Share

Bab 122 Main Tangan

Pikiran ingin melarikan diri bahkan terbesit di kepalaku. Kata orang lebih baik mencegah daripada mengobati. Mungkin selama ini aku terlalu membuka diri, makanya Taufan sama sekali tidak sungkan kepadaku.

Taufan menghentikan gerakan tangannya saat melihat aku melamun. Dia menatapku dingin sambil bertanya dengan nada bicara yang mengejek, "Kenapa? Takut? Kamu berpikir untuk menjaga jarak? Apakah aku begitu menakutkan?"

Wajahku sontak terasa panas, aku memelototinya sambil menjawab, "Siapa yang takut sama kamu?"

Mulutku tidak mau mengaku, tetapi jantungku berdegup kencang.

"Kalau kamu menjaga jarak sama bajingan itu, kamu tidak akan terluka seperti sekarang." Taufan kembali mengoleskan obat. "Tenang, aku hanya akan melakukannya kalau kamu bersedia. Kalau kamu menolak, aku pun tidak akan memaksa."

Aku menatapnya dengan memelas, tetapi dia tidak menghiraukan aku.

"Dengarkan aku, baring yang benar." Tiba-tiba nada bicaranya berubah jadi lembut. "Mau aku pakai cara kekerasan?"

Sepertinya har
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status