Share

Zia Marah

“Cukup, Nyonya!”

Suara Zia tak terlalu tinggi dan juga tak terlalu rendah, tetapi langsung membuat nyonya Felicia dan tuan Alan terkejut. Begitu juga dengan Niko, ia makin menatap Zia penuh curiga. Mereka bertiga menatap Zia heran.

Zia sadar diri, memang dirinya tidak selevel dengan Sean. Alasan itu juga yang membuat dirinya merasa rendah diri saat Sean menunjukkan rasa suka dan pedulinya. Namun, ucapan Niko dan nyonya melukai harga dirinya.

“Tuan Sean yang meminta saya menjadi penulisnya dan meminta saya tinggal di sini karena lebih memudahkan tuan Sean saat saya harus melakukan sesi interview kalau tuan Sean sudah di rumah. Pastinya Nyonya tahu kalau tuan Sean selalu sibuk ‘kan?” terang Zia menahan rasa sesak di dadanya. “Saya sadar diri kalau saya memang tidak sekelas dengan tuan Sean, tetapi keberadaan saya di sini karena pekerjaan saya sebagai seorang penulis bukan seorang penggoda seperti yang nyonya sangkakan,” pungkasnya.

Gadis itu memutar sedikit tubuhnya menghadap tuan Ala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status