"Aku mengetahuinya." singkat Wang Lin.
Mereka yang mengerti apa yang dimaksud Wang Lin saling tatap. Setelah Si anak selesai makan, Xieyun akan membawa mereka ke sebuah tempat. Xieyun menggendong Si anak agar cepat sampai.Xieyun memebawa mereka ke sebuah penginapan. Setelah membayar kamar, mereka segera masuk. Xieyun mendudukan Wang Lin di tepi tempat tidur."Katakan Wang Lin!" ucap Xieyun.Si anak hanya diam, menatap Yira yang berdiri di belakang Xieyun. Yira yang mengerti segera menggusur posisi Xieyun. Dia berjongkok dan memegang kedua tang Wang Lin samil menatapnya lembut."Wang Lin, katakan nak! Semua yang kamu ketahui." ucap Yira lembut."Orang jahat itu bersalaman dengan orang dari sekte Lan. Mereka ingin mengganti raja." ucap Wang Lin.Yira dan Xieyun saling tatap. Mereka mengerti orang jahat itu adalah walikota dan orang sekte Lan pasti utusan ketua sekte. Setelah itu Yira meminta Si anak melanjutkan ceritanya."Orang jahat itu menerimanya. 1 Bulan lagi mereka akan menyerang raja." lanjut Wang Lin.Mereka berdua dibuat terkejut bahwa anak ini lebih tahu informasi yang mereka butuhkan. Xieyun meminta nak itu untuk tinggal di sini, dan di setujui oleh anak itu. Xieyun memanggil bos tempat itu dan memintanya menjaga Si anak dengan baik.Xieyun rela mengelurkan banyak uang agar Si anak tetap aman. Karena dia adalah saksi mata kesepakatan Walikota dengan sekte Lan. Xieyun segera meminta Yira untuk kembali ke rumah hiburan agar tidak dicurigai."Wang Lin, tnggallah di sini ya. Aku akan sering mengunjungimu." ucap Yira sambil mengelus surai Si anak."Mama!" panggil Si anak menatap Yira yang akan keluar.Yira membalnya dengan senyuman, dia dan Xieyun segera pergi ke tempat masing-masing. Setelah Yira sampai di depan rumah hiburan, dia segera memperbaiki penampilannya. Salah satu temannya mentapnya curiga.Belum lama Yira duduk di kursi rias, dia sudah dipanggil oleh pemilik rumah hiburan. Yira bergegas menemuinya. Di dalam ruangan sang pemilik ada beberapa orang prajurit yang menunggunya."Tangkap dia!" Perintah salah satu prajurit."Tunggu, kenapa aku ditangkap?" tanya Yira."Nanti jelaskan di depan Walikota.' ucap Si pemilik acuh tak acuh.Yira dibawa paksa oleh para bawahan Walikota. Sesampainya di Aula pertemuan, Yira di dorong hingga tersungkur di depan Walikota. Dia segera mengubah posisinya, berlutut kepada Walikota.Walikota membacakan surat ajuan penangkapan yang ditunjukan kepada Yira. Yira menjadi panik bahwa ada saksi mata yang melihat kejadian pembunuhan tadi. Dia tidak menyangka bahwa yang dia bunuh adalah kaki tangan Walikota.'Gawat.' batin Yira.Walikota memerintahkan sang saksi mata untuk masuk. Yira terkejut bahwa yang melaporkannya adalah salah satu temannya di rumah hiburan. Dengan segera Yira memasang wajah menyedihkan."Walikota, saya.... bukan pelakunya." ucap Yira."Tidak mungkin! Itu pasti kamu. Aku melihatnya sendiri." ucap saksi mata itu."Walikota itu tidak mungkin. Kultivasi saya hanya seekor rubah dan hanya tingkat tiga." ucap Yira berpura-pura menangis.Walikota mengangguk, menyetujui perkataan Yira. Tapi karena adanya saksi mata dia tetap harus menghukum Yira. Karena jika tidak itu bisa membuat curiga."Walikota saya benar-benar tidak melakukannya!" ucap Yira.Yira tetap membela diri, walaupun temannya terus menjatuhkannya. Yira di seret oleh dua prajurit menuju ruang eksekusi. Sebenarnya Walikota agak tidak rela wanita favoritnya harus dia eksekusi."Lepaskan dia!" ucap seorang laki-laki."T-tuan Lan. Silahkan duduk." ucap Walikota menghormati.'Lan, Dia?!' batin Yira.Laki-Laki yang bernama Lan Yanwei itu duduk. Dia menghentikan Walikota untuk menghukum Yira dengan alasan bahwa rumah hiburannya masih membutuhkan pesona Yira untuk menarik pelanggan. Walikota menceritakan yang terjadi, namun Yanwei hanya tersenyum."Dia tadi keluar agarlk lama karena menemaniku berkeliling." ucap Lan Yanwei."Tuan kenapa anda berbohong!" ucap Si saksi mata."Lancang! Apa kamu sudah tidak mau hidup?" bentak Walikota.Karena Yanwei sudah mengatakan itu maka Walikota mempercainya. Dia memerintahkan prajuritnya melepaskan Yira. Sebagai gantinya saksi tersebut di eksekusi karena telah menyebarkan berita palsu dan merusak repustasi rumah hiburan Chonglan."Terima kasih Walikota." ucap Yanwei terseyum."Oh tidak-tidak, tuan ini sudah seharusnya." ucap Walikota.Yanwei segera membantu Yira berdiri menggendong Yira. Membuat Yira tidak nyaman, karena dalam situasi seperti ini dia harus berakting. Yirapun mengalungkan tanggannya di leher Yanwei dan menyandarkan kepalanya ke pundak Yanwei.Yanwei membawa Yira kembali ke rumah hiburan, membuat semua mata menatap iri kepada Yira. Yira di bawa naik ke kamar Yanwei, sesampainya di sana Yira segera turun dan menyudahi aktingnya. Yira merapikan pakaiannya.'Menarik.' ucap Yanwei, tertawa kecil.Yira tanpa mengucapkan apapun langsung beranjak pergi, namun tangannya ditarik oleh Yanwei. Yanwei meminta maaf karena lancang tadi. Dia kemudian meminta Yira untuk duduk. Setelah menuangkan secangkir teh, Yanwei menawarkan sebuah ke sepakatan."Kesepakatan seperti apa?" ucap Yira dingin."Bantu aku menaklukan seseorang dan mengekspos kajahatannya." jawab Yanwei."Siapa?" tanya Yira."Lan Yinwei." jawab Yanwei.Lan Yinwei adalah kembaran Yanwei, dia terpilih menjadi penerus menjadi ketua sekte Lan. Karena Yinwei dikenal sebagai jenius kultivasi di sekte Lan, Sedangkan Yanwei tidak ingin diperintah oleh kembarannya itu. Dia pergi dari sekte dan membangun rumah hiburan di kota ini.Setelah berpikir sejenak Yira menolaknya, dia tidak ingin ikut campur urusan dua bersaudara. Saat akan pergi, Yanwei lagi-lagi menghentikan Yira. Dia meceritakan kejahatan apa saja yang kembarannya perbuat. Yira terkejut bahwa para penari di sini merupakan wanita yang pernah disiksa dan dibuang oleh Yinwei setelah tidak berguna."Baiklah, akan aku pikirkan. Keuntungan apa yang aku dapat dari kesepakatan ini?" ucap Yira."Apa yang kamu inginkan?" tanya Yanwei."Berikan aku pasukan, saat aku membutuhkan pasukan dari sektemu." ucap Yira.Yanwei berpikir sejenak, kemudian dia mengiyakan permintaan Yira. Lalu menjelaskan kondisi sektenya saat ini dibawah kepemimpinan Yinwei. Dia juga menceritakan bahwa kembarannya bekerja sama dengan Walikota untuk mengkudeta raja.'Ternyata dia juga tahu?' Batin Yira."Baiklah aku setuju." ucap Yira memotong Cerita Yanwei.Yira mengulurkan tangan sebagai tanda kesepakatan disetujui. Yanwei yang senangpun tersenyum sambil menjabat tangan Yira. Kemudia mereka berbincang lama membuat rencana untuk membuka kejahatan Walikota kepada raja.Rencana telah diatur, Yira kembali kekamarnya untuk membersihkan diri. Dia merias wajahnya dengan cantik, Karena hari ini Raja Xiao Xing datang ke rumah hiburan ini. Raja diundang oleh Yanwei untuk mendiskusikan sesuatu.'Sungguh orang yang tidak terduga.' gumam Yira.'Bisa-bisanya dia mengundang seorang raja dengan begitu mudah.' gumam Yira lagi.Setelah selesai mempercantik dirinya, Yira dipanggil oleh wanita yang disebut pemilik rumah hiburan. Yira dengan malas bangkit menemui wanita itu di sebuah ruangan.'Padahal hanya seorang pengurus, menyebut dirinya pemilik.' gumam Yira kesal."Ada apa?" tanya Yira.Wanita bernama Ruyan itu berdiri, menghampiri Yira. Dia memutari Yira, melihat Yira dari atas kebawah, lalu tertawa. Yira hanya mengerutkan dahinya menganggap orang di depan adalah orang gila."Aku peringatkan! Yanwei adalah milikku dan selamanya adalah milikku. Jangan pernah sekali-kali menggodanya atau...aku akan merusak wajah cantikmu." ucap Ruyan sambil mengelus wajah Yira."Maaf, aku tidak tertarik dengannya," jawab Yira dingin sambil mengibaskan tangan Ruyan. Kemudian Yira melenggang pergi meninggalkan Ruyan sendiri."heh... lihat saja!" Ucap Ruyan, menyeringai.Rombongan kerajaan sudah hampir sampai. Yanwei memerintah semuanya untuk bersiap menyambut raja. Saat rombongan kerajaan tiba, Lan Yanwe dan Ruyan maju menyambut sendiri. "Hormat pada Yang Mulia." ucap Yanwei dan Ruyan serentak. Mereka berdua dan yang lainnya membungkuk memberi hormat. Raja Xiao Xing menyuruh mereka berdiri. Yanwei mempersilahkan Raja Xiao Xing masuk dan duduk di tempat yang sudah di sediakan. "Yang Mulia kami sudah menyiapkan sebuah penampilan untuk menyambut anda." ucap Yanwei yang duduk di samping raja. Para penari keluar, membentuk formasi tari. Musik pun di putar, para penari menari dengan sangat luwes. Di pertengahan penampilan, waktu Yira untuk muncul. Yira masuk dengan riasan cantik menggunakan cadar pada wajahnya. Dia memberi hormat kepada Raja, tersenyum dengan cantik. Pesonanya membuat seluruh ruangan terpesona, tak terkecuali Xieyun yang berdiri di belakang Raja. Xieyun baru pertama melihat penampilan Yira yang seperti itu, hingga Xiyun tidak bisa meng
Hampir Seminggu tinggal, rombongan kerajaan kembali ke kerajaan. Setelah Yanwei, Ruyan dan Yira mengantar rombongan, mereka melakukan kegiatan masing-masing. Yira yang sedang menjamu pelanggan, melihat Ruyan keluar. Yira tidak menghiraukan itu, pasti setiap orang memiliki kesibukan sendiri. Saat sore menjelang. Yira diberitahu bahwa ada seorang pria berwajah dingin, mengenakan pakaian berwarna hitam berpadu dengan coklat mencarinya. Yira mengangguk dan segera menemui orang itu. "A-yun, kenapa kamu datang?" tanya Yira. "Tidak apa-apa, besok bisakah kita keluar?" Xieyun bertanya balik. "Em... baiklah, aku akan ijin atasanku." jawab Yira. "Aku akan menunggumu di kedai biasa." ucap Xieyun sebelum pergi. Yira mengangguk lalu masuk melakukan pekerjaannya. Yira yang lama tidak bertemu Xieyun merasa senang bisa bertemu lagi. Yira melihat Ruyan kembali dengan pakaian kotor. Dia tidak ambil pusing, Yira kira Ruyan mungkin jatuh di jalan. 'Oh iya, bagaimana bisa Xieyun kesini begitu cepat
'Apakah anak itu sudah mati?' Ruyan bertanya pada Si pria. Suara Ruyan terdengar hingga ke dalam kamar. Yira yang mendengarnya melepas pelukan Xieyun. Dia ingat Ruyan membencinya. Yira yang terbawa emosipun mengira Ruyan yang menculik Wang Lin. Yira lekas membuka pintu langsung menampar Ruyan, hal itu membuat Si pria tadi kabur. Yanwei yang melihat pria itu kabur menyuruh penjaga rumah hiburan mengejarnya dan menangkapnya hidup-hidup. "Apa yang kamu lakukan padanya?!" bentak Yira. "Melakukan apa? aku tidak tahu." ucap Ruyan. Ruyan terus dipukuli oleh Yira, namun Ruyan tidak mau mengakui apapun. Mereka saling beradu kekuatan, Ruyan menggunakan pisau terbangnya untuk melawan Yira, sedangkan Yira mengeluarkan pedangnya. Untungnya Yanwei dan Xieyun menghentikan mereka sebelum ada pertumpahan darah. "Jadi kamu punya anak haram? Sungguh murahan!" ujar Ruyan. "Tutup mulutmu!" bentak Yira yang tersulut emosi. "Kalian tenanglah!" Bentak Yanwei. Yanwei melerai mereka sambil menengahi m
Yira masuk ke kamar Ruyan. "Ada apa?" tanya Yira. "Duduklah!" ucap Ruyan. Yira duduk di kursi yang sudah Ruyan sediakan. Ruyan mempertanyakan kembali tentang balas dendam kepada sekte Dantian. Dia sedikit ragu, karena kekuatan sekte tersebut tidak bisa dibuat mainan. YIra tersenyum dan meyakinkan Ruyan bahwa mereka akan berhasil membelas dendam yang mereka tanggung selama ini. Yira mendekat dan memberitahu bahwa dia memiliki seseorang yang bisa membantu. Kemudian mengungkap rahasia kepada Yira. "Sekte Dantian memiliki anak setengah dewa." ucap Ruyan. "Aku tahu." singkat Yira. "Kamu tahu, baigaimana bisa kamu setenang ini?" tanya Ruyan sambil mengerutkan keningnya. "Ruyan, tenanglah! Dia hanya setengah dewa bukan dewa." ucap Yira. Ruyan mengubah posisinya yang semula rebahan menjadi duduk bersandar. Dia mengingatkan Yira untuk tidak meremehkan musuh. Yira mengangguk dan tersenyum, karena dia sudah memiliki cara sendiri untuk meleawan sekte biadab itu. Yira menatap Ruyan lalu
Lan Yanwei memandu jalan menuju kediaman sekte Lan. Dari ibu kota, letak sekte Lan lumayan agak jauh. Mereka berjalan di tengah hutan karena hutan ini memisahkan antara ibu kota dengan sekte tersebut. "Kita hampir sampai, kita istirahat dulu." Ucap Yanwei. Mereka semua setuju, Xieyun dan Yanwei berburu hewan untuk dijadikan makanan. Yira yang menunggu merasa kekuatannya bergejolak lagi, kemudian dia bersila untuk memusatkan energinya. Dalam sekejap Yira kembali melayang dan berjuang untuk menerobos ranah tingkat empat. Selama Yira di kota Mille Ova, dia sering bertarung dan mengaktifkan seni beladirinya. Itu membuat kultivasi Yira perlahan naik level hingga akhirnya dia menerobos. Yanwei yang kembali lebih dulu terlihat panik melihat keadaan Yira. Yanwei berlari ingin menyelamatkan Yira, namun saat sudah dekat dia terpental jatuh. Xieyun yang melihat usaha Yanwei segera menghentikannya. Kemudian Xieyun menjelaskan. "Yira sedang menerobos, cahaya biru yang mengelilinginya adalah e
Yira merasa kebingungan setelah memasuki mimpi Yinwei. Dia melihat banyak orang terbunuh, dia merasakan suasana seperti sedang berada di medan perang. Dia melihat bangunan yang mirip dengan aula pertemuan di kerajaan Ignis Ventus. Yira melihat Yinwei yang terduduk sambil menangis, Yira melihat apa yang Yinwei lihat. Yira tercengang saat melihat seorang wanita yang merupakan ibu Yanwei adalah adik dari Raja Xioa. Wanita itu bernama Xiao Shuxin, dia melawan sekelempok orang sambil membawa Yinwei yang berumur empat tahun. 'Wang Haotian?' Gumam Yira Ternyata Wang haotian sudah menyukai ibu Yinwei sejak lama, namun Shuxin memilih menikah dengan Lan Xunji. Hal itu membuat Wang Haotian marah dan menerobos, membantai hampir seisi kerajaan. Demi melindungi Yinwei, Shuxin mengorbankan nyawanya. 'Inikah yang membuatnya mejadi orang yang begitu kejam?' Batin Yira melirik Yinwei. Saat itu Raja Xiao sedang mengantar putranya ke kediaman sekte Rubah Apuyurac untuk dilatih. Sehingga dia datang te
Setelah perdebatan yang panjang dan melelahkan di sekte Lan, akhirnya Xieyun membawa Yira ke Alam Dewa. Alam Dewa merupakan tempat para dewa dan dewi tinggal, suasana tenang dan udaranya sangat segar berbeda dengan dunia Fana. Kehidupan di Alam Dewa sama dengan Dunia Fana. Ada seorang raja yang memerintah dan memutuskan segalanya, yaitu Kaisar Dewa. Setiap Dewa tingkat satu dan tingkat dua memiliki wilayah kerajaan yang mereka kuasai dan mereka jalankan sesuai aturan masing-masing. Dewa tingkat satu merupakan dewa yang memiliki kekuatan, kekuasaan besar dan dapat bertemu langsung dengan Kaisar Dewa. Rata-rata dari mereka memiliki esensi dewa berupa elemen yang ada didunia. Sedangkan Dewa tingkat dua kekuasaan mereka terbatas dan tak sebesar dewa tingkat satu, selain itu mereka dilarang bertemu Kaisar Dewa secara langsung. 'Alam Dewa aku datang!' Batin Yira Yira mengamati sekitar, tidak banyak yang berubah setelah dia pergi beberapa tahun lalu. Waktu Alam Dewa dengan dunia Fana me
Seorang pengawal dengan tergesa-gesa melaporkan keadaan perbatasan Barat. Perbatasan barat adalah tanggung jawab Xieyun sebagai Dewa tingkat dua dan seorang pemimpin dari seluruh Dewa tingkat dua. Perbatasan barat adalah tempat yang dekat dengan kerajaan Naga miliknya. Xieyun yang mendengar bahwa invasi pasukan Iblis hampir memasuki Kota sontak terkejut. Lebih cepat dari dugaan, invasi Iblis ini menyerang lebih cepat dari waktu yang semestinya. Xieyun segera membawa Yira masuk dan menemui Dewa Agung, dia berpamitan untuk segera pergi. Yira yang mendengar berita ini ikut terkejut, dia kira setelah pengorbanannya Kaisar Iblis tidak akan mengirim pasukan lagi. Hampir 65% pasukan sudah dimusnahkan bersama dirinya. Tidak disangaka, ternyata dalam beberapa tahun saja Kaisar Iblis mampu mengumpulkan banyak pasukan lagi. "Ayah, aku akan berangkat. Aku titipkan dia padamu." Ucap Xieyun meninggalkan ruangan. Xieyun segera pergi mengambil pedangnya, kemudian berangkat menuju medan perang. Yi