"Oh, kamu masih berani untuk pulang?" Ucap seorang gadis dengan angkuh Gadis bernama Wang Ling itu mendekat dan menatap Yira dari atas sampai bawah kemudian, dia tersenyum remeh merasa tidak ada perubahan pada Yira. Dia juga mendapat sebutan sebagai jenius kultivasi, pasalnya dia bisa menerobot tiga tingkat dalam lima tahun ini. Sekarang dia sudah berada ditingkat enam, satu tingkat lebih unggul dari Yira dan Xuan. Itulah mengapa gadis tersebut bersikap angkuh dan memiliki sifat yang sombong selain itu dia juga seorang putri dari Raja Wang Haotian pantas dia begitu suka meremehkan orang lain. Suara Wang Ling yang terus memprovokasi Yira, membuat Xuan maupun Xieyun tidak tahan mendengarnya. Xuan akan maju memberi pelajaran pada Wang Ling namun, dia dihentikan oleh Yira. Yira hanya menatap dan mendengar semua hinaan yang keluar dari mulut gadis sombong itu. "Lima tahun tidak bertemu, sepertinya tidak ada kemajuan." Wang Ling mengelilingi tubuh Yira sambil tersenyum remeh "Kelihatan
"A-yi hati-hati!" Teriakan Xieyun membuat Yira berhenti dan berbalik, matanya melotot kala melihat sebuah jimat melesat mengarah ke dirinya. Yira segera menghindar, untungnya dia berhasil dan jimat itu menancap pada sebuah tembok kemudian meledak. Seandainya Yira tidak bisa menghindar maka Yira akan meledak berkeping-keping. Jimat tersebut tersebut adalah lembaran mantra yang dapat digunakan siapaun dengan mudah, kebetulan jimat mantra tersebut memiliki kekuatan ledakan api tingkat delapan. Semua orang tidak heran mengapa Wang Lin memilikinya, tentu saja dari ayahnya yang seorang Raja. Namun semua orang tidak menyangka bahwa Wang Ling adalah seorang gadis yang licik bahkan, dia tidak malu melakukan serangan diam-diam. "Kamu!" Ucap Yira melirik tajam ke arah Wang Ling Yira mengeluarkan pedangnya kemudian berjalan pelan mendekati Wang Ling namun, lima orang dengan kultivasi tingkat tujuh menghadang jalan Yira. Xuan dan Xieyun yang melihatnya segera berdiri menjadi tameng bagi Yir
'Ini pasti menyakitkan.' Batin Yira, wajahnya mengernyit sambil mengobati luka Xieyun Yira seakan merasakan perihnya luka yang diderita Xieyun, dia hampir tidak bisa menahan tangis saat Xieyun membuka bajunya untuk diobati. Badannya yang sempurna dipenuhi luka terbuka, darahnyapun tidak berhenti mengalir hingga membasahi tempat tidur. Begitu parah luka yang dia derita, siapa yang tahan melihatnya. Yira merlahan membersihkan darah Xieyun kemudian, dia mengoleskan obat pada luka Xieyun. Selain itu Yira juga harus menahan ngeri saat menjahit luka terbuka Xieyun, tidak bisa dibilang luka biasa karena setiap luka terbuka memiliki panjang sekitar 15 cm dengan lebar 3 cm. "A-yi jika kamu tidak sanggup biar aku sendiri saja." Xieyun melihat ekspresi Yira yang menahan air mata "Tidak, aku bisa melakukannya." Yira menjawab sambil fokus menjahit luka Xieyun. "Jika sakit bicaralah, aku akan berhenti." Ucap Yira dengan suara bergetar Xieyun tahu Yira tidak bisa menahan tangis dan rasa mualnya
Pagi hari yang cerah, Yira mencuci baju Xieyun yang dipenuhi bekas darah. Tiba-tiba salah seorang murid perempuan memanggil Yira untuk sarapan, Yira tahu bahwa ayahnya yang menyuruh murid tersebut. "Baiklah, aku selesaikan ini dulu." Balas Yira yang kemudian segera menyelesaikan cuciannya Setelah selesai Yira masuk keruang makan ternyata, semua orang sudah selesai makan. Dimeja makan sudah tersedia dua mangkuk nasi dan beberapa macam lauk baru, yang ditunjukkan untuk Yira dan Xieyun. Yira menatap makanan itu dengan tatapan sedih, dia tidak ingin hal seperti ini saat kembali tapi dia tidak tahu harus bagaimana. Yira berjalan ke kamar, dia melihat Xieyun sedang meditasi untuk memulihkan luka secepat mungkin. Dia duduk di kursi menatap Xieyun yang sedang fokus dalam pemulihan. Dia masih tidak mengerti kenapa dia bisa mengorbankan apapun untuknya. "A-yi!" Panggil Xieyun yang telah selesai bermeditasi "Ha! Ayo makanan sudah siap, kita sarapan dulu." Yira mendatangi Xieyun dan membantu
Yira mundur menghindari serangan yang diluncurkan Yuexi kemudian, dia mengangkat alisnya menatap Yuexi seolah berkata serangannya tidak bisa melukainya. Yuexi mentap Yira dengan kesal yang kemudian, dia memerintahkan keempat anak buahnya untuk menyerang Yira. "Bunuh dia!" Perintah Yuexi sambil menunjuk Yira "Baik!" Keempat anak buah Yuexi serentak menyerang Yira, untungnya dengan sigap Xieyun segera memblokir semua serangan tersebut. Membuat keempat orang itu terpukuklmundur akibat aura Xieyun yang dominan. "Pria tampan, sepertinya kamu bukan manusia biasa." Ucap Yuexi dengan nada menggoda 'Aku bahkan tidak bisa melihat tingkat kultivasinya. Dia bukan orang bisa diajak main-main.' Yuexi membatin sambil menatap punggung Xieyun. "Cukup! jangan membuang waktu, bunuh mereka berdua!" Yuexi kembali menurunkan perintahnya Keempat anak buah itu menyerang Yira dan Xieyun, masing-masing dua orang melawan satu orang. Karena lukanya Xieyun melawan mereka dengan waktu sedikit lama, selain i
"Ini aku." Ucap sebuah suara perempuan yang terdengar lembut Dewi Eiria berbalik dan menengadah menatap langit, sebuah cahaya keemasan perlahan turun dari langit. Seorang wanita dengan pakaian berwarna keemasan lengkap dengan enam sayap kuning keemasan yang membentang dengan indah. Dia turun tepat di hadapan Dewi Eiria. Wanita itu adalah Dewi cahaya yang turun setelah mendengar penwarisnya tewas oleh beberapa anak buah Dewi Eiria. Dewi cahaya dengan nama lengkap Guang Yi Xian itu berjalan dengan anggun menuju Yira berada. "Hormat kepada Dewi Cahaya Yi Xian." Ucap Eiria memberi hormat. Secara status Dewi Cahaya lebih mulia dan statusnya lebih tinggi dari Dewi Eiria alasannya karena, selain menjadi Dewi Cahaya dia juga adik kandung dari Dewa Agung Guang Shan Yao. Banyak dewa segan dengan Dewi Yi Xian, selain cantik dia juga baik dan sangat adil dalam mengambil kepeutusan. "Kamu masih ingat untuk menghormatiku?" Ucap Dewi Yi Xian tersenyum sinis melirik Dewi Eiria. "Saya tidak men
Sekitar satu minggu Yira terus mengurung diri di dalam kamar akhirnya, dia bersedia untuk keluar meski itu karena bujukan dari Xieyun. Dia berjalan dengan tatapan kosong dan perasaan hampa sehingga, tanpa sengaja dia menabrak Xuan di depannya. "Maaf." Ucap Yira dingin sambil menunduk "Kamu kenapa?" Tanya Xuan dengan sedikit khawatir "Aku baik-baik saja, aku pergi dulu." Jawab Yira sambil berjalan melewati Xuan begitu saja tanpa menatapnya 'Tidak biasanya dia seperti itu.' Batin Xuan melihat perubahan Yira setelah satu minggu tidak bertemu. Yira berjalan melewati para murid yang sedang berlatih, tanpa ekspresi apapun dia menatap seorang murid perempuan yang sekilas mirip dengan adiknya. Dia terdiam sesaat menatap serius murid tersebut, tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipinya. 'Tunggu aku.' Batin Yira menyeka air matanya dan menatap langit ibu yang cerah Yira terus menelusuri sepanjang tempat latihan mencari ibu dan ayahnya, ada yang ingin dia bicarakan dengan mereka. Se
'Iblis?!' Batin Xieyun sambil bersikap waspada. 'Kenapa iblis-iblis ini disini? Apa mereka menjemput A-yun pergi?' Batin Yira waspada dengan para iblis itu. "Untuk apa kalian disini?!" Tanya Xieyun penuh pekenan. "Kami hanya mematuhi perintah Kaisar untuk menangkap wanita itu." Balas salah satu dari mereka. "Aku?!" Saut Yira terkejut. "Maafkan kami tuan muda, kami hanya mematuhi perintah." Ucap salah satu dari iblis itu yang sepertinya pemimpin mereka. 'Tuan muda?' Batin Yira penarasan."Serang!" Perintah sang pemimpin pasukan. Mereka bertarung di dalam kepungan para iblis, Yira cukup kesulitan menghadapi para iblis ini begitu juga dengan Xieyun. Ternyata ayah Xieyun tidak mengirim pasukan biasa melainkan, dia mengirim pasukan khusus untuk menangkap dan memawa Yira ke Alam Iblis. Xieyun tidak habis pikir dengan kelicikan ayahnya demi menjadikannya orang paling kejam, dia rela membuat putranya mengalami penyiksaan dan rasa sakit batin. Xieyun membunuh mereka satu persatu dengan