Aksa masuk ke dalam ruangan dan memandangi Elvia yang sedang berkutat dengan kertas-kertas tetapi pemandangan ini lebih baik dibandingkan Elvia harus bersedih seperti tadi. “Kau akan cepat tua jika dahimu mengerut seperti itu”. Elvia pun terlonjak karena kaget mendengar suara Aksa. “Apakah kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?”. Aksa mendengus dan melangkah ke arah Elvia. “Aku sudah mengetuknya berulang tadi tapi kau sangat sibuk dengan pekerjaan mu”. Kata Aksa.
Elvia menghiraukan perkataan Aksa dan kembali menyibukkan dirinya dengan berkas-berkas yang ada di atas meja. Aksa melangkah dengan cepat dan mengambil kertas-kertas yang ada di tangan Elvia dan membuat Elvia kebingungan. “Apa yang kau lakukan?”. Kata Elvia bingung. “Apakah kau tidak ingin pulang? Ini sudah pukul sepuluh malam”. Mata Elvia membulat dan memandang jam yang sudah menunjukkan angka sepuluh.
“Aku tidak tahu kalau sudah pukul sepuluh malam”. Kata Elvia bergumam dan hanya pasrah saja ketika Aksa menarik tangannya. “Aku tahu kalau kau ingin bekerja keras tetapi kau juga harus memperhatikan waktu istirahat mu”. Kata Aksa dengan nada yang bosan karena Aksa selalu mengingatkan Elvia untuk menjaga pola istirahatnya tetapi Elvia selalu melupakan hal tersebut.
“Kau terlihat seperti Ayah yang sedang memarahi anak gadisnya”. Elvia tertawa lucu ketika melihat Aksa yang mendengus setelah mendengar perkataanya. “Aku hanya tidak ingin kamu sakit oke?”. Aksa kemudian membukakan pintu untuk Elvia dan Elvia selalu suka ketika Aksa memperhatikannya dalam hal-hal kecil seperti ini.
Seorang bodyguard mengetuk pintu mobil Elvia sehingga membuat sopir Elvia mengurungkan niatnya untuk melajukan mobilnya. “Permisi Nona ini ada titipan bunga untuk mu”. Elvia mengerutkan dahinya karena Elvia tidak merasa memesan bunga tersebut. Elvia mengambil surat yang terselip dalam bunga tersebut yang bertuliskan permintaan maaf.
Elvia bisa langsung menebak siapa yang telah mengirimkannya bunga dan merampas bunga tersebut. “Aku tidak ingin kau terkontaminasi kuman dari bajingan itu”. Elvia tertawa kecil mendengar penuturan Aksa. Aksa pun keluar dari mobilnya dan mengembalikannya pada bodyguard yang tadi memberikan bunga.
“Jangan pernah menerima bunga apapun lagi untuk Nona karena kita tidak tahu apakah orang itu mempunyai niat baik atau buruk”. Kata Aksa dengan tegas dan bodyguard tersebut meganggukkan kepalanya dan membawa bunga itu pergi.
Kendrick yang sedari tadi menatap dari kejauhan pun mencengkram kedua tangannya di stir mobilnya. Kendrick mengambil handphonenya dan menelpon seseorang. “Cari tahu tentang pria yang bersama dengan wanita ku sekarang!”. Kendrick melempar handphonenya begitu saja untuk melampiaskan emosinya. Kendrick kembali melajukan mobilnya untuk membuntuti mobil Elvia. Kendrick melihat bagaimana Aksa memperlakukan Elvia dengan lembut ketika mereka melangkah bersama untuk masuk ke mansion. “Apakah mereka tinggal bersama?”. Emosi Kendrick kembali memuncak memikirkan hal tersebut dan memilih untuk pergi dari sana sebelum otaknya memerintahkannya untuk masuk ke dalam mansion Elvia.
Elvia akhirnya sampai di mansion orang tuanya dan disinilah Elvia bertumbuh bersama dengan orang tuanya. Elvia turun dari mobil setelah pintu mobilnya di buka oleh seorang bodyguard dan Elvia memandang mansion milik orang tuanya dengan tatapan sendu tetapi para maid dan bodyguard di mansion itu tidak dapat melihat tatapan sendu milik Elvia karena Elvia memakai kaca mata hitam. “ Aku sangat merindukan rumah ini”. Kata Elvia dalam hati.
Elvia masuk ke dalam mansionnya dan disambut oleh beberapa maid yang berdiri di depan pintu. Para maid pun membungkukkan badannya dan Elvia menyapa mereka dengan ramah. “Istirahatlah aku tahu pasti kau lelah”. Kata Aksa sambil mengusap kepala Elvia. “Kau bisa menelpon ku jika kau butuh bantuan”. Kata Aksa.
Elvia yang mendengar perkataan Aksa pun menganggukan kepalanya. “Aku pasti akan menelpon mu setiap detik”. Kata Elvia bergurau dan membuatnya tertawa. “Aku pamit”. Elvia menatap punggung Aksa yang mulai menjauh. Elvia sangat beruntung memiliki Aksa yang selalu menemaninya dalam suka maupun duka.
Elvia masuk ke kamarnya dan melihat bahwa kamarnya bersih dan rapi bahkan tata letak barangnya tidak berubah. Elvia memutuskan untuk mandi karena tubuhnya sangat lengket, setelah beberapa saat Elvia keluar dari kamar dengan keadaan yang jauh lebih segar dan setelah itu Elvia duduk didepan meja riasnya dan memakai rangkaian skincare miliknya.
Bunyi handphonenya membuat Elvia dengan cepat mengambil handphonenya karena pasti putri kesayangannya yang menelpon dirinya dan tebakan Elvia tidak pernah meleset. “Haii mommy”. Kata Oleena Ruby Bellamy Sylvester dengan semangat sambil melambaikan tangannya di depan kamera. “Haii cantik”. Elvia sangat merindukan putri kesayangannya itu apalagi mereka jarang berjauhan dan Elvia tidak pernah meninggalkan Ruby sendirian.
Oleena Ruby Bellamy Sylvester adalah anak dari Elvia dan Kendrick dan Ruby memilik wajah yang sangat mirip dengan Kendrick dan Ruby hanya mewarisi warna arambut cokelat dari Elvia. Ruby mempunyai warna mata biru laut seperti Kendrick bahkan dan Ruby memiliki bibir yang berwarna pink alami dan bentuknya pun juga sangat mirip dengan Kendrick.
“Aku sangat merindukan mu Mommy”. Mata Ruby mulai berkaca-kaca dan Elvia merasa sedih karena melihat Ruby yang mulai menangis tetapi Elvia tidak ingin Ruby menginjakkan kakinya di kota ini dan bertemu dengan Kendrick. Ruby cemberut karena melihat Elvia hanya melamun smabil menatap dirinya. “ Kapan Mommy akan pulang, mansion ini terasa sepi tanpa dirimu?”. Kata Ruby dan Elvia tersentak dari lamunannya.
“Mommy juga merindukan mu dan mommy akan berusaha untuk pulang secepatnya oke?”. Ruby semakin cemberut mendengar perkataan Elvia dan Elvia sungguh amat merasa gemas dengan Ruby. Andaikan Ruby ada bersama dengannya saat ini pasti Elvia sudah menggigit pipi gembul anaknya itu. “Kenapa mommy tidak mengijinkan aku untuk ikut?”. Elvia menghela napasnya karena Ruby berulang kali menanyaka hal ini kepadanya. “Mommy hanya takut kau kelelahan sweetheart”. Ruby mendengus mendengar perkataan Elvia yang tidak masuk akal. “Mommy berbohong padaku”. Kata Ruby merajuk dan mulai menangis dan Elvia selalu lemah ketika anaknya mulai menangis.
“Heii jangan menangis mommy mohon”. Bahkan mata Elvia mulai berkaca-kaca. “Aku hanya ingin bersama mommy, apakah keinginan ku yang ini tidak bisa Mommy kabulkan?”. Elvia menghela napasnya. “Oke baiklah besok Mommy akan menyuruh uncle Aksa untuk menjemput mu dan berhentilah menangis Mommy tidak tega melihat mu menangis”. Ruby yang mendengar perkataan Elvia pun menghentikan tangisnya dan menatap Elvia dengan pandangan berbinar. “Semoga keputusan ku kali ini adalah keputusan yang terbaik”. Kata Elvia sambil memandangi Ruby yang sedang bercerita tentang kegiatannya.
Elvia dan Ruby menghabiskan waktu telepon mereka dua jam lebih dengan Elvia yang terus mendengar cerita Ruby tentang peliharaannya yang sakit dan harus di bawa ke dokter. Setelah telepon terputus Elvia pun menelpon Aksa. “Apakah kau merindukan ku? Kita bahkan baru berpisah sejam yang lalu”. Kata Aksa dengan kepercayaan diri yang tinggi. “Kau sangat percaya diri sekali Mr.Rezvan”. Aksa tertawa mendengar perkataan sarkas dari Elvia.
“Aku ingin meminta tolong padamu untuk menjemput Ruby karena Ruby ingin sekali datang ke New York”. Elvia memandang ponselnya karena tidak mendapat tanggapan dari Aksa. “Heii apakah kau mendengar ku?”. Kata Elvia dengan nada yang tinggi. “Apkah kau yakin dengan keputusan mu?”. Elvia terdiam mendengar perkataan Aksa.
Aksa mendengar kalau Elvia sedang menghembuskan napasnya. “Aku tidak mempunyai pilihan lain karena tadI Ruby menangis dan aku tidak tega membiarkannya menangis”. Suara Elvia pun tercekat. “Aku juga tidak bisa membiarkan pengasuh Ruby mengurus Ruby terus menerus karena pasti Ruby juga membutuhkan ku”. Aksa menganggukkan kepalanya sekalipun Elvia tidak melihatnya.
“Baiklah kalau itu kemauan mu aku akan menjemput Ruby dan membawanya dengan selamat”. Aksa mencoba mencairkan suasana karena tidak ingin Elvia larut dalam kesedihannya. “terima kasih Aksa”. Setelahnya Elvia mematikan teleponnya dan berkata bahwa dia ingin istirahat apalagi hari ini banyak kejadian yang membuat fisik dan batinnya lelah.
Elvia melangkah kearah tempat tidurnya dan membaringkan diri sambil memandangi langit-langit kamarnya. “Bagaimana bisa aku melupakan mu kalau setiap kali aku memandang wajah Ruby yang sangat mirip denganmu”. Elvia menekan dadanya yang terasa sesak seperti terhimpt batu yang besar.
“Apakah kau akan menerima Ruby sebagai anak mu ketika kalian bertemu nanti?”. Elvia langsung menggelengkan kepalanya. “Aku akan berusaha untuk tidak mempertemukan mu dengan Ruby”. Elvia hanya ingin egois dan tidak ingin membagi Ruby dengan Kendrick dan bukan hanya itu saja Elvia takutnya Kendrick tidak mengakui Ruby sebagai anaknya atau bisa saja Kendrick mengambil Ruby darinya dan Elvia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Elvia tidak tahu bahwa keputusannya hari ini untuk membawa Ruby kembali ke Kota New York akan mendapat dampak yang besar dalam kehidupannya nanti.
Kendrick bangun dengan kepala yang terasa pening karena semalam Kendrick menghabiskan waktunya untuk meminum alkohol di salah satu club miliknya untuk melampiaskan kemarahannya karena kedekatan Aksa dan Elvia. Kendrick memijit kepalanya yang sangat sakit dan Kendrick melihat kalau jam sudah menujukkan pukul setengah delapan pagi. Kendrick bergegas untuk bersiap ke kantor karena ada meeting penting hari ini bersama beberapa kolega bisnisnya terkait dengan pembangunan hotel di Labuan Bajo dan artinya hari ini Kendrick akan bertemu dengan Elvia. Kendrick melebarkan senyumannya dan merasa lebih semangat hari ini. “Selamat pagi tuan, kau terlihat lebih bersemangat hari ini”. Kata Noah Matthew Benedict yang merupakan sekertaris dari Kendrick dan Noah juga merupakan teman dekat dari Kendrick dari jaman mereka masih kuliah. “Apakah jadwal ku hari ini padat?”. Kata Kendrick sambil memakai jasnya yang berwarna hitam. Noah pun membuka tabletnya dan melihat jadwal Kendrick dan membacakan keselur
Elvia berulang kali menghapus air mata yang jatuh tetapi tetap saja air matanya terus mengalir membasahi pipinya. “Kenapa air mata ini terus mengalir sih?”. Kata Elvia sambil seunggukan. Elvia sedang duduk di ruang kerjanya dan terus menangis ketika kembali dari perusahaan milik Kendrick. Elvia berulang kali menghembuskan napasnya untuk menetralkan rasa sesak didadanya. Elvia hanya tidak suka cara Kendrick yang memperlakukannya dengan kasar dan tindakan Kendrick yang seperti pria yang cemburu pada wanitanya padahal hubungan mereka telah kandas sejak empat tahun yang lalu. Elvia akhrinya masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang terlihat berantakan saat menangis. Elvia mencoba fokus pada berkas-berkas yang harus diperiksanya tetapi pandangannya jatuh kepada undangan yang ada dimejanya. “Apa ini?”. Ternyata undangan itu dari salah satu kolega bisnisnya dan acara yang diadakan besok malam. “Huft aku sungguh malas mengikuti acara seperti ini tetapi aku tidak mempunyai pili
Elvia sangat bersemagat untuk pergi ke bandara untuk menjemput Ruby anak kesayangannya walaupun tadi Elvia sempat merasa jengkel dengan respon Kendrick. "Mommy!!!". Senyum Elvia mengembang mendengar teriakan anak kesayangannya itu. Ruby melompat ke dalam pelukan Elvia sehingga badan Elvia sedikit terhuyung ke belakang. "Mommy sungguh merindukan mu gadis kecil". Elvia mengecup seluruh permukaan Ruby sehingga Ruby merasa sangat geli. "Mommy stop gelii". Ruby mencoba mendorong wajah Elvia dengan tangan mungilnya. "Dunia terasa milik berdua yah". Elvia tertawa mendengar perkataan Aksa dan maju memeluk tubuh Aksa. "Terima kasih sudah mau menjemput anak nakal ini". Ruby yang mendengar perkataan Elvia pun cemberut. "Aku tidak nakal mommy". Ruby mengerucutkan bibirnya ke depan. "Mommy cuman bercanda saja sayang". Mereka pun melangkah ke arah parkiran mobil dan Elvia mendudukan Ruby di car seat dan Aksa yang mengemudikan mobil. Di dalam mobil Elvia dan Ruby bercerita banyak hal dan sesekal
Elvia melangkah ke kamar Ruby dan melihat Ruby yang masih tidur pulas. Elvia membuka gorden sehingga cahaya matahari mulai masuk ke dalam kamar Ruby. "ayok bangun sweetheart, Mommy tidak ingin kau melewatkan jam sarapan mu". Ruby membelakangi Elvia sehingga Elvia menggelengkan kepalanya melihat putrinya. Ruby menutup seluruh tubuhnya dengan kain dan merengek kepada Elvia. "Mommy biarkan aku tidur lima menit lagi". Elvia sebenarnya tidak tega tetapi Elvia tidak ingin Ruby sakit nantinya. "Ayok bangun sekarang atau mommy potong jam nonton mu". Ruby langsung menyibakkan selimutnya dan menatap Elvia dengan pandangan berkaca-kaca. Ruby merentangkan tangannya sehingga Elvia menggendong Ruby dan membawanya ke kamar mandi. Elvia memandikan Ruby yang masih terlihat mengantuk sehingga membuat Elvia gemas sekali dengan tingkah Ruby. "Nah anak Mommy sudah cantik". Elvia mengepang rambut Ruby yang panjang sehingga membuat Ruby kelihatan manis hari ini. "Mommy aku mau di gendong lagi". Elvia
Kendrick baru selesai melakukan ritual mandinya dan Kendrick terlihat hot sekali dengan tetesan air yang turun dari rambutnya dan dada bidangnya yang mengkilat karena air. Kendrick hanya memakai celana pendek dan keluar dari kamarnya. “Apakah kau tidak punya uang sehingga setiap malam kau datang makan di rumah ku?”. Kata Kendrick sambil melihat Noah yang sedang makan dengan lahap bahkan Noah tidak menunggu Kendrick. “Aku malas makan sendirian dan lagipula kau tidak akan miskin karena telah memberi ku makan tiap hari”. Kata Noah dengan acuh tak acuh. Mereka berdua makan dalam keheningan karena Kendrick juga sedang malas berbicara. “Aku sudah mencari tahu tentang Ruby”. Kendrick menghentikan suapannya dan memandang penuh ke arah Noah. “Dia ternyata adalah anak Elvia dan aku sangat susah mendapatkan informasi tentang Ruby”. Jantung Kendrick berdetak dengan cepat. Noah memberikan tabletnya dan memberikannya pada Kendrick. “Dia berumur empat tahun”. Kendrick yakin sekali bahwa Ruby adal
Elvia melihat penampilannya di depan cermin yang menampilkan tubuhnya yang dibalut dress yang menjuntai sampai ke lantai dengan mode sabrina, terdapat juga potongan kain yang menunjukkan kaki jenjangnya ketika dia berjalan dan dressnya menunjukkan lekuk tubuhnya yang sempurna. “You look beautiful”. Elvia memuji dirinya sendiri ketika melihat penampilannya yang memukau. “Mommy terlihat sangat cantik”. Ruby tidak berhenti menatap Elvia yang terlihat cantik. “Ohh sayang ku kau membuat mommy tersipu”. Elvia mengecup pipi gembul anaknya.Setelah menemani Ruby minum susu Elvia berpamitan kepada Ruby dan meminta Ruby untuk tidur terlebih dahulu dan tidak usah menunggunya pulang. Elvia dan Aksa menjadi pusat perhatian ketika mereka masuk ke dalam ballroom hotel apalagi Elvia sekaraang menjadi perbincangan hangat karena selama ini mereka penasaran dengan sosok penerus keluarga Jhonson. Mereka terpukau melihat aura kencantikan yang menguar dari tubuh Elvia dan Elvia melangkah ke arah Mr. Pat
Kendrick dan Elvia sudah sampai di salah satu gedung apartment milik Kendrick. Kendrick menggendong Elvia untuk keluar dari dalam helikopter. “Badanmu terasa hangat”. Kendrick bisa merasakan suhu tubuh Elvia yang hangat. Kendrick mempercepat langkahnya dan menghiraukan para bodyguard yang menundukkan kepala mereka. “Perintahkan salah satu dokter kemari”. Kata Kendrick kepada bodyguard yang bersamanya di dalam lift. “Baik tuan”. Setelah sampai di kamar Kendrick meletakkan tubuh Elvia dengan hati-hati. Kendrick melangkah ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Setelah mandi dan berganti pakaian Kendrick meletakkan punggung tangannya ke dahi Elvia. “Ck! Kenapa dokter itu sangat lama?!”. Bertepatan dengan itu dokter masuk ke dalam kamar Kendrick. “Permisif tuan saya akan memeriksanya”. Kata dokter itu dengan sopan tetapi Kendrick menepis tangan dokter tersebut. “Apakah di Manhattan kehabisan dokter wanita?”. Kata Kendrick dengan tajam. “Maafkan saya tuan”.
Elvia hanya menatap pandangan di depannya dengan datar dan tanpa mereka sadari Elvia memencet tombol lift. Bahkan Kendrick masih terpaku dengan pelukan dari Natassia karena setahu Kendrick Natassia tidak akan kembali dalam waktu dekat. Bunyi lift membuat Kendrick terpaku akan keterkejutannya dan berarti menyusuk Elvia yang sudah berada didalam lift tetapi Kendrick terlambat karena pintu lift sudah tertutup. “Shit”. Kata Kendrick dengan geram dan mengambil handphone didakinya. “Tutup akses jalan keluar dari gedung ini sekarang”. Kata Kendrick dengan nada dingin. “Kau kenapa marah sayang?”. Kata Natassia sambil mengelus lengan Kendrick tetapi Kendrick menghempaskan tangan Natassia. “Menjauhlah dari ku”. Kata Kendrick dengan nada tajam dan Natassia bisa merasakan aura suram dari Kendrick tetapi Natassia terus melangkah ke arah Kendrick. “Apakah kau tidak merindukan ku?”. Kendrick menggeram marah melihat Natassia yang masih menempeli tubuhnya. “Menjauhlah dari ku sebelum aku mematahka