"Aku harap kau mengerti Yue, karena Iblis seperti Lian Xia Tian sedang gencar memburumu, aku hanya mau memastikan keselamatanmu," ucap Guan Yu. Pria itu tak menuruni singasana emasnya, ia hanya duduk sembari menompang dagunya menatap Yue yang sedang bersipu padanya itu.Pria ini jadi alasan Yue menaiki takhta sebagai dewi yang baru. Yue jadi kesayangannya, meski Yue kerapkali keras kepala karena sangat mencintai manusia daripada dewa dan dewi yang lainnya. Yue tidak diketahui asal usul sebelum menaiki takhta atau Pria ini sengaja merahasiakannya, lagipula Yue tak pernah bertanya mengenai asal usulnya. Membuat Pria ini menyukai Yue. Dewi baru yang memiliki peringkat paling rendah. Yue mengangguk sembari membungkuk hormat pada Pria itu. Ia tak bisa membantah petinggi surgawi seperti Pria ini. "Baik, Yang Mulia," sahut Yue."Kalau begitu, aku harap kau tidak sering mendatangi dunia manusia," peringat Guan Yu. Yue memberi hormat. Pertemuannya usai dengan Yue yang membalikkan tubuhnya. K
"Dasar gila!" cibir Yue."Aku memang tergila-gila padamu sejak dulu namun aku dipihakmu," ucap Pria itu."Apa yang kau mau?""Kau, aku mau kau,"Yue nyaris lelah menghadapi Pria itu. "Pergilah, aku tak memiliki urusan denganmu!""Kau tentu punya, kau bukan Yue, kau hanya dijebak oleh Guan Yu ... ingatanmu sirna, Ran Xieya," ucap Pria itu keras kepala. Yue terpaksa mengambil langkah keras, ia mendorong Pria itu kemudian mengayunkan pedangnya meski tak mengenai Pria itu. Yue tak mau terlibat masalah dengan Iblis. Ia juga tak mengerti ocehan Pria itu padanya. "Pergilah, aku masih bermurah hati untuk tidak menyeretmu pada yang mulia," ancam Yue dengan tatapan tajamnya. "Tentu, aku akan pergi namun renungkanlah kembali, kau pasti merasa tak seharusnya di sini, Xieya," ucap Pria itu sembari beranjak pergi. Ia menghilang dalam bayangan malam. Yue kini seorang diri kemudian duduk di pinggir ranjangnya. Ia menghela napas cukup panjang kemudian mengusak wajah jelitanya itu dengan kasar. Yue
"Aku cukup gerah dengan kerajaan kejam ini, siapa penguasanya?" celetuk Yue."Aku ... akulah penguasanya," sahut seorang Wanita yang muncul dengan gerombolan pasukan berjubah hitamnya.Yue membalikkan tubuhnya dengan tatapan tajamnya. "Oh, kebetulan sekali, begini rupanya tampang pemaksa sepertimu," tantang Yue. "Tajam juga lidahmu, Wanita asing!" bentak Wanita itu.Yue tak gentar mundur, ia justru bersiap memasang tubuh untuk memulai pertarungan namun Bai dan Dewa Jing Xiu langsung mencegah Yue. "Ingatlah kita tak boleh bertikai dengan manusia, itu sumpah kita," ucap Dewa Jing Xiu panik sendiri. "Yang Mulia, itu benar ... tenanglah, kita tak bisa melawan mahluk fana," cegah Bai juga berusaha menghadang Yue.Yue mengabaikan Bai dan Jing Xiu. Ia menghadapi Wanita itu sehingga pertarungan tak bisa dihindari. Yue menangkis serangan Wanita itu dengan tangan kosongnya, Yue berusaha kerasa agar tak mengeluarkan senjata atau melukai wanita itu. Pertarungan semakin sengit hingga tudung yang
"Kami mencarimu ke seluruh wilayah namun siapa sangka, justru Anda tiba lebih dulu." Jing Xiu berucap sembari mendekati Ran Xieya yang sedari tadi berdiri di depan sebuah hutan kawasan Iblis.Ran Xieya tersenyum sekenanya. "Kabut tadi memisahkan kita, jadi aku berusaha mencapai perbatasan seorang diri," ucap Ran Xieya. Dalam kedalaman hutan yang sunyi, terdapat sebuah kediaman yang dipenuhi oleh kegelapan. Di dalamnya, sebuah kekuatan jahat merajalela, menyerap kehidupan dari segala yang mencoba mendekat. "Ingat kita hanya menyelidiki bukan berbuat hal selain itu," ucap Jing Xiu memperingati Ran Xieya.Ran Xieya terkekeh pelan. "Kalau yang tadi maaf, aku kelepasan," sahutnya."Omong-omong siapa Tuan tadi yang melempar bom kabut? tampaknya Pria itu menarik Yang Mulia melarikan diri juga," selidik Bai, pengawal Ran Xieya."Dia ksatria yang menjaga perdamaian, tampaknya," ucap Ran Xieya sembari memasuki lorong gelap menuju pusat kegelapan. "Tunggu, apa kau yakin ini cara memasuki kota
"Selamat datang, apakah kau sudah merindukanku jadi menemuiku lebih cepat dari yang aku duga, Ran Xieya?" tanya Suara berat dan lembut secara bersamaan itu.Yue terperanjat, seharusnya ia menghindari ancaman sebesar ini karena mengingat misinya hanya untuk mengawasi dan menyelidiki Kerajaan Iblis yang selalu membuat onar dengan manusia. Yue justru mendapati penguasanya yang datang mendekatinya, mereka jelas-jelas sudah ketahuan.Yue setidaknya bernapas lega saat menyadari jika Bai Si Pengawalnya dan Jing Xiu sudah berhasil melarikan diri. "Jadi kau mau mengurungku?" sergah Yue sembari bersiap untuk menyerang.Seulas senyuman dari Lian Xia Tian menatap Yue. Seharusnya Sang penguasa ini murka atau menyerangnya karena sebagai penduduk surgawi sudah lancang memasuki wilayahnya tapi Lian Xia Tian melesat cepat mendekati Yue sembari memeluknya. "Tidak sama sekali," ucap Lian Xia Tian sembari menggeleng. "Justru aku senang kau datang kemari, Yue," ucapnya. "Ini sungguh tidak pantas," elak
Suara cicitan burung yang riuh di pagi hari. Berkas cahaya mentari masuk melalui cela jendela kaca. Sepasang mata magenta terbuka dengan perlahan. Ia perlahan-lahan mengeram sembari meregangkan tubuhnya. Wanita itu bingung mendapati dirinya di dalam sebuah kamar apartemen mewah. Ia bisa lihat gedung-gedung pencakar langit dari apartemen ini."Aku di mana?" tanya Wanita muda itu bingung."Xieya, selamat pagi," ucap Han Xue Tian muncul dari balik pintu sembari membawakan nampan berisi secangkir teh hangat."Xieya? kita di mana? mengapa pakaian kita dan tempat ini aneh?" tanya Yue keheranan.Han Xue Tian dengan sabar meletakkan secangkir teh itu di atas nakas meja. Ia duduk didekat Yue dengan perlahan. "Inilah dunia asalmu, Xieya, kamu ... sebenarnya Ran Xieya, kamu juga Senna Cassia Anguistfolia, kamu istri dan ibu dari Tian-Tian anak kita, selama ini Guan Yuu memperdayamu dengan mantera pengikat kenangan," ucap Han Xue Tian.Yue menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin!" jerit Yue."Die
"Kau ... Iblis tapi punya jiwa penduduk surgawi?" celetuk Yue heran."Dasar Gadis Bodoh, kau masih sempat mengomentariku sementara kau sendiri sedang ditipu!" bentak Bayangan Cermin itu."Apa maksudmu?" tanya Yue heran."Ck, kau bahkan lupa pemilik asli tubuhmu itu, kau Ran Xieya! seseorang yang seharusnya mengakhiri hidupku dan menjadi pahlawan untuk kaummu tapi kau malah terperangkap oleh Dewa Gadungan itu, kini hidupmu dan keluarga kecilmu ada dalam bahaya, Xieya," ucap Wanita itu. Yue masih saja tidak mengerti dengan ucapan dari Wanita dalam cermin itu. "Aku tidak mengerti apa yang kau coba katakan," ucap Yue menanggapinya."Kalau begitu, mengapa kau tidak ada satu manusia yang tahu kisahmu? atau kuil tempatmu berasal?" tanya Wanita itu penuh selidik.Gemuruh hujan deras terdengar bersamaan dengan kedua mata Yue yang membelalak. Kenyataannya dia bahkan tidak tahu siapa dirinya sebenarnya. Ia ratapi Wanita yang punya wajah seiras dengannya dengan senyum puasnya itu."Nah, bukannya
"Tidak, Tian-Tian!" jerit Yue berusaha bangkit, sebuah cairan merah keluar dari perutnya Yue. Kini Yue sadar jika di dunia fana ini ia juga tidak memiliki keabadian."Kemari ... Lanse Tian," ucap suara yang berat dan dingin itu. Sekelebat pedang bergagang biru terbang cepat mengarah ke kamar dan menghunus Iblis itu. Menghabisinya dalam seketika.Yue menatap kedua tangannya yang baru memengangi perutnya mengeluarkan darah merah. Kedua tangannya bergemetar hebat. "Aku ... aku terluka?" "Xieya!" Han Xue Tian panik saat memasuki apartemen, ia mendapati Yue tengah berdiri sembari melihat kedua tangannya yang dipenuhi oleh cairan merah berasal dari luka di perutnya. Han Xue Tian melesat menghampiri Yue dengan cepat kala Wanita itu ambruk tak sadarkan diri.Han Xue Tian meraih tubuh Yue yang terkulai lemas dan tak berdaya itu. Ia menggendong Yue keluar dari apartemen namun sempat berdiri diambang pintu, ia menyadari jika mantera pelindung sudah hancur oleh Iblis. "Tian-Tian! Nak, kemari!" t