Selamat pagi. Selamat beraktivitas.
Rara kembali melakukan aktivitasnya di kantor. Apa pun yang terjadi di luar, dia tetap selalu ingin fokus pada Jaya Corp. Tak ingin satu kali pun dia mengecewakan Satria yang telah memberikan kepercayaan penuh. Fokus pada pengembangan perusahaan demi masa depannya dengan Bella, adalah suatu hal yang paling dia ingin wujudkan saat ini. Itulah mengapa dia saat ini menjadi seorang wanita yang pekerja keras. "Selamat pagi Nona." Linda masuk ke dalam ruangan setelah beberapa saat tadi mengetuk pintu. "Ada sebuah karangan bunga untuk Nona Rara." Asisten pribadi Rara yang cantik itu memang masuk dengan membawa sebuah buket bunga yang sangat cantik. Sebenarnya Linda sedikit kaget dengan karangan bunga yang diantar oleh kurir itu tadi untuk bosnya. Karena selama ini dia tahu jika Rara tak sedang dekat dengan siapa pun, kecuali Arjuna. Sedangkan buket bunga ini seperti bukan dari teman Satria itu."Karangan bunga? Dari siapa?" Rara juga tak kalah kagetnya dengan Linda saat menerima karangan b
"Selamat datang, Sayang." Yasmin segera mencium pipi kanan dan kiri Clara yang baru sampai di rumah Arjuna. "Gimana tadi, macet nggak?" Wajah wanita paruh baya itu nampak begitu sumringah."Nggak kok, Tante. Semua berjalan lancar sekali." Clara pun nampak begitu bahagia sekali. "Mau ketemu calon pujaan hati, macetnya jadi tidak terasa, Tante."Hari ini memang Yasmin mengundang Clara datang ke rumah, tujuannya tentu untuk mendekatkan Clara pada Daffa. Meski sebenarnya saat ini Clara sedang ada acara, tetapi demi seorang Arjuna, dia bisa mengorbankan apa pun. Clara begitu terobsesi dengan Arjuna, sehingga dia begitu ingin mendapatkan lelaki itu dan tak bisa menerima sebuah kekalahan. Dengan mendekati Daffa, dia berharap bisa mendapatkan hati bocah tampan itu dan tentu saja, endingnya Daffa akan merekomendasikan Clara pada Arjuna."Ayo masuk, Sayang." Yasmin dengan segera menggandeng tangan Clara untuk masuk rumah. Yasmin merasa jika pilihannya kali ini amat tepat. Clara seorang wanit
"Sayang, maafkan Daffa yang kurang sopan ya." Yasmin meminta maaf karena sikap Daffa yang tak sopan pada Clara. Wanita paruh baya itu merasa tak enak pada Clara. Dia tahu jika memang Daffa memiliki sifat yang tak acuh pada orang yang tidak dikenal, tetapi Yasmin juga tak mengira jika sikap cucunya itu akan sedikit keterlaluan.Clara tersenyum manis saat itu. "Tidak apa-apa, Tante. Namanya juga anak kecil, wajar sering seperti itu." Saat seperti ini, emosi Clara harus benar-benar dijaga agar bisa terus terlihat sabar dan layak menjadi ibunda Daffa.Yasmin merasa lega karena Clara tak marah, dengan sikap yang ditunjukan oleh Clara itu, dia makin merasa senang dan bersimpati."Tante janji, akan terus membantu untuk mendekati Daffa," ucapnya lagi sambil mengelus punggung tangan Clara.Bagi Yasmin, apa yang tadi baru saja diucapkan oleh Daffa itu sangat keterlaluan. Tak sembarang orang bisa menerima hal itu, apa lagi wanita muda seperti Clara ini. Sebuah mulai plus untuk calon istri Arju
"Baru segitu saja dia sombong sekali." Suara Handi terdengar begitu menggelegar di dalam mobil itu. "Seharusnya dia tak berbelit seperti itu!"Saat ini Arjuna, Handi dan Rudi dalam perjalanan untuk pulang ke rumah dari kantor. Selama dalam perjalanan itu, Handi terus saja mengoceh. Tentang betapa sombongnya Satria Wijaya. Sedangkan Arjuna dan Rudi lebih memilih untuk diam saja."Memang sih saat ini dia sudah menjadi pengusaha paling terkenal di negara nusantara ini, tetapi harusnya dia tak boleh terlalu sombong!" Handi kembali berucap dengan wajah yang tegas.Rudi yang sejak tadi mendengarkan pun merasa bingung dengan perkataan ayahnya itu. "Bukankah dulu Papa yang sering mengagungkan Satria karena dia sangat hebat dalam berbisnis padahal masih muda? Kenapa sekarang malah marah-marah?"Rudi memang tak tahu duduk permasalahannya apa, sehingga dia pun bertanya. Beda dengan Arjuna yang lebih memilih untuk diam."Papa ini kesal." Handi pun menyahut dengan cepat. "Karena betapa pun Papa be
*Beberapa saat yang lalu*"Nona Rara, Tuan Arjuna meminta tolong." Seorang pelayan datang menemui Rara yang tengah membaca buku dengan wajah yang panik. "Ini urgent sekali, Nona."Mendengar nama Arjuna disebut dalam kepanikan itu, Rara pun langsung menutup buku yang dia baca. Panik, itu yang sabar ini dia rasakan."Kak Juna? Kenapa?" Rara merasa takut jika terjadi sesuatu pada Arjuna."Saya tidak tahu Nona. Hanya saja tadi orang suruhan Tuan Arjuna nampak panik sekali," jawab pelayan itu lagi yang juga nampak khawatir.Tak lagi banyak bertanya, Rara pun langsung pergi ke rumah Arjuna. Dengan perasaan yang tak menentu. "Semoga tak terjadi hal buruk pada Kak Juna." Rara hanya bisa berdoa dalam hati.Ketika sampai di depan rumah Arjuna, Rara disambut oleh seorang pelayan. Dengan segera wanita cantik itu pun bertanya, "Apa saya bisa menemui Kak Juna?" Kecemasan tergambar jelas disana.Ternyata pelayan yang ditemui oleh Rara itu adalah orang suruhan Handi. "Nona Rara tolong menunggu seben
Clara langsung menjawab cepat, "Mengingat saya dan Arjuna bekerja, tentunya memiliki pengasuh akan lebih baik untuk menjamin perawatan anak kami nanti.”Handi mengangkat satu alis. “Bekerja? Kamu masih ingin menjadi artis setelah menikah?”Yasmin menautkan alis, Clara dulu bilang padanya akan berhenti, lalu apa maksudnya ini?Dengan senyum manis, Clara menjawab, “Dengan kemampuan dan reputasiku, bekerja tidak berarti harus menjadi artis, Kek. Yang penting adalah aku bisa membantu meringankan Arjuna perihal menafkahi keluarga, ‘kan? Berbagi beban, itu penting.”Handi mengangguk-anggukkan kepala. Kemudian, dia berkata, “Setelah melahirkan, tubuhmu pasti akan mengalami perubahan. Apa yang akan kamu lakukan?” Sudut bibir Clara terangkat. “Tentu saja harus dikembalikan seperti semula! Itu prioritas utama!”Seketika, suasana berubah hening. Semua orang menghentikan gerakan mereka dan menatap ke arah Clara.Prioritas utama adalah … mengembalikan bentuk tubuh?Rara yang menyadari pandangan s
Rara bingung harus berkata seperti apa saat itu, jadi dia hanya diam saja. Karena dia bisa melihat tatapan mata yang tajam dari Yasmin dan juga Clara. Dia sudah mendukung Clara tadi, tetapi sepertinya malah makin membuat dua wanita itu tak suka padanya.'Enak saja aku dibandingkan sama Rara! Nggak level dong!' Clara kembali mengumpat dalam hati. 'Dia itu jauh dibawah aku. Nggak banget deh!'Clara memang sudah terbiasa merendahkan orang lain dan menyombongkan diri sendiri. Selalu merasa yang paling cantik dan sempurna dalam segala hal. Meski sebenarnya dalam hati dia sempat mengangumi kecantikan wanita lain, mulutnya tentu akan mengatakan hal yang berbeda.Clara juga tahu jika Rara berasal dari keluarga yang kaya raya. Hanya saja Rara tak suka dengan make up tebal dan lebih suka tampil sederhana, dan itu membuat Clara merasa makin menang.'Papa! Kenapa sih terus saja memojokkan Rara.' Yasmin pun mendengus dan malah merasa jengkel pada Rara.Yasmin akan berucap demi untuk membela Clara
Setelah Arjuna menceritakan apa yang terjadi antara dirinya, Rara, dan Clara di Restoran Sandy’s, para tetua langsung memasang wajah keruh.Rudi tampak semakin kecewa terhadap Clara, sedangkan Yasmin mulai kehilangan respect. Wanita itu tak menyangka gadis muda yang selalu bersikap manis dan sopan di hadapannya pun ternyata bisa melakukan hal yang tidak pantas seperti itu."Kalau bukan karena Rara, mungkin aku harus menanggung malu."Rudi sesaat melirik pada Clara dengan tatapan tidak suka. "Arjuna terlalu baik, masih begitu sabar untuk menghadapi orang yang hampir saja merusak reputasinya. Kalau aku, pasti sudah langsung kuusir dari sini!”Clara dan Yasmin terkejut dengan betapa kerasnya ucapan Rudi. Pria yang biasa tenang dan diam itu ternyata memiliki sisi yang menyeramkan!Handi yang tersenyum tipis pun langsung menimpali, "Itu benar. Aku juga tak akan memilih calon istri yang hanya cantik saja tapi tak punya sopan santun, takutnya nanti hanya akan menjadi istri yang pembangkang. J