Share

BAB 28: Hijrah dan Hidayah

“Ma-maksud Bapak gimana?” gagap Dian ketika ingin memastikan pendapat yang bagaimana ingin didengarkan oleh Fajar.

Pria itu menarik napas dengan pandangan pasih menatap karpet berwarna cokelat muda. Kedua tangan saling bertautan di bagian lutut kaki yang ditekuk.

“Pendapat Mbak Dian pribadi,” jelas Fajar singkat tanpa menaikkan penglihatan.

Darah berdesir di dalam tubuh Dian. Andai saat ini tidak ada Fajar, mungkin dia sudah jingkrak-jingkrak kegirangan, karena pria itu meminta pendapat pribadi, bukan dari sudut pandang wartawan.

Calm down, Di. Jangan geer dulu, biar harapan nggak makin tinggi, batin Dian menyadarkan diri.

“Oh, pendapat saya ya, Pak?” Dian kembali memastikan kalau kupingnya tidak salah mendengar.

Fajar mengangguk ketika melirik ke arah Dian singkat.

Gadis itu menarik napas panjang, kemudian menoleh sebentar melihat Syukria. Anggukan kepala diberikan oleh rekan kerjanya itu,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status