Share

Masih Koma

🏵️🏵️🏵️

“Saraaah! Ampuni aku, Sayang. Aku nggak mau kehilanganmu. Aku ingin kita sama-sama menjaga dan membesarkan anak kita.” Wisnu menggenggam tangan Sarah lalu menciumnya.

“Andaikan waktu dapat diputar kembali, aku nggak akan pernah mengabaikanmu. Bangunlah, Bidadariku. Mari kita memulainya dari awal.” Air mata Wisnu kini menganak sungai dan sulit untuk dibendung.

“Kamu harus bangun! Aku tahu kalau kamu sangat kuat. Kamu harus mendengarkan pengakuan cintaku padamu, Sayang.”

“Siapa yang memberikanmu hak untuk tidak membalas ucapanku? Bangun, Sayang. Aku mohon.” Wisnu menggoyang-goyang lengan sang istri.

“Kalau kamu nggak bangun, aku akan marah!” Dia bersikap seolah-olah sedang memarahi Sarah.

“Aku akan membentakmu dan mengatakan kalau kamu telah berhasil memasuki relung hatiku.”

“Lihatlah, Bidadariku. Ada namamu terpatri di hati ini sekarang. Kamu bukan lagi pelarian semata untukku, tapi kamu adalah hidupku.” Wisnu memukul-mukul dadanya.

“Kamu hebat karena telah berhasil me
Nova Irene Saputra

Apa jawaban Wisnu kala itu kepada Kevin—sahabatnya?

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status