Melly sangat gembira. "Benarkah? Oke!" Melly melompat-lompat kegirangan, lalu berkata, "Kalau begitu Kak Cindy, aku nggak jadi pulang denganmu. Sampai jumpa di perusahaan besok."Cindy mengangguk.Yogi langsung pergi.Cindy menghadap ke jalan dan terus menunggu mobil online sambil berpikir dengan tenang. Sejak kapan Cindy dan Melly menjadi sahabat karib? Melly dan Yogi sudah jadi pacar?Ternyata posisi "pacar Yogi" tidak terlalu sulit untuk didapatkan.Yona bisa, Melly bisa.Pada akhirnya, satu-satunya orang yang menemaninya selama tiga tahun dan masih belum memiliki status adalah Cindy.Haha.Namun, Cindy tak menyangka "nafsu" Yogi begitu besar.Keesokan harinya, Cindy pergi ke perusahaan. Dia tidak hanya melihat Melly tapi juga sekretaris muda itu di ruang sekretaris.Sekretaris muda itu menghampiri Cindy dengan bangga. "Pak Yogi meminta aku kembali. Dia bilang aku berkontribusi pada perusahaan, nggak akan memecatku. Dia menyuruh seseorang untuk nggak mengambil keputusan sendiri."Wa
Cindy mengangkat kepala dan melihat sekretaris muda itu. Sekretaris muda itu berkata sambil tersenyum, "Bu Cindy, tolong diurus secepatnya. Akan segera digunakan."Cindy membuka dokumen itu dan membaca. Itu adalah kontrak Charleon. Cindy menutupnya dan berkata, "Kamulah yang mengurus kontrak ini dari awal. Aku hanya ikut serta dalam negosiasi terakhir."Sekretaris muda itu menyilangkan tangan di dada dan berkata, "Tapi, Pak Yogi bilang kamu adalah sekretaris utama, semua dokumen di kantor sekretaris berada di bawah kendali kamu.""Kalau begitu, minta Pak Yogi yang bilang sendiri, kalau dia memintaku untuk mengurus dokumen ini juga, aku pasti akan bertanggung jawab." Cindy langsung melempar dokumen itu ke tempat duduknya dan menjatuhkan gelas yang dia letakkan di sudut meja.Sekretaris muda itu sangat marah, "Kamu!"Cindy hanya membalas kelakuannya.Melly mengerjap, dia menghampiri dan berinisiatif mengambil gelas termos Cindy yang terjatuh ke lantai, lalu meletakkannya kembali di sudut
Saat melewati toko es krim, Melly dengan manja meminta Yogi membeli es krim untuknya. Quinn juga mengatakan bahwa dia haus dan ingin makan. Yogi mengangguk dan membiarkan mereka memilih.Yogi melihat kerucut renyah dan samar-samar ingat Cindy menyukainya, jadi dia mengambil satu. Namun, dia berbalik dan melihat Cindy membuka tutup cangkir termos yang dibawanya dan sedang minum air."..."Bukannya Cindy tidak suka es krim, tapi menstruasi terakhir Cindy sangat menyakitkan. Dia menduga keguguran sudah merusak rahimnya, jadi dia memutuskan untuk menjaga kesehatan. Dia tidak makan dingin atau es, hanya minum teh kurma setiap hari.Yogi melemparkan kembali es krim itu ke lemari es tanpa ekspresi.Melly berseru pelan, es krimnya meleleh dan menodai jarinya. Melly menyeka dua kali dengan tisu, tapi masih merasa lengket dan tidak nyaman, "Apa ada kamar mandi di sini?""Ada, di sana, belok saja sudah sampai." Penanggung jawab mal memberi tahu. Melly membuang es krim itu. "Kak Yogi, aku pergi cu
Si eksibisionis itu ditangkap oleh satpam dan diserahkan ke kantor polisi untuk diproses.Melly sangat ketakutan dan menangis dengan sangat menyedihkan. Dia merasa sangat kotor, dia ingin berganti pakaian dan mandi. Dia tidak mau melepaskan Yogi dan bersikeras untuk ditemani Yogi.Oleh karena itu, pemeriksaan hari ini terpaksa dihentikan, mereka mencari hotel terdekat, membuka kamar untuk Melly mandi.Yogi menyuruh seseorang untuk membeli pakaian untuk Melly.Melly merengek, "Aku nggak ingin orang lain, aku ingin Kak Cindy yang beli. Aku nggak percaya orang lain. Aku nggak mau memakai pakaian jelek!"Yogi memandang Cindy, Cindy mengerti, "Aku pergi beli."Mata Yogi menatap wajah Cindy beberapa detik sebelum berkata, "Ada toko pakaian di seberang hotel. Kamu beli dulu, nanti tagih pembayaran ke perusahaan."Cindy mengiakan, berbalik dan mengambil dua langkah, lalu terdengar pria itu berkata lagi, "Kalau kamu perlu, kamu juga bisa beli."Cindy menoleh tanpa sadar, tapi Cindy melihat Mell
Cindy tetap tenang, "Sebagai sekretaris, mempersiapkan segala kemungkinan dengan baik, nggak mungkin salah."Yogi, "Apa kamu sangat mengharapkan sesuatu terjadi antara aku dan Melly?""Apa yang ingin dilakukan Pak Yogi, nggak ada hubungannya denganku."Yogi menatap wajah Cindy beberapa detik, lalu berjalan ke arah Cindy.Cindy tidak tahu apa yang akan dia lakukan, Cindy secara intuitif merasa bahwa dia kesal jadi Cindy mundur tanpa sadar.Untung saja Melly sudah berganti pakaian dan keluar. "Kak Yogi, aku sudah ganti baju."Cindy langsung berkata, "Aku antar Nona Melly pulang dulu."Melly menggelengkan kepala dan menolak, "Nggak, Kak Cindy, aku baik-baik saja. Aku bisa lanjut kerja.""Jangan dipaksakan.""Kita sama-sama bertemu kejadian itu, Kak Cindy nggak menangis, aku nggak boleh manja lagi. Aku ingin belajar dari Kak Cindy, aku juga harus berani!" Melly sangat serius.Yogi tidak melihat siapa pun, dia langsung berjalan keluar, "Kembali ke perusahaan."Sesampainya di perusahaan, Cin
Cindy berjalan ke pintu ruang teh dan mendengar kata-kata ini.Cindy berhenti.Melly menjawab, "Jangan mengadu domba!""Kalaupun Kak Yogi dan Kak Cindy benar-benar ada hubungan khusus, aku akan bersaing secara adil dengan Kak Cindy! Kalau kamu juga menyukai Kak Yogi, kamu juga bisa bersaing denganku secara adil. Aku yakin, aku nggak lebih buruk dari kalian. Pada akhirnya, Kak Yogi pasti akan bersamaku!"Cindy berbalik dan pergi.Melly memang gadis yang baik, tapi Quinn yang tidak berhasil meminta tangan Cindy untuk mengatasi Melly, malah mengadu domba Cindy dengan Melly. Sebaiknya Quinn tidak melakukan apa pun, kalau tidak, Cindy tidak akan sungkan kepada Quinn.....Sepulang kerja malam harinya, Cindy melihat Steve di ruang tunggu di lantai satu.Setelah berpikir sejenak, dia menghampiri untuk menyapa, "Profesor Steve.""Nona Cindy." Steve berdiri dari sofa.Cindy menebak, "Apakah kamu datang menjemput Nona Melly? Saat turun, aku melihat Melly berbicara dengan rekan-rekannya. Dia seha
Keesokan harinya, Cindy berangkat kerja seperti biasa. Dia mengambil cangkir termos dan mengambil air hangat ke ruang teh. Karena belum bekerja, Cindy bersandar di lemari, mengeluarkan ponsel dan menelepon.Setelah Yogi menyebut ibunya Cindy hari itu, Cindy menjadi sedikit gelisah, dia mencari selama dua hari dan menemukan nomor telepon mantan tetangga Cindy, lalu menelepon untuk bertanya.Panggilan dijawab, "Halo, siapa ini?"Cindy menjawab, "Tante Yayah, aku Cindy.""Oh, Cindy, kenapa kamu punya nomor teleponku?"Cindy berbisik, "Aku menyimpannya dulu."Tante Yayah berkata, "Ada apa kamu meneleponku?""Apakah Tante masih bertetangga dengan orang tuaku? Bagaimana kabar mereka akhir-akhir ini?"Tante Yayah berkata, "Aku sudah lama pindah. Aku sekarang tinggal bersama putra dan menantuku, juga jarang berhubungan dengan orang tuamu. Terakhir kali kami bertemu, mereka baik-baik saja, aku nggak tahu bagaimana keadaan mereka akhir-akhir ini."Cindy sedikit kecewa. "Oh begitu.""Cindy, kamu
Karena kalimat ini, Cindy benar-benar kecewa dengan orang tuanya, dia tidak menghubungi mereka lagi selama tiga tahun. Sampai beberapa bulan yang lalu, dia menelepon mereka secara tiba-tiba, tapi tidak tersambung.Cindy masih tertawa saat itu, orang tua Cindy memang lebih kejam, mereka benar-benar putus hubungan dengan Cindy.Sekarang, Cindy mendengar suara ibunya dan mengetahui bahwa ibunya baik-baik saja, Cindy tidak lagi mengkhawatirkannya, lebih baik jalani hidup masing-masing.Setelah mengambil cangkir teh, Cindy kembali ke ruang sekretaris.Begitu Cindy duduk, Quinn melempar dokumen kemarin ke meja Cindy sambil memamerkan kemenangannya. "Aku sudah bilang pada Pak Yogi, Pak Yogi menunjuk kamu untuk bertanggung jawab!"Oke.Kebetulan Cindy tidak ingin tinggal di kantor yang berantakan ini, Cindy tidak berkata apa-apa, hanya mengambil dokumen itu dan tas lalu pergi.Quinn menatap punggung Cindy dengan sengit.Cindy meninggalkan perusahaan dan pergi ke kedai kopi terdekat. Dia memesa