"Halo?" sapa seorang pria di seberang telepon.
"Cepat cari informasi dan identitas wanita yang tidur denganku semalam di kamar hotel. Temukan wanita itu dimanapun ia berada. Cari di setiap sudut jalan dan periksa setiap CCTV yang terpasang. Kau harus bisa mendapatkan identitasnya kalau tidak gajimu bulan ini kupotong separuh!"Tanpa menunggu balasan dari asistennya, pria arogan itu segera mematikan sambungan teleponnya.Selaput mata Louise terpaku pada layar monitor yang menampilkan grafik-grafik dan angka-angka yang belum sepenuhnya dipahaminya."Perusahaan palm oil milik Ayah Anda seakan sudah tak ada harganya lagi. Perhatikan, nilai sahamnya sudah sangat anjlok, Nona." ucap Luther, asisten pribadi Ayah Louise."Kenapa itu bisa terjadi?""Seseorang telah dengan sengaja merekayasa nilai sahamnya, membuatnya tidak lagi likuid. Terjadi penyelewengan di intern perusahaan dan terancam berubah kepemilikan karena banyaknya transFreya turun dari ranjang rumah sakit lalu berpindah ke kursi roda dengan bantuan Hanna. "Aku sadar ia takkan pernah menjengukku.""Kau juga tak perlu lagi mengharapkan pria seperti Jarvis. Ia takkan pernah peduli padamu lagi."Freya tiba-tiba terperanjat. Di ambang pintu kemunculan seorang pria gagah yang sudah tak asing baginya."Freya." ucap si pria sambil merendahkan kepalanya."Ka-Kau datang untuk menjengukku?"Terdengar suara deheman yang memecah kesunyian."Ya, aku bersedia." "Tandatangani surat perjanjian itu.""Tentu… dan Anda akan langsung melakukan seperti yang Anda janjikan 'kan?""Secepatnya setelah kau menandatanganinya tapi jika kau melanggarnya, akan ada konsekuensi dan hukumannya.""Apa itu?""Membayar dua puluh kali lipat dari biaya yang akan kukeluarkan dan hukuman yang pasti tak terbayangkan di pikiranmu."Louise menorehkan tanda tangan di dokume
Terbangun dari tidur lelapnya, Maverick merasakan mual di perutnya dan pening yang teramat sangat di kepalanya. Semalam Maverick memang minum alkohol tapi itupun tak banyak hanya beberapa sloki kecil, ya hanya sekedar untuk menemaninya semalam. Meskipun ia minum alkohol lebih banyak dari semalam pun, ia tak pernah merasakan mual seperti saat ini. Tak tahan akan rasa mual yang semakin memuncak, Maverick segera menuju wastafel dan memuntahkan isi perutnya berkali-kali. "Sial!" Usai berkumur, ia merasakan mualnya mulai agak berkurang. Maverick melangkah kembali menuju ranjangnya dan duduk dengan lesu. Ia merasakan tubuhnya menjadi lemah akibat memuntahkan semua isi perutnya. Haruskah aku akan mati sekarang? benaknya.Maverick mengalami dilema, di satu sisi ia masih merasa agak mual tapi disisi lain, ia kelaparan dan butuh mengisi perutnya untuk membuat tubuhnya tak lemas lagi. Akhirnya, ia memutuskan untuk memanggil Kendrick dan memintanya untuk m
Maverick tak lagi dapat menahan hasratnya untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Ia hanya ingin mengisi perutnya dengan makanan yang super pedas detik ini juga. Ia pun segera menyampaikan hasratnya pada Kendrick agar memenuhinya. Kendrick dibuat semakin khawatir dengan permintaan Tuannya itu. "Ada apa sebenarnya dengan Tuan? kemarin tak biasanya minta yang masam-masam padahal sebelumnya Tuan sangat menghindarinya. Sekarang makanan yang super pedas padahal sebelum ini Tuan cenderung tidak terlalu suka segala jenis makanan yang pedas-pedas."Kenapa memangnya, Rick? Apa urusanmu?""Maaf, kurasa sebaiknya Tuan memeriksakan diri ke dokter pribadi Tuan, aku khawatir Tuan kena sindrom penyakit tertentu.""Apa katamu, aku kena sindrom?! Seenaknya saja ya mulutmu itu kalau menyumpahi aku. Kau pikir aku ini penyakitan?""Maaf, Tuan bukan begitu, kan tidak ada salahnya juga memeriksakan kesehatan diri.""Ah, sudahlah banyak bacot k
Sinar terik matahari telah perlahan meredup demi menyambut langit senja yang siap menjadi pengiring beberapa mobil mewah yang melaju mulus di tengah jalanan kota Seoul. Di kabin belakang salah satu mobil dengan interior mewah tengah duduk Maverick tanpa ada seberkas senyum yang ia tawarkan di wajahnya hanya ada dagu terangkat dan cara pandang yang selalu dingin khas Maverick sembari menatap foto Louise."Sungguh tak bisa diduga, kakak angkatku akan jadi istriku sebentar lagi." gumam Maverick setengah tak percaya."Tuan, maaf, terjadi kemacetan di depan, mungkin kita akan sedikit terlambat menuju ke gedung pernikahan.""Sudah terobos saja kemacetan itu.""Maaf, sepertinya mustahil, Tuan.""Brengsek!" umpatnya menyadari ia akan terlambat menghadiri pesta pernikahannya sendiri.Langit-langit membumbung tinggi di atas ditahan oleh pilar-pilar setinggi dinding. Potret-potret orang-orang penting sudah berdiri berjajar di luar gedung pe
Louise masih berdiri diam dihadapan Pastor, merasa janggal dengan semua yang telah terjadi. Sementara Maverick melangkah melewati jejeran bangku tamu undangan menuju arah depan altar dengan wajah datar tak menunjukkan rasa antusiasnya.Saat menyadari seseorang telah berdiri tepat di sampingnya, kaki Louise gemetaran, ia hanya menunduk tak mempunyai keberanian untuk menatap pria yang terlihat sangat dingin itu sambil menggeserkan sedikit tubuhnya."Apakah bisa kita mulai sekarang prosesi pernikahannya?" tanya sang Pastor."Ya, kita mulai sekarang Pastor." ucap tegas Maverick dengan rahang yang mengeras.Dalam suasana khidmat dan sakral, pertanyaan mengenai kesediaan kedua mempelai untuk mengikrarkan janji suci di depan altar pun terlontar dari bibir sang Pastor.Namun, sampai dua kali pertanyaan itu diucapkan baik Maverick maupun Louise membisu, tak memberikan jawaban yang memuaskan sama sekali. Ruangan yang semula lenggang beralih menjadi
Louise terjaga dari tidur lelapnya, sambil mengucek mata ia mengedarkan pandang mencari keberadaan Maverick, hasilnya nihil, hanya tersingkap selimut yang dilemparkan ke bagian atas tubuhnya. Ia pun melirik ke arah jam dinding, waktu telah menunjukkan pukul delapan pagi. Dalam kepanikan, Louise berdiri terburu-buru kemudian mengayunkan kakinya menuju kamar mandi. Arghhh…Pekiknya saat bertabrakan dengan Kendrick."Maverick? Rick, dimana ia? Apakah kau sempat melihatnya?""Ia telah berangkat ke pagi-pagi sekali ke firma miliknya, Nona."Louise mendengus kesal."Apa ia terbiasa seperti itu?"Kendrick menggeleng perlahan, "Kurasa hari ini Tuan terlibat dalam urusan pekerjaan yang sangat penting sehingga membuatnya tergesa-gesa saat berangkat tadi pagi, Nona.""Mamaku?""Mama Nona sudah diantar pulang Tuan Maverick sebelum berangkat kerja. Ah, ya, sarapan Anda sudah tersedia di meja makan, mungkin ada lagi
Byurrr...Percikan air kolam membasahi lantai hingga pakaian yang dikenakan Daniella. Daniella menggerutu lalu memprotes keras tindakan Lucas dengan memekikkan suaranya, Lucas enggan memerdulikannya. Daniella menduduki bangku yang sudah disediakan di pinggir kolam sambil menyesap red wine dalam sloki kecil di pinggir kolam.Ia mengedarkan pandang ke segala penjuru kolam renang yang masih sepi pengunjung. Tubuh atletis Lucas terlihat mengapung ringan di atas air. Lengannya mengayun sempurna di atas kolam dengan kepakan kaki yang membelah ketenangan air. Wajah tirusnya menengadah ke atas agar tak menyulitkannya mengambil napas saat melancarkan aksi gaya punggung di kolam.Setelah beberapa kali melakukan putaran di kolam sepanjang dua puluh lima meter, Lucas menghentikan gerakannya. Ia hanya mengapung-apung sambil sesekali menyeka wajahnya.Daniella yang sedari tadi menyaksikan aksi berenang Lucas dalam berbagai gaya di kolam menghentikan tegukannya,
Dalam radius yang tak terlalu jauh ditatapnya Louise sedang bercengkrama dengan salah seorang pengunjung wanita dengan tatapan sinis. Louise terlibat dalam percakapan yang cukup intens dan sesekali terlihat bersemangat kala menyampaikan bahan pembicaraannya.Manik Maverick beralih ke arah panggung, dapat dilihatnya sang penyanyi sudah berdiri disana sambil mengalunkan suara jernihnya untuk menghibur para tamu undangan.Sibuk menikmati panggung pertunjukan samar-samar lorong pendengarannya dapat menangkap suara orang tertawa secara bersamaan, semakin lama suara tawa itu terdengar semakin nyaring bahkan memekakkan indra pendengaran Maverick.Terbalut rasa penasaran Maverick menengok mencari sumber suara. Ia terperanjat kala melihat Louise tampak berkubang di dalam kolam. Tanpa berpikir panjang, Maverick segera berlarian untuk memberikan bantuan pada istrinya itu.Louise tercebur di air kolam karena ulah ceroboh pelayan pembawa baki dan kesengajaan Elleanor yang mendorongnya dengan keras