Share

Part 14. Bunglon

"Mungkin. Tapi kalau dia sedang merasa banyak pikiran. Dia akan pergi ke suatu tempat."

"Oh, ya? Tempat apa itu?"

"Ada laaah ... tempat yang bisa membuat pikirannya tenang."

Bikin penasaran saja. Tempat yang membuat tenang itu, kan banyak. Bisa di pantai, gunung, kuburan, bahkan hati aku.

Aku mau bertanya satu hal penting lagi padanya selagi di kantin masih sepi

"Oh, ya, Pak?"

"Hm?" Dia menaikkan alisnya.

"Pak Ibrahim itu kan sudah tidak ada. Kenapa Pak Sergio tidak menjabat CEO? Bukannya, kursi itu kosong?"

Pak Adit yang baru saja menyeruput minumannya, segera menggeleng dan menggoyang tangan kanannya. Dia tidak membenarkan kesimpulan yang kubuat.

"Jadi,--" Aku menahan ucapanku sendiri.

 <
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status