Share

49. Menahan Air Mata

Dengan tangan kekar yang dialiri kegeraman, Adam mencengkeram kerah mantel Sebastian. Setelah merapatkan pandangan, menunjukkan betapa merah matanya dalam kegelapan, pria itu memperdengarkan deru napasnya.

“Kutegaskan padamu! Amber adalah milikku, bayi di dalam perutnya adalah milikku, dan cintanya juga ada padaku. Kaulah yang seharusnya menjauh dari kehidupan kami!”

Sambil menekan sudut bibirnya dengan lidah, Sebastian tertawa datar. “Kenapa kau yakin sekali kalau Amber mencintaimu? Jika benar, dia tidak akan memilih pergi bersamaku, Tuan Smith. Sekarang, kenapa dia malah enggan tinggal bersamamu?”

“Hentikan omong kosong itu!”

Sebastian menegakkan tubuh dan memasang tampang remeh. “Aku tidak mengada-ada. Dia sudah menerima lamaranku. Besok, kami akan segera pergi dari pondokmu dan pulang untuk menyelenggarakan pernikahan. Apakah kau bersedia datang kalau kami undang?”

Cengkeraman Adam mendadak semakin kuat. Jarak pandang mereka pun merapat. “Kau pikir mudah memisahkan kami? Deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status