Share

BAB 2

HAPPY READING

“Kay, kamu jangan pergi jauh-jauh ya, mainnya deket sini aja,” ucap Naomi.

“Iya, mami!”

Naomi memakan chiken Caesar salad, ia kembali menatap ke arah layar leptop dan menekan tombol off. Ia tadi menjemput Kayla ke sekolah, entahlah kenapa langkah kakinya bisa ke sini. Ia hanya ingin menikmati senin siang bersama Kayla. Jujur ini merupakan pertama kalinya ia ke restoran ini.

Konsep restoran ini mengusung fun dining experience. Di dalam restoran terdapat  sebuah akuarium raksasa berisi enam ekor penguin humbolt. Suasana restoran ini terlihat teduh dan sejuk, ditambah dengan interior ala dunia bawah air yang menghiasi sudut ruangan. Membuat siapapun yang berkunjung betah berlama-lama di sini.

Jujur kebahagiaanya saat ini adalah  melakukan kegiatan bersama Kayla. Kesibukannya sebagai pekerja dan ibu tunggal tidaklah mudah. Segudang pekerjaan membuatnya lelah. Sesekali jika waktu luang ia melakukan me-time bersama putrinya.

“Kayla makan dulu,” ucap Naomi memanggil Kayla lagi.

Kayla berlari menghampiri Naomi dan memakan soup ayamnya. Kayla memandang Naomi.

“Mami.”

“Iya sayang.”

“Kayla udah ada papi,” ucap kayla.

Naomi mengerutkan dahi, memandang Kayla cukup serius, “Papi?” Naomi bingung.

“Iya, papi Kayla yang baru.”

“Tadi Kayla bilang, mami itu mau nggak jadi papi Kayla. Om itu jawab mau jadi papi Kayla.”

“Yang mana papinya?”

“Itu,” tunjuk Kayla.

Otomatis Naomi memandang ke arah yang ditunjuk oleh Kayla. Ia menatap seorang pria mengenakan kemeja putih yang berada tiga table darinya. Seketika mata mereka bertemu, dan saling berpandangan satu sama lain. Sorot mata tajam itu seakan menusuk hatinya. Dia memiliki mata elang, hidung mancung, alis tebal dan rahang yang kokoh.

Naomi melihat pria itu menegakan tubuh, berjalan mendekati dirinya dan Kayla. Naomi menyelipkan rambut di telinga, ia tidak menyangka bahwa kini pria itu tepat di depan matanya. Dia memiliki dada yang bidang dan tubuh proporsional. Bibir pria itu sedikit terangkat tanpa senyum.

“Hai, saya Tigran Halbert,” ucapnya lalu mengulurkan tangan.

Naomi menelan ludah, suara itu terdengar berat dan sexy. Naomi tidak tahu berbuat apa ia beranjak dari kursinya. Kini mereka saling berhadapan satu sama lain. Naomi menatap tangan kokoh itu. Naomi menatap Kayla yang memandangnya.

Naomi membalas uluran tangan itu, “Saya Naomi Olaf, panggil saja Naomi.”

Naomi merasakan tangan kokoh itu menyentuhnya, seolah ada aliran listrik menjalar ke tubuhnya.

“Senang berkenalan dengan anda.”

“Iya sama-sama,” ucap Naomi, lalu melepaskan tangannya.

Akhirnya  Tigran dapat memandang wajah itu dari jarak dekat. Ternyata wajah itu lebih cantik dari apa yang ia pikirkan. Benar kata pepatah mengatakan bahwa cinta datang dari mata turun ke hati. Ia tidak menyangkal bahwa mata memang jendela hati yang berperan penting dalam hubungan cinta. Dan sepertinya ia sudah menemukannya. Kontak mata memberi sinyal atas ketertarikannya.

“Ini papi Kayla, mami.” ucapan Kayla menyadarkan  Tigran dan Naomi.

“Maaf, saya tidak tahu kalau Kayla menghampiri anda.”

“Enggak apa-apa, saya yang terima kasih bisa berkenalan dengan Kayla. Boleh saya duduk?”

“Oh, ya silahkan,” ucap Naomi antara bingung dan ragu menyambut pria bernama Tigran. Ia melirik Kayla yang tampak bahagia.

“Thank you, papi.”

“Iya sama-sama Kayla cantik.”

***

***

Naomi memandang Tigran duduk di hadapannya, di samping pria itu ada Kayla putrinya. Bisa-bisanya Kayla terlihat akrab dengan pria yang baru di temuinya. Ia bingung harus berbuat apa karena selama ini ia tidak pernah dekat dengan pria manapun.

Semakin ke sini ia tidak kepikiran untuk menjalin sebuah hubungan dengan seorang pria. Di dalam benaknya saat ini adalah membesarkan Kayla dan membahagiakannya. Pernikahannya yang dulu membuatnya trauma yang mendalam. Lagi-lagi ia tidak ada kepikiran untuk menikah lagi, karena ia belum siap akan kemungkinan-kemungkinan terjadi dalam hidupnya.

Kadang ia berperang dengan hati dan pikirannya sendiri karena terlalu lelah hidup sendiri, menyelesaikan masalah sendiri,  berdiskusi pada diri sendiri. Ia juga pernah berpikir bahwa, ia butuh teman untuk bertukar ide, dan menjalani hari indah bersama pasangan. Namun ia kembali mengingat masa lalu, pikiran-pikiran negative masih ada dalam dirinya. Dunia pernikahan tidak seindah yang dibayangkan.

Ada beberapa teman dan kliennya bercerita prihal  rumah tangganya. Banyak sekali kisah-kisah menyeramkan, mulai dari selingkuh, mertua yang jahat, ipar yang selalu ikut campur dan suami yang otoriter. Semua kisah rumah tangga memiliki masing-masing cerita.

Ia pernah menikah, namanya menjalin hubungan, pernikahan itu sampai kapanpun tidak terlepas dari namanya pertengkaran. Mau menikah yang sudah matang  dan finansial yang baik, tetap sama saja, pasti ada perbedaan. Jika melihat rumah tangga yang harmonis kemungkinan ada dua. Mereka pandai menyembunyikan masalah dan mereka mengimbangi pasangan ketika salah satu dari mereka marah.

“Papi, itu apa?” Tanya Kayla kepada salah satu bungkusan berwarna pink bertulisan huruf A.

“Ini biscuit, kamu mau coba?” Tanya Tigran memperlihatkannya kepada Kayla.

“Mau.”

Tigran lalu memandang Naomi, Naomi menatapnya balik, “Tenang saja ini biscuit aman untuk di makan balita seperti Kayla. Biscuit ini diproduksi dengan bahan-bahan premium, memang dikhususkan untuk si kecil.”

Naomi memperhatikan bukusan bertulisan Yummy Bites berwarna pink. Ia baru melihat biscuit itu dan di sana tertera tulisan apple flavor, di sana terdapat nama lebel terpercaya yaitu Mayori. Ah, siapa tidak kenal dengan perusahaan yang memprodusen sekelas Mayori.

“Ini produk baru saya. Saya akan merilis biscuit ini dipasar luas. Kamu mau mencobanya?” Tanya Tigran lagi kepada Naomi, karena Naomi terlihat sangat mengawasi apa yang di makan Kayla. Ia yakin Naomi ibu yang baik, karena memperhatikan asupan makan anaknya.

“Kamu kerja di sana?”

“Bukan, tapi saya pemiliknya. Sebenarnya itu perusahaan turun temurun, namun saat ini orang tua saya mempercayakan saya untuk mengelolanya.”

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status