Share

Detak Pertama

Erlin salah tingkah dengan perbuatan Adian yang mengusap perutnya. Bukannya menjawab pertanyaan Erlin, Adian justru berbicara sendiri. Dia seolah mengajak bicara calon bayi dalam kandungan Erlin.

“Sayang, anak papa tenang-tenang ya di dalam sana. Kasihan mama,” ujar Adian sembari mengelus perut Erlin. Bersamaan dengan itu, setetes air mata Erlin jatuh begitu saja.

Erlin merasa terharu. Dia tidak pernah menyangka ternyata Adian juga bisa bertingkah seperti itu. Perasaannya terenyuh diperlakukan demikian. Sikap Adian yang menunjukkan sisi seorang ayah menyadarkan Erlin bahwa dirinya sebentar lagi juga akan menjadi ibu.

“Lho, kenapa menangis?” tanya Adian saat menyadari ekspresi Erlin.

“Tidak apa-apa, Pak” elak Erlin.

“Beneran?” ujar Adian memastikan. Erlin hanya menawabnya dengan anggukan pelan.

Setelah sempat mengalami momen yang cukup mengaduk-aduk perasaan, Adian pun kembali melanjutkan tugasnya menyuapi Erlin. Dia memaksa Erlin agar mau menghabiskan setengah dari makanan yang dibawa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status