Share

Pembuktian Kenormalan Farzan

Mata hitam lebar Nadzifa berkedip pelan. Perlahan bibir berisi penuh itu terbuka. Kening yang tadi berkerut berangsur normal. Tak lama dia terbahak sekeras-kerasnya.

“Lo mau nikah sama gue?” tanya Nadzifa di sela tawa yang belum reda. Saking lama tertawa, matanya mengeluarkan air.

Farzan mengangguk dengan raut wajah serius. “I-iya kenapa, Mbak? Ada yang lucu?”

Tawa gadis itu mereda seketika. Dia mengamati Farzan lekat. Tidak ada gelagat bercanda dari caranya berbicara sekarang. Apalagi semenjak kenal dengan pria itu, Nadzifa tidak pernah sekali pun melihatnya bercanda.

Farzan yang dikenalnya adalah pria yang kaku dan jarang tertawa. Mustahil juga jika bergurau dengan hal serius seperti ini.

Apa mungkin dia kasihan sama gue? duga Nadzifa dalam hati.

Ah, nggak mungkin juga. Atau ini ada berkaitan dengan masalah pribadinya? sambungnya lagi masih membatin.

Sorry, habis tiba-tiba aj

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status