"Kadang hidup bak naik rollercoaster, ada di atas, tengah, bawah. Nikmati saja semuanya indah." by Hendra.
"Lho kalian sudah pulang dari Jogja dan Surabaya? Sudah dismpaikan salamku ke besan?" Hendra bertanya kepada Sinta dan Wisnu.
"Iya, Papa. Wisnu sudah sampaikan ke Bapak dan ibu. Salam kembali katanya, juga makasih banget hadiah indahnya. Maaf sementara mereka belum bisa main ke Jakarta begitu. Mereka sehat semua alhamdulillah juga adik-adik Wisnu, Rara dan Riri. Semua baik. Mereka doakan semoga keluarga di Jakarta juga baik, aamiin." "Aamiin ya Alloh Swt. Woh iya gak apa-apa kok, belum bisa ke Jakarta juga tidak apa-apa. Sesempatnya saja nanti dijadwalkan, kalau mau beli tiket belikan saja, Wis, kan kamu bisa ambil dari kas keluarga. Ya sudah kalian istirahat saja dahulu. Tiga hariApa yang terjadi sama klien Pak Ajun ya? Wisnu keren mau menolong si bapak.
"Gagal atau berhasil bukan ranah kita untuk menentukan. Usaha, raih kesempatan, kerja keras, berpikir cerdas, dan doa yang wajib kita lakukan." by Darmanto. Beberapa hari setelah Wisnu dan Hendra menolong Pak Ajun, beliau tiba-tiba datang ke kantor W-Transports dengan masih duduk di atas sebuah kursi roda karena badannya masih dalam pemulihan, ada seorang suster cantik yang mendampinginya."Selamat pagi. Maafkan kalau saya mengganggu kerja kalian. Saya menemui Pak Wisnu, juga Pak Hendra, untuk berterimakasih banyak, atas pertolongannya beberapa hari yang lalu, terutama oleh Pak Wisnu," ungkap pak Ajun dengan sopan. Berbeda 180 derajat daripada pas pertemuan bisnis terakhir. "Oiya sama-sama, Pak Ajun, sebagai sesama manusia kita kan wajib tolong-menolong. Apa yang saya lakukan cuma memberi pertolongan pertama, bantuan pernafasan seadanya sebisa saya saja kok. Selanjutn
"Apa yang ditanam akan dituai, apa yang ditanam baik insyaallah akan berbuah baik. Demikian sebaliknya juga." by Darmanto.Pak Darmanto marah besar."Kenapa sih terus berusaha mengusir Wisnu? Apa yang kamu takutkan, Mirna? Yang berhak mengusirnya itu hanyq aku atau Hendra bapak mertuanya Wisnu. Kamu lebih baik fokus sama keluargamu sendiri, paham?""Tapi Mirna malu, Pak. Masak keluarga terhormat kita jadi bahan olokan gara-gara dia, yang trah keluarganya ga jelas!" bantah perempuan cantik ini kesal.Wisnu menunduk dan mengelus dadanya sendiri. (Bukan dada istrinya, karena Sinta lagi ga ada, dia kan ada acara. Aish sudahlah!)"Siapa yang ngomong begitu? Suruh menghadap ke Bapak, akan kucuci mulutnya pakai sabun deterjen biar bersih! Kamu pikir bapakmu ini orang apa? Aku juga orang biasa, Nak! Trahku juga ga jelas lho, jadi kamu itu punya bapak ga jelas, tahu! A
"Kegagalan itu bukan hal yang abadi, pikiran buruk tentangnya itulah yang akan membuat kegagalan bisa jadi abadi." by Hendra."Om, sebaiknya Om hati-hati mulai sekarang. Bisa saja besok Wisnu lapor ke tante tentang perselingkuhan itu." Wisnu duduk dengan gagah dan melirik tajam."Apa? Kenapa kamu berkata begitu, Wis? Sudah gila ya kamu?" Om Adi berkacak pinggang dengan mata melotot. Keadaanya yang tadi sedang horny berat, jadi menurun saking kagetnya.Jantungnya jadi berdebar-debar ketakutan membayangkan reaksi Mirna, yang dia tahu pasti tidak akan ragu menceraikannya saat itu juga. Waw ... syerem kalau sampaj dipecat dari keluarga Wiguna, yang selama ini memberikan kehidupan enak padanya. "Enggaklah. Wisnu selalu waras. Ini semua terjadi karena keteledoran Om. Bagaimana bisa Tante sampai bisa menjebak Wisnu dengan kasus cairan pel lantai
"Nasehat seorang bijak bak bulir-bulir indah menakjubkan, yang secara ajaib akan rutin memberikan kesejukan di hati dan pikiran." by Wisnu."Nah iya kan, Wisnu? Kamu bisa meng-golkan tender yang ini. Kemampuan bahasa inggrismu memang sudah mumpuni. Dan kemampuan negoisasi bisnismu juga makin meningkat. Selamat ya, Nak!""Terimakasih, Papa. Itu juga karena persiapan yang matang, juga atas banyaknya bantuan papa dan kak Bari. Wisnu masihlah anak bawang yang tidak banyak tahu. Mohon bimbingannya terus ya, Pa?" Wisnu merasa terbang ke langit ke-7 tinggi sekali dan indah. Dia mau di situ saja, jangan sampai turun. Semangatnya lagi keren banget. "Ya pastilah, Wisnu. Kau kan menantuku. Artinya juga seperti anakku. Selamanya akan kuanggap sama seperti Bari dan Sinta. Tidak ada sedik
"Sepi ing Pamrih berarti ketulusan, tak ada maksud tersembunyi ingin dibalas dengan apapun." by Darmanto."Sayang trus bisnis outlet line baju cewek tomboy bagaimana, sudah kau mulai belum? Kayaknya lebih asyik memanjakan suamimu daripada bisnismu hehe, ya kan? Bener gak Sin?" Wisnu bertanya menggoda."Iya bener, Mas. Ahai! Emang bener sih, Sinta ga membantah, karena enak nganu itu. Masssss ... Sayang ... Jadi inget kalau hari ini malam jum'at. Saatnya kamu menggocekku loh." Sinta langsung menyingkap rok dasternya sehingga pahanya terpampang menantang. Wisnu melirik dan tersengat tapi dia pura-pura ga tau. Matanya sok asyik liatin hape. "Emangnya bola, digocek? Kalau bahasa jawa itu gocek artinya adalah memegang. Eh lucu wkwkwkkw. Perasaan biasanya kita melakukannya tanpa lihat hari deh, Yank. Spontan aja. Kenapa mempersoalkan malam jum'at seg
"Rame ing gawe artinya bersungguh-sungguh atau giat bekerja." by Arto."Ada apa lagi, bengong lagi, Nak? Heran, hobi kok bengong." Kakek Darmanto datang mengagetkan jantung Wisnu."Ah, Kakek. Sukanya ngagetin. Untung jantung Wisnu kuat, Kek. Gimana kalau dia lompat? Bisa-bisa susah cari penggantinya. Ga ada toko jualan jantung kan?" Wisnu cekikikan sambil meredakan kekagetan tadi. "Ya habisan kamu, Wisnu, suka bengong kan kasihan Sinta?" Lagi-lagi kalimat ini. Duh dejavu! Batin Wisnu berkata 'Rasanya itu kalimat kesukaan Kakek sehingga diulang terus. Andai itu kalimat iklan, sudah berapa milyar pendapatan kakek ya. Pasti banyak banget.' Duh Wisnu tepok jidatnya sendiri menanggapi kegajean pikirannya sendiri."Ada apa, Kek. Ada keperluan apa mencari Wisnu?" Wisnu kepo juga kakek Darmanto kenapa mencarinya ya? Apa minta tolong dimandikan?
"Kekuasaan bukan untuk menguasai tapi mencari kebaikan terbaik diantara banyak pilihan."by Bari."Kak Bari favoritnya kaya Mbok ya? Klo wajahnya suka yang kayak gimana?" Wisnu mulai meneliti."Tentunya wajahnya suka yang kaya Mbok juga. Eh hihihi. Salah ding. Maksudnya pas masih muda dulu. Jangan yang ap tu det kayak sekarang, Den. Udah ruwet banyak lipatan hehe. Mana ga bisa disetrika kan? Saya juga ga ikhlas. Sumpah!" Mbok Tirto lucu sekali menunjukkan gigi ompongnya. "Up to date, Mbok. Ah Simbok ayo dengerin podcast Wisnu, ada pelajaran bahasa Inggris lho. Biar bisa lancar ber cas cis cus cueeees hehe, biar lancar ga keseleo melulu bibirnya," ajak Wisnu."Apa Den, kulkas? Untuk simpen buah ya?" Perbedaan antar generasi ini, hehe mencoba terus klik berkomunikasi. "Bukan, bukan kulk
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai sejarah, sekacau apapun itu." by Darmanto. "Damai, ayo kalian berdamai. Den Bari, Den Wisnu. Damai itu indah lho? Kalau enggak, Mbok akan ngambek ga mau ngomong ke kalian 1.001 hari loh? Hayo 1 ... 2 ... 3 ...!" "Ampunnnn, Mbok, janganlah ngambek kasian aku dong. Sehari aja udah kangen, gimana 1.001 hari? Eh itu kayak judul dongeng jadul ya. Maafin Bari dong Mbok, ya, please?" Bari panik dan berusaha melihat wajah Mbok Tirto, tapi mbok ART tua itu malah berpaling. Eh rupanya ngambek. "Mbok, maafin Wisnu juga, ya? Ayo dong? Aish ... Katanya penggemar, kok ngambek yang digemari. Hayo tak gelitikin lho, Mbok! Dijamin geli banget!" Wisnu ancang-ancang mempersiapkan jarinya untuk gelitikin. "Gara-gara kamu sih, Wis!" tuduh B