Helena langsung menyesali keputusannya untuk masuk kerja hari ini, begitu melihat Athena ada di depan mukanya. Tepatnya di pintu masuk kedai tempat dirinya bekerja.Helena masih ingat kerasnya tamparan dari Athena yang dirinya terima setelah turun dari altar. Dan alih-alih membantunya bangkit karena terjatuh menerima tamparan, Shane -saat itu masih suaminya- justru berlari mengejar Athena."Athena, aku-.""Kau mau mengganggu hubunganku dengan Shane! Lagi! Apa kau tak keterlaluan, pelacur!" serang Athena sambil menunjuk jidat Helena. "Kau pelacur!"Helena langsung menepis tangan wanita itu. "Dengar, kami sudah bercerai. Aku sama sekali tak ada hubungan dengan Shane! Aku bahkan tak tahu kalau dia yang memiliki hotel itu."Menodongkan telunjuknya, manik mata Athena masih menatap penuh amarah. "Kau pembohong! Kau pasti masih mengincar dirinya."Helena mengembuskan napas. Wanita bersurai hitam itu kemudian berbalik meninggalkan Athena yang membuat lawan bicaranya itu berteriak, "hei mau ke
Ucapan Athena tadi terdengar keras, sangat keras seakan tak ingin rombongan yang berkerumun di belakangnya salah dengar. Jantung Helena seakan jatuh ke perut. Walau dulu ia tak pernah akrab dengan satupun orang yang tampak bergerombol di belakang Athena, tapi Helena tahu benar siapa mereka. Para tamu yang mengenakan pakaian casual yang paling trendi dan hanya dijual dengan edisi terbatas. Sangat mahal dan bermerk. Penampilan mereka sungguh berbeda dengan apa yang biasa orang-orang di pulau itu kenakan. Mereka adalah teman-teman sekolah dari masa lalu Helena."Wah! Beneran Helena!" jerit salah satu wanita kemudian mereka semua kompak tertawa mengejek."Astaga kau menghilang setelah melarikan diri dari ujian sekolah dan bersemedi di pulau kecil antah berantah ini, Hel?" tanya Evelyn McTree. Ia mendekat ke arah wanita berambut hitam itu seraya mengamati dengan teliti seakan Helena adalah patung lilin."Kau pemilik kedai ini?" tanya salah satu pria teman sekolah Helena lainnya."Serius
"Astaga! Kau telat!" Sambut gerombolan pria dan wanita yang sedari tadi berkerumun di kedai kecil itu.Gary Miles berdiri di depan kedai kecil itu, dengan ekspresi luar biasa terkejut. Ia bahkan membeku di tempatnya berdiri."Gary tidak dapat menutup mulutnya setelah bertemu dengan mantan kekasih sekolahnya dulu. Awas air liurmu menetes Gary Miles.""Hahaha, lihat dia tercengang. Aku pun terkejut tadi melihat Helena. Aku tak menyangka akan bertemu dengannya sekarang.""Gary tampaknya ingin kembali ke masa lalu. Saat ia merasakan Helena untuk pertama kalinya."Ledakan tawa kembali terdengar yang membuat Gary Miles mencoba meredakan ejek-ejekkan teman-temannya itu. Helena berdiri terpaku di tempatnya saat mendengar gurauan yang terakhir. "Apa maksud kalian?" tanyanya. Helena sudah mencoba mati-matian mengabaikan apa pun perkataan teman-teman semasa sekolahnya, tentu saja karena ia tak ingin mencari masalah dengan siapa pun yang berasal dari keluarga kaya raya. Tapi perkataan mereka bar
Wanita dengan rambut merah itu langsung berjalan keluar menuju tempat Helena dan Gary berada. Athena seakan tak peduli terik sinar ultraviolet langsung menghujam kulit mulusnya. Helena masih terus memberontak dalam kungkungan Gary Miles. Ia tak menyangka pria itu berani sekali melakukan hal ini padanya di siang hari bolong. "Brengsek hentikan, Gary!" umpat Helena saat pria itu mulai memasukan tangannya ke balik baju yang digunakan wanita berambut hitam panjang itu. "Oh ayolah Helena, hal ini yang kau sukai kan? Aku banyak mendengar cerita kau semakin liar semenjak menghilang saat ujian sekolah. Kau mengaborsi bayi mu kan saat itu, seseorang melihatmu bolak balik ke rumah sakit." Helena tak bisa menanggapi perkataan Gary, karena sekarang telapak tangan pria itu sedang menyumpal mulut Helena agar ta berteriak. Wanita berambut hitam itu masih berusaha melepaskan diri dari kungkungan pria yang melecehkannya itu. Gary mulai bernapas berat di tengkuk Helena, saat terdengar suara kamera p
Shane sama sekali tak menyangka kalau akan melihat Helena sedang berlutut dan siap melayani seorang pria dengan mata kepalanya sendiri. Jika ini terjadi tiga tahun silam maka Shane tak akan sangat terkejut seperti ini.Pria dengan rambut abu gelap itu memang tahu kalau Helena begitu liar di masa lalu, tapi tiga hari melihat apa yang terjadi di kedai kecil dan beberapa kali menemukan keganjilan dalam tudingan orang-orang pada mantan istrinya itu membuat Shane merasa kalau selama ini semua orang salah menilai Helena.Mereka yang salah menilai? Atau aku yang salah menilai?Tapi sekarang melihat pemandangan tak senonoh di depannya, Shane mulai meragukan penilaiannya. Ia tercengang melihat Helena dan Gary Miles yang juga balas menatapnya.Gary Miles tak kalah terkejut dengan kedatangan Shane, tapi ia hanya melihat sekilas ke arah pria yang paling terkenal di sekolahnya itu. Dirinya masih terbawa nafsu dan tak mempedulikan kalau yang datang adalah Shane Digory. Nafsu Gary sudah di ubun-ubu
Tepat setelah Helena mengatakan permintaannya, Shane langsung memberikan jalan pada wanita itu, ia melihat sosok wanita cantik itu melewatinya dengan langkah secepat yang tubuh ringkih lagi gemetar itu bisa lakukan. Air mata juga mulai turun dan membasahi kedua pipi wanita itu. Semua itu seperti adegan lambat di hadapan Shane. Begitu membekas dan terpatri di benak Shane Digory. Shane masih membeku di tempatnya saat Helena sudah menghilang dan Gary Miles melontarkan sumpah serapahnya. Sebenarnya rutukan itu ingin ia tujukan pada Shane Digory yang merusak suasana intim antara ia dan Helena. Tapi, siapa keluarga Miles jika dibandingkan Digory. Andaikata diibaratkan Miles lebih seperti anak ayam, sedangkan Digory adalah elang pemangsa.“Sialan. Jalang Sialan!" umpat Gary masih sambil membersihkan wajahnya dari pasir. Gary kemudian mengikuti jejak langkah Helena, tentu saja ia tak ingin buruannya hilang begitu saja."Shane, permisi. Aku ingin mengejar kekasihku," izin Gary dengan sopan ke
“Nona Athena mengenal Helena?” Matilda tak habis pikir bagaimana sosialita cantik dan kaya raya di hadapannya bisa mengenal gadis miskin seperti Helena. Athena menaikkan alisnya. “Bisa kau lakukan apa yang kuinginkan? Atau aku perlu memerintah orang lain?” Gadis bersurai merah tembaga itu tampak tak suka ditanya balik oleh Matilda. “Ta-tapi kenapa Helena, Nona?” Matilda masih belum paham. ‘Apa untungnya bagi wanita ini untuk menyingkirkan Helena. Dan hidupku akan sangat susah jika Helena pergi, lagi pula ia gadis yang baik dan giat bekerja. Apa ia cemburu kalau Tuan Shane akan menyukai Helena?’ Pikiran Matilda tiba-tiba melayang saat Shane Digory menanyakan rumah Helena saat ia tidak masuk karena sakit beberapa waktu lalu. “Ah! Jika Nona merasa Tuan Shane akan tertarik dengan Helena, kurasa Nona salah besar. Ia hanya menyukai sup asparagus-.” “Apa katamu?” Athena memotong ucapan Matilda karena ia sangat terkejut dengan fakta yang baru saja pemilik kedai itu ucapkan. ‘Shane menyukai
Anak lelaki itu mengambil ponsel lain di kantongnya dan menghubungi seseorang. Ponsel yang tadi terhubung dengan ibunya masih belum terputus hanya saja tak ada suara, tapi Shane masih terus memanggil nama ibunya hingga ponselnya yang lagi satu juga terhubung. "Iya baru saja menelponku! Cepat cari lagi, aku khawatir, aku tak ingin ia melakukan hal itu lagi." Mata Shane tampak memerah saat berbicara dengan seseorang entah siapa diujung sana. Ia terlihat sangat panik dan gusar saat memerintah orang itu untuk segera mencari ibunya. "Aku melacak lokasinya masih di sekitar sana, gedung dua puluh satu!" Suara Shane nyaris tercekat saat ia mengatakan pertanyaan selanjutnya, "ia tidak mencoba bunuh diri lagi kan?" "Ibuku masih hidup kan?" Helena membeku di tempatnya mendengar itu. Kemudian kenangan Helena tentang hal itu seakan terganggu dengan suara tawa kecil. Namun sebelum ia sepenuhnya sadar, Helena ingat setelah hari ia mendapati Shane menelpon ibunya itu, Shane tak masuk sekolah selama