Share

Aluna Menagih Janji

"Kita pulang,Mbak?" tanya Satriya ketika kami gagal membuntuti Mas Tara.

Aku menghela napas, mengatur hati yang terlanjur kecewa.

"Mbak!" Sentuhan di pundak menyentakku. Kutoleh ke kanan, tepat di mana Satriya menatapku penuh iba.

"Kita pulang, kan?" tanyanya lagi.

"Ke pasar dulu."

"Mau ngapain? Belanja sayur? Mas Tara, kan gak ada di rumah.".

Memijit kepala yang terasa berdenyut, begini kalau rekan kerjanya masih anak labil.

"Alasan pada Mama tadi ke pasar, Sat. Tidak lucu kalau kita pulang tanpa membawa apa pun."

"O, iya, Mbak. Lupa." Satriya menggaruk kepala yang tak gatal.

Satriya kembali melajukan kendaraan roda empat ini menuju Pasar Legi. Jarak antara pasar dan tempat kami berhenti sekitar sepuluh menit. Kali ini Satriya mengemudikan mobil dengan hati-hati.

"Mau beli apa, Mbak?" tanyanya setelah kami sampai di parkiran pasar.

"Gak tahh juga, Sat. Kepala Mbak pusing."

Aku tak bisa berpikir jernih. Hati dan pikiran terpaut pada Mas Tara.

Aku dan Satriya berjalan sejajar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status