Share

65. DIAM-DIAM

Kecupan singkat dan pengakuan mengejutkan yang dikatakan Adrian, membuat Nada tidak bisa tidur. Jantungnya terus berdetak dengan kencang, seperti tabuhan drum di sebuah konser band.

“Ah, lupakan, Nada. Pamanmu itu sedang dalam kondisi mabuk. Bisa saja dia melantur. Ingat ketika dia mabuk, dia selalu bertingkah sesuka hati!”

Nada mencoba menampik perasaannya yang sudah mulai terhipnotis dengan kata dan tindakan pamannya. Sebenarnya, saat di bar tadi dan mendapatkan perlakuan berbeda dari Adrian. Dalam hati Nada seolah ada kupu-kupu yang berterbangan.

“Aku juga mencintai Om,” lirihnya.

Kini Nada membalikkan tubuh dan membenamkan wajahnya pada bantal. Otaknya kembali memutar memori saat dirinya pertama kali bertemu Adrian.

Awalnya Nada mengagumi Adrian, karena tampan dan dewasa. Perlahan rasa kagum itu berkembang menjadi rasa suka. Saat Adrian begitu perhatian padanya. Walau kemudian Nada sempat membenci pamannya, karena insiden gila itu.

Akan tetapi, saat kembali bertemu dan memul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status