"Setelah aku pulih sepenuhnya dari lukaku, aku segera mencari tahu identitas wanita yang telah menolongku malam itu, wanita yang dengan berani telah mempertaruhkan nyawanya sendiri demi menyelamatkan seorang pemabuk yang tidak berguna sepertiku." "Dari rekaman CCTV aku mengetahui caramu menyelamatkanku, disaat pria lain yang melihatku dengan tatapan tidak peduli. Hanya kamu saja yang terlihat peduli padaku. Kamu membuat hatiku terenyuh, dan aku telah sangat berhutang nyawa padamu, Belle. Aku langsung jatuh cinta padamu saat itu juga." Mungkin di dalam kisah yang lain peristiwa itu dapat mengeratkan hubungan di antara mereka, tapi tidak berlaku untuk Belinda. Sebenarnya apa yang kurang dari Henry hinga sulit bagi Belinda untuk jatuh cinta pada pria itu, untuk memberikan kesempatan pada pria itu. Apalah daya jika hatinya masih saja terus bersikeras lebih memilih Victorino, pria yang telah menorehkan luka yang mendalam padanya. Seperti memakan sambal yang rasa pedasnya dapat membuat p
“Sekarang jawab yang jujur, Cecil. Apa kamu rela meninggalkan Madrid murni karena ingin ikut dengan aku, atau karena Rino yang memintamu?” tanya Belinda setelah nyaris seharian ini ia mengacuhkan Cecil. Bahkan saat Cecil mengajaknya bicara pun Belinda cenderung diam, dan sangat enggan untuk menanggapinya. Sejak ingatannya kembali, tidak ada satu pun yang bisa ia percayai lagi sekarang, termasuk juga cecil. Dan apalagi Cecil, mengingat wanita itu telah bekerja dengan Victorino jauh sebelum Belinda datang ke Palazzo itu. Bahkan keluarga Cecil telah turun temurun bekerja dengan sangat loyal pada keluarga Duques de Neville itu. Jadi tidak menutup kemungkinan kalau keberadaan Cecil di dekatnya adalah sebagai mata-mata Victorino. Ya, Belinda yakin betul itu. Victorino pasti yang meminta cecil untuk ikut dengannya ke London. Semua karena Cecil akan menjadi mata dan telinga untuk pria itu. belinda mencoba mengingat-ingat lagi, apa yang pernah ia bahas dengan Cecil sebelumnya. Adakah sesuat
"Berkali-kali Don Victorino menegaskan kalau tidak ada gunanya lagi ia hidup. Karena satu-satunya wanita yang telah ia cintai telah meninggalkannya, bersama dengan Felipe yang ikut anda juga ke London. Dan lebih dari satu kali kalau Don Victorino berharap ia benar-benar terinfeksi virus mematikan itu, agar ia lebih dulu mati sebelum membalaskan dendamnya pada anda, Lady Belle. Don Victorino sangat menyesali perbuatan buruknya itu pada anda." Wanita yang paling ia cintai? Jadi Victorino telah mencintainya? Victorino telah jatuh cinta padanya? Benarkah itu semua? Pertanyaan demi pertanyaan seperti itu terus saja mengulang di dalam benak Belinda selama Cecil menjelaskannya. Namun saat mendengar Victorino berharap ia telah lebih dulu mati sebelum berhasil membalaskan dendamnya pada Belinda, telah membuat entah kenapa hati Belinda terasa sakit. Dadanya terasa sesak. Kalau Victorino mati lebih dulu, yang ada Belinda yang akan merasa bersalah pada pria itu, karena ia tidak berani mengataka
"Jadi, apa penyebab kebakaran itu? Dan kenapa bisa banyak jatuh korban yang kebanyakan dari mereka adalah para pelayan Palazzo itu. Setahu saya, banyak pengawal dan juga knight di sana, apa tidak ada satu pun dari mereka yang membantu para pelayan itu?" "Don Victorino sendirilah yang membakarnya, Lady Belle. Tujuannya untuk melenyapkan semua pelayan yang pernah menyakiti anda dan juga Tuan Muda Felipe." Dan sekali lagi, dada Belinda terasa sesak saat mendengar jawaban Cecil itu. Semua karenanya? Benarkah itu semua? "Kenapa?" tanyanya dengan lirih. "Menurut penjelasan Erasmo. Setelah kepergian anda, Don Victorino seperti tidak memiliki tujuan hidup lagi hingga memiliki ide gila seperti itu untuk melenyapkan semua pelayan yang terlibat dalam kejahatannya pada anda. Lady Belle. Dan ya, semua korban di dalam kebakaran itu adalah orang-orang yang pernah menyakiti anda." "Don Victorino membalasnya untuk anda dengan mengorbankan Palazzonya itu. Bukan berarti Don Victorino masih mengingin
"Kamu tahu tidak pernah ada pertunangan di antara aku dengan henry. Tapi kamu sama denganyang lainnya yang lebih memilih diam daripada memberitahukan kebenarannya padaku. Kenapa? Kenapa kalian semua membohongiku? Siapa yang bisa aku percaya sekarang?" Masih tetap meremas telapak tangan Belinda, Cecil kembali berlutut di depan Ladynya itu, "Aku hanyalah seorang pelayan, Lady Belle, Aku tidak berani mengatakannya pada anda tanpa mendapatkan konsekuensi akan dipecat setelahnya. Saya ada di sini untuk menjaga anda, untuk selalu setia pada anda." "Oh ya? Tapi setahu aku keluargamu adalah salah satu pelayan setia keluarga Rino secara turun-temurun." "Ya itu benar. Tapi saat ini aku menempatkan kesetiaanku pada anda, Lady Belle. Sumpah Demi Tuhan, aku akan selalu setia pada anda," tegas Cecil. "Tapi kamu kan bisa tetap mengatakannya, toh aku juga tidak akan membocorkan siapa yang telah memberitahukan kebenarannya padaku." "Kalau anda menyadarinya, Lady Belle. Lebih dari satu kali saya
Victorino terus mendengar percakapan Belinda dan Cecil dengan seksama. Ia tidak dapat melihat suasana di kamar Belinda karena kamera depan ponsel itu hanya mengarah ke langit-langit kamar sementara kamera belakangnya gelap, yang menandakan Belinda meletakkan ponselnya itu di atas meja kamarnya. Selama mendengarkan percakapan itu, emosi Victorino terus selalu berubah-ubah, kadang haru, sedih namun lebih banyak gemasnya. Ya, gemas pada Belinda yang tetap memilih untuk tetap menikah dengan Henry, meski wanita itu telah mengetahui kalau Victorino telah jatuh cinta padanya, juga mengetahui betapa terpuruk dan menyesalnya Victorino akibat dari dendamnya itu. "Aku tetap akan menikah dengan Henry ... " Terdengar desahan lirih Belinda seolah ia telah terpaksa menerima keputusan itu. Seolah ia tidak memiliki jalan lain lagi selain mengikuti keinginan Duke William padanya. "Kenapa wanita itu keras kepala sekali sih, Er! Sudah jelas dia tidak mencintai Henry, tapi kenapa tetap bersikeras ingi
"Don Victorino lihat ini!" seruan Erasmo membuat Victorino kembali teralih pada tablet yang sudah berada di tangan asisten pribadinya itu. Yang entah sejak kapan ponsel Belinda berada di tangan Cecil, hingga kamera belakang ponsel itu mengarah pada Belinda yang sedang menghapus air matanya dan menenangkan dirinya itu. Sepertinya Cecil meletakkan ponsel Belinda di kantong atas seragamnya dengan kamera yang mengarah ke depannya. Belinda terduduk di lantai, dengan air mata yang terus mengalir ke pipinya. Sementara punggungnya bergetar karena isakannya. Wanita itu begitu sedih, begitu terpukul atas kepergian papánya hanya karena ambisi seseorang. Jemari Victorino membuat gerakan menghapus air mata Belinda di layar tabletnya, seolah tengah mengusap pipi wanita yang paling ia cintai itu, yang sangat ingin ia lakukan saat ini. Kalau Victorino dapat membangkitkan kembali orang yang sudah mati hanya demi bisa menghukumnya lagi dan lagi, ia akan melakukannya pada Lorenzo, karena telah menyeb
Victorino melihat Belinda yang menjauhkan diri dari Felipe sejauh jangkauan tangannya agar dapat melihat putranya itu, "Kata siapa mereka menjauhkanmu hanya karena masalah itu? Apa salah satu dari mereka yang mengatakannya?" tanyanya. "Tidak ada satupun dari mereka yang mengatakannya langsung padaku. Tapi ... Ada salah satu teman wanitaku yang mengatakannya padaku, kalau mereka takut berbuat salah padaku, karena GG terkenal menyeramkan di negara ini, Má." "Ah, jadi karena itu? Kamu tahu sendiri kan GG hanya terlihat tegas saja, namun hatinya baik, ya kan?" Felipe terdiam. Seolah tidak setuju dengan apa yang Belinda ucapkan itu. Hingga kahirnya Belinda kembali berbicara, "Kamu tidak menyukai GG?" "Terlalu banyak aturan di tempat ini, Má. Aku seperti tinggal di zaman Victoria saja," keluh Felipe. Anak seusia Felipe sudah dapat membandingkan zaman modern seperti sekarang ini dengan zaman Victoria, mungkin karena putranya itu telah banyak membaca buku hingga pemikirannya menjadi jau