“ Gila! Seorang dokter yang katanya hebat ternyata dia bersikap kejam dengan memberikan obat berbahaya pada pasien, bukankah lebih baik dia membunuh orang itu dari pada memberinya obat itu, apa dia seorang psikopat! Dia dokter, apakah dia tidak tahu efek dari obat itu?” ucap seorang paruh baya dengan sangat kesal saat tiba tiba dia melihat berita yang sangat menguncang dunia itu.“ Udah jangan di ikuti berita seperti itu, yang ada bibi semakin kesal dan darah tinggi naik, siapa yang rugi? Toh dia sudah ditahan dan aku yakin dia tidak akan bisa mengelak lagi, meskipun aku bukan orang pintar tapi aku percaya jika Tuan Darius akan membuat dokter itu berada dipenjara” ucap temannya yang juga sama paruh baya. “ Justru ini harus di kawal beritanya supaya dokter gila itu bisa berada dipenjara, jangan gara gara dia terkenal nanti bebas pula. Aku sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya pasien itu saat ini, mungkin kemarin dia tidak akan merasakan apapun karena masih diselimuti ef
Sean masih sibuk dengan dokumen dokumen yang ada ditangannya, dia benar benar kecolongan selama ini. Uang yang diambil Allen dari perusahaannya mencapai triliunan setelah semuanya di cek, kemarin dia menduga jika hanya miliaran yang masuk kantong Allen melalui Yunita. Tapi saat dia melihat dokumen ini, Sean mendadak punya penyakit jantung. “ Ini sama saja Allen yang yang jadi bosnya, jika seperti ini. Balasan apa yang cocok untuk manusia sampah seperti Allen ini” ucap Sean begitu geram, bisa bisanya bodoh dia tidak mengetahuinya. Sean menepuk nepuk dadanya yang terasa sesak.“ Jika dilihat dari semua data ini, dia melakukan pembajakan keuangan sejak enam tahun terakhir. Itu artinya semenjak El sudah tidak ikut campur dengan urusan perusahaan lagi. Hum, pantas saja! Itu artinya Allen juga ikut terlibat dalam masalah aku dengan El saat itu. Bukankah Xaquil mengatakan jika Allen menyukai ibunya. Allen mengira setelah aku menceraikan El dia bisa mengambilnya. Cih! Orang seperti dia tidak
Daren menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di basement Hill Corporation, hari ini ia akan menemui Sean namun dia tidak bisa datang secara terang terangan melalui lobby utama Perusahaan. Karena Daren sangat yakin, pasti ada beberapa anak buah Allen yang berada di kantor ini. Untuk itu dia langsung menuju basement dan nanti dia akan mengunakan lift khusus presdir yang langsung menuju lantai paling atas. Tentu saja Daren masih memiliki akses untuk masuk kedalam lift itu, ia yakin Sean tidak akan menganti aksesnya. Daren keluar dengan mengunakan masker dan tidak lupa membawa dokumen yang akan dia berikan pada Sean, dan dengan langkah tegap Daren berjalan masuk ke dalam lift, dan benar saja dia bisa masuk hingga ke lantai paling atas. Dalam hitungan detik dia sudah sampai di tempat Sean berada. Lantai paling luas dan juga paling sepi, karena hanya Sean dan Joe yang bisa masuk kedalamnya. Daren langsung membuka pintu ruangan Sean tanpa mengetuknya terlebih dahulu, namun dia terkejut
Allen mengepalkan kedua tangannya karena hari ini dia sudah bodoh dengan memberitahukan pada Sean mengenai Yunita. Harusnya dia tidak perlu buru buru menelpon Sean. Saat ini Allen masih berada di depan kantor polisi, Max masih di dalam sedang bersama Mamanya. “ Bodoh banget aku, harusnya aku tidak membicarakan hal itu, kenapa aku tidak memancingnya dulu. Kalau sudah begini aku tidak bisa berbuat apa apa” ucap Allen merutuki dirinya sendiri. “ Ini semua gara gara masalah yang menimpa Mama, lagi pula siapa yang berani membuat laporan palsu pada Mama. Apakah ini dokter lain yang ingin menjatuhkan Mama. Secara Mama sangat terkenal” ucap Allen yang masih tidak mengerti apa yang terjadi pada Mamanya. Bahkan dia tidak menyadari sedikitpun jika yang melakukan ini adalah Sean Hill.Sebenarnya jika Allen pintar dia akan tahu tanpa harus mengerahkan semua anak buahnya, Mamanya tidak pernah melakukan tindak kriminal, kecuali pada satu orang. Entah Allen yang terlalu bod*h atau dia merasa jika r
Waktu terus bejalan dengan begitu cepat, suasana yang tadi Terik sekali kini matahari sudah bergeser ke barat, membuat suasana sedikit sejuk dengan hembusan angin. Jalanan terlihat masih belum begitu padat, karena belum saatnya jam pulang kantor. “ Joe, aku akan pulang sekarang kamu bantu aku menyelesaikan semua pekerjaan ini ya, hari ini kamu adili Yunita dan teman temannya, aku tidak mau lagi berurusan dengannya” ucap Sean dia menghampiri Joe di ruangan asistennya. Joe, mengangkat wajahnya dan melihat Sean yang sudah bersiap siap untuk pulang samhil membawa tas kecil. Jasnya sudah di lepas. Setelah melihat apa yang diberikan oleh Daren tadi, kini Joe tahu dan yakin jika Hill Corporation adalah milih Sean seutuhnya, Joe hanya bisa bernapas dengan lega dan juga akan berusaha untuk melindungi Hill Corporation seperti janjinya dulu.“ Baiklah bos, aku akan mengerjakan semuanya, ingat bos! Jangan membuat El sedih ataupun kecewa padamu, apapun yang dia katakan mau itu melukai hatimu, te
Sean hampir meledak tawanya saat melihat mantan istrinya sangat kesal, pasti seharian ini dia sedang stress. Saat menghadapi anaknya yang rewel, terlihat dari wajahnya yang sangat kusut. Namun Sean tidak berani tertawa sedikitpun.“ Kenapa tidak mau” ucap El ketus saat melihat mantan suaminya diam membeku. “ Mau kok, di atas sana kan kamarnya” ucap Sean kemudian dia buru buru menaiki tangga sambil tersenyum lebar. “ Sifat tidak bagus di turunkan, Huh” gumam El masih di dengarkan oleh Sean, namun dia hanya terkekeh. Dulu saat El masih menjadi istrinya, El juga akan ngamuk ngamuk saat dirinya sakit dan tidak mau minum obat. Sean dulu saat sakit dia hanya istirahat atau infus. Cuma kalau obat tidak deh! Sean sudah sampai di atas, tapi kini dia bingung mau masuk kamar yang mana? Tapi dengan keyakinan akhirnya Sean membuka kamar yang di ujung. Ceklek! Sean pelan pelan membuka kamar itu dan tanpa disadari oleh orang di dalamnya, dia bisa melihat anak sulungnya sedang mengelap tubuh Xav
Setelah Xhaqella tidur Sean langsung berjalan menuju kamar anak keduanya, di dalam ada El yang sedang membereskan bekas makan milik Xavier. Dan begitu melihat Sean masuk kedalam kamar anaknya, El merasakan kecanggungan yang dia rasakan saat berada di dalam satu ruangan, meskipun ada Xavier. “ Kamu belum makan? Makan malam sebentar lagi akan di siapkan, kamu mandi dulu saja, dan jikamau ganti saya ambilin baju milik Daren” ucap El, ia tahu mantan suaminya belum makan. “ Baiklah, terima kasih” ucap Sean kemudian mendekati ananya yang sedang berbaring sementara ditangannya ada rubik pyraminx, Sean melihat tangan anaknya terlihat lincah saat memainkan rubik itu. “ Hai, Xavier! Bagaimana kondisi kamu apakan sudah sangat baik” sapa Sean sambil memegang dahi anaknya, panasnya sudah normal tidak seperti adiknya, mungkin karena Xavier selalu mau makan dan minum obat secara teratur. Makanya dia lekas sembuh. “ Sudah lebih baik,Kakak merawatku dengan baik” ucap Xavier sambil meletakan rubik d
Sejak sore tadi Daren sedang berada di tempat yang jauh dari kota, tepatnya dipinggiran kota, jauh dari hiruk pikuk kota yang menyesakan. Tetap rapi dan bersih, Tidak sesak penuh dengan barang barang rongsokan yang bertebaran di sana sini, seperti pinggiran kota lainnya. Daren memindahi matanya untuk melihat ke sekitarnya. Daren harus mencari bukti apa hubungan Marco dengan keluaga Hill? Apakah mungkin masih kerabat atau mungkin saudara kandung dari Shaun Hill. Atau ada sesuatu yang ditutupi oleh Marco! ‘ Dari data yang aku dapat, Marco pernah tinggal di tempat ini? Meskipun tempatnya tidak jelek tapi ini jauh dari perkotaan, tidak menyangka jika Marco pernah tinggal di tempat ini’ batin Daren. bingung sekaligus penasaran. “ Tuan, sebaiknya kita turun sekaligus mencari makan malam, Tuan sejak tadi belum makan sama sekali. Sekaligus kita bertanya tanya pada orang di sekitar sini” ajak Emran sang asisten pribadi Daren. Asisten yang biasa dia bawa kalau urusan luar Perusahaan. “ Bai