Share

Bab 20

Tidak berapa lama, Wati dan Roni pun telah kembali. Aku melihat wajah Wati begitu pucat. Terlihat juga butiran bening membasahi kening Wati, saat ini ia benar-benar terlihat lemah. Aku pun berusaha bangun dan dibantu oleh Reno. Kemudian aku berjalan menghampiri mereka ke ruang keluarga.

Aku pun bertanya kepada Roni, tentang kondisi Wati. Aku ingin tahu, apa sebenarnya yang dirasa oleh Wati, hingga dia sampai muntah-muntah seperti orang yang sedang ngidam. Saat ini aku begitu penasaran dengan apa yang dialami oleh menantu, yang tadi baru saja meminta maaf tersebut.

"Roni, Wati kenapa, kok tadi Ibu mendengar dia muntah-muntah begitu," tanyaku.

"Iya, Bu, Wati barusan habis muntah. Tapi entah kenapa ia bisa sampai muntah begitu, Bu. Soalnya aku juga tidak mengerti masalah penyakit," sahut Roni.

Roni berkata sambil mendudukkan Wati di kursi panjang, yang ada di ruang tamu tersebut. Lalu ia pun duduk di samping Wati.

Aku pun kemudian langsung bertanya kepada Wati, orang yang memang bersa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status