Share

BAB 42 - Ungkapan Rasa

“Mama kemarin ke mana?” Pertanyaan itu yang kudapat prtama kali di pagi hari ketika Aksa melihatku.

“Mama lagi kuliah.”

“Sampe malam?”

Aku mengangguk. Dia kemudian memelukku. “Aksa kangen,” katanya. Anak ini benar-benar pintar sekali membuatku terharu.

“Nanti kita main, ya. Mau ke mana? Makan es krim? Ke playzone? Atau ke taman?”

“Beneran?” Dia terlihat sangat antusias dan berjingkat-jingkat. Aku yang salah. Aku yang belum bisa membagi manajemen waktu. Kalau urusan skripsi dan Aksa saja membuat keteteran, kapan aku bisa mulai menjadi penerjemah?

Aku yakin hari ini bisa leha-leha. Aku hanya perlu menunggu jadwal sidang. Aku ke kampus pun hanya untuk mengambil barang-barangku. Pagi ini sama seperti kemarin, aku dan Mas Abi masih sama-sama diam. Percayalah momen seperti ini lebih menakutkan daripada beradu argumen membahas pendapat yang berbeda.

“Kita ke kampus bareng, motormu masih di sana, kan?” tanya Mas Abi.

“Nggak usah, aku bisa pesen ojek online, nanti pinjam uang Bik Tun.”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status