Share

Episode 4

Bersyukur banget gue enggak nangis sambil tidur kemarin. Gue jadi bisa tampil cantik dan segar dengan penuh percaya diri. Harus dong. Gue harus berdiri tegak dan membuktikan ke cowok brengsek itu kalau gue baik-baik aja dan gak perlu ngemis cinta, atau minta balikan. Heran aja sama kebanyakan cewek.. kok mau ngemis cinta, sampai-sampai dia yang minta maaf dan berharap bisa balikan.. Takut gak laku kali yah?

*

*

"Good morning mommy~!" seru gue ketika sampai di ruang makan dan langsung memeluk Mama yang sedang meletakkan sarapan di atas meja.

"hmm morning" ucap Mama gue datar. Ceh ilehh gak ada romantis romantis nya nih emak-emak, padahal putri kecilnya antusias.

Dengan segera gue duduk di kursi dan melihat menu sarapan hari ini. Di meja udah tersedia nasi goreng dengan potongan dadu keju, roti bakar yang sangat renyah dan susu full cream hangat.

"Ma, nasi goreng nya aku bungkus aja deh. Makan di sekolah aja bareng temen. Kayla suka banget soalnya sama keju."

"Kamu gak suka?" tanya Mama sambil makan roti bakar.

"Suka, yah biar bareng makan bekalnya sama Kayla. kami waktu itu janjian bawa bekal hari ini, jadi biar bisa tukaran gitu"

"Oh Yaudah boleh. Bawa agak banyak aja yah, Mama kebanyakan soalnya bikin nasi gorengnya"

Padahal di balik rencana bawa bekal itu, gue ingin berangkat sekolah cepat. Jangan sampai gue dan Winanta berpapasan. Bahkan kalau bisa, harus gue duluan yang sampai sekolah. Jadi dengan begitu kan dia nya bakalan liat, kalau gue baik-baik aja.

Beberapa menit kemudian

"Oke Ma, aku berangkat ya!"

"kok cepat banget? Masih setengah tujuh. Pergi sekolah bareng Winanta ya?" tanya Mama, karena Winanta anak emas sekolah. Otomatis Mama mengira kalau Gue pergi cepat, itu karena perginya bareng si juara satu berturut-turut.

"Enggak kok ma, mumpung lagi rajin aja hehe"

Gue segera salam dan berangkat sekolah.

Untung deh rumah Winanta masih kelihatan tertutup pintunya. Motor dia juga belum dikeluarkan.

***********

Sambil menikmati perjalanan menuju sekolah dengan bus sekolah, gue mencharger handphone di stopkontak yang ada di bus. Baterai handphone gue sekarat karena semalaman dengerin musik.

"KAYLA!!" Teriak gue yang baru tiba di gerbang sekolah, ketika melihat Kayla yang duluan datang dan menuju gedung sekolah.

Kayla pun menoleh ke belakang, "Eh? Lo kok tumben datang cepat Van?" tanya Kayla ke gue yang sambil lari menuju dia.

"Gak apa-apa lagi pengen aja, biar kita bisa makan nasi goreng yang masih hangat" kami pun berjalan dengan gue yang sambil merangkul pundaknya.

"Lo bawa nasi goreng? Astaga.. gue lupa bawa bekal Van"

"ya Allah Kay! Yaudah deh gak masalah, makan ini aja kita. Mumpung banyak juga gue bawa nya. Yah kalau kurang beli makan di kantin"

"Omong-omong Winanta mana? Kok tumben lo datang gak bareng dia? Di tambah lo hari ini datang cepat. Gue kura bareng Winanta"

"Tadi masih tutup pintu rumahnya." Jawab gue, yang masih belum siap kasih tau ke Kayla kalau gue dan Winanta udah putus.

Kami pun langsung mampir ke kantin, tanpa menaruh tas di kelas.

"Ini, nasi goreng kesukaan lo. Nasi goreng keju" ucap gue sambil membuka bekal dan meletakkannya di meja kantin.

"Yee elo mah juga suka kan?" sindir Kayla

"Hehe iya dong! Gue kan pecinta keju. Malahan lebih suka keju dibanding cokelat haha"

"Oh iya Kay, Lo mau minum apa? Gue traktir minum pagi ini"

"Gue mau capuccino cincau"

"Oke bentar ya, gue pesan dulu." Gue langsung berdiri dan berjalan menuju kasir kantin.

"Lo gajian ya? atau dapat transferan dari sugar daddy?" Tanya Kayla begitu gue kembali duduk

"Ahaha apaan sih Kay? Sejak kapan gue punya sugar daddy?"

"Kemarin Mama gue dapat orderan banyak, jadi yah gue kebagian jatah. Lagian lo ngomong gitu seolah gue gak pernah traktir lo aja. Gue kan sering juga traktir elo sama si Ronaldo. Bahkan kita berdua sering ke kafe kalau senggang." Ucap gue yang seolah mengungkit kebaikan diri sendiri. Yah habisnya, siapa yang gak geram coba? Seolah gue gak pernah traktirin sahabat gue.

"Iya deh iyaa gue salah. Vanessa Fransiska kan super Effort ke sahabatnya dan paling Royal."

"Ini pesanan capuccino dan lemontea nya" ucap mbak kantin memotong pembicaraan kami.

Setelah nasi goreng kami habis, Kayla memesan camilan ringan untuk dimakan sambil menuju kelas. Namun kami duduk dulu sebentar, lalu saat kami berdiri dan mulai berjalan menuju kelas, kami berpapasan dengan Winanta dan Alvin yang baru datang ke kantin.

Gue berusaha untuk gak melihat Winanta samasekali. Kami berpapasan dengan jarak yang dekat. Winanta melihat gue dengan ekspresi yang kayak kaku gitu. Kayla yang heran melihat gue melewati Winanta gitu aja pun langsung bertanya,

"Van? Lo kenapa? Lo gak nampak Winanta tadi? pas di samping elo dia nya tadi"

Gue lanjut makan camilan.

"Woy Van, gue lagi ngomong!"

"Apa sih Kay? Gue lagi ngunyah juga. Ntar tersedak gimana?"

Sampai akhirnya kita berdua udah sampai kelas dan duduk di kursi, gue masih diam seribu bahasa dan malah main handphone.

Gue tau gara-gara gue Kayla jadi ngambek. Gue masih bingung harus jujur atau enggak. Takutnya kalau gue jujur, Winanta yang malah gak mau ngaku kalau kami udah putus. Soalnya dia paling bucin ke gue dulu, jadinya kan dia pasti malu kalau tau-tau dia yang mutusin gue karena selingkuh. Kalau memang dia gak ngaku, terus gue udah bilang ke Kayla kalau kami putus, jadinya gue terkesan jahat dong? Karena seolah putus sepihak.

Gue hanya menggeser geser layar handphone, sedangkan pikiran gue masih memikirkan gue harus lakuin apa.

"...Emm... Kayla"

Kayla menoleh sedikit ke arah gue dan kelihatan kalo dia emang marah bahkan dari tadi diemin gue.

"......" Gue malah membisu

"Apaan Van?!!" kesal Kayla karena gue gak buka mulut.

"Kay, sebenernya.. gue dan Winanta. Gue dan Winanta sebenernya udah putus" ucap gue yang akhirnya memilih jujur dan dengan cara bicara yang terbata-bata.

Kayla Monica membelalak, "Hah?!" Satu kalimat yang keluar dari mulut Kayla, yang udah bisa gue tebak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status