paling Kinan masih keluyuran kayak biasanya. Kamu tau kan istri kamu itu hobi sekali keluyuran," jawab Ibunya sembari membawa barang-barang Jaka menuju kamar.Karena mama Saskia masih belum pulang dari luar negeri. Akhirnya Ibu Jaka memutuskan untuk membawa pulang Saskia juga ke rumahnya. Ibu Jaka tidak peduli bagaimana perasaan Kinan jika melihat Saskia ikut ke rumahnya nanti. Saskia menempati kamar tepat di sebelah kamar Jaka yang memang dipergunakan untuk kamar tamu.Jaka pun masuk ke kamarnya da
POV KINAN"Mas Jaka tega sekali sudah mengkhianati kepercayaanku selama ini, kurang apa aku selama ini bertahan di sisinya. Hanya karena aku belum bisa memberikannya keturunan, dia jadi mengikuti permintaan ibunya begitu saja. Maafkan aku Mas Jaka, aku paling tidak bisa menerima pengkhianatan," gumamku dengan sedih.Setelah shalat aku akhirnya memutuskan untuk menghubungi nenek untuk meminta saran tindakan yang sebaiknya aku ambil. Gegas ku ambil ponselku dan mencari nomor nenek."Hallo assalamualaikum Nek," sapaku ketika sudah diangkat nenek."Waalaikumsalam Kinan, ada apa? Tumben menghubungi nenek semalam ini?" tanya Nenek Arini yang penasaran di telpon sang cucu."Nenek, Mas Jaka selingkuh Nek, dia sudah mengkhianati Kinan," jawab Kinan sambil sesenggukan."Innalillahi, bagaimana ceritanya Nak?" ucap Nenek Arini terkejut mendengar berita yang disampaikan oleh cucunya itu. Dia merasa terkejut beritanya secepat ini sampai di telinga Kinan. Meskipun dia sudah menyuruh Kinan untuk wasp