Share

Telaah PUNGGAWA

Dirga memasuki basecamp PUNGGAWA dengan sedikit emosi. Kesialan ini mereka buat bersama-sama, tetapi kenapa hasil akhirnya hanya dia sendiri yang harus bertanggung jawab?

Pintu yang terbuka dengan kasar tak sedikit pun membuat anggota PUNGGAWA yang lain panik. Malah mereka tertawa terkikik mengingat kesialan yang kini menimpa salah satu sahabatnya tersebut.

"Setan ya lo semua!" teriak Dirga penuh emosi tetapi malah dibalas tertawa terbahak oleh para sahabatnya.

Bantal sofa basecamp sudah dia lemparkan ke arah para sahabatnya dengan penuh emosi. Gila saja mereka membiarkan dirinya terjebak sendirian ditengah warga yang tengah emosi.

"Sorry, Bro! Kita juga cari aman!" tukas Prabu dengan santainya. Sedangkan di sisi lain, Rama mengulurkan sebotol minuman dingin untuk Dirga.

"Aman kalian, sedangkan gue? Dah kayak ayam oon yang harus diadili sendirian. Padahal yang sudah eksekusi kalian, gue kena getah doang belum sempat eksekusi!" serunya sembari menaruh bokongnya diatas sofa.

"Dimana Dia sekarang?" tanya Rama.

Yang lain bungkam. Namun dalam hati mereka juga bertanya-tanya tentang pertanyaan sang kepala suku tersebut. Perempuan yang menjadi trending topik PUNGGAWA saat ini.

"Gue suruh kakaknya buat nganterin dia ke rumah. Dah gue bawain alamat ma ATM buat bekal." jelas Dirga yang membuat para sahabatnya mengernyitkan dahi.

"Dah lo nikahin kontrak kan?" tanya Rama kembali.

"Ya udahlah. Mau dimasukkan penjara kalau gue menolak buat nikah sama Dia!" papar Dirga yang membuat para sahabatnya kembali terkejut.

"Tinggal tunggu tempo saja kan? Sabar aja. Kita akan bantu soal keuangan dia. Biar bagaimanapun, kita juga salah." ucap Rama yang membuat Dirga mengangguk.

Memang niatnya hanya untuk menikah saja. Sedangkan untuk hidup istrinya, biarkan saja dia mendekam di rumah mewahnya. Toh, tak akan kekurangan juga.

" Tunggu... Tunggu... Tunggu... Lo nikahin dia? " ujar David terkejut.

"Kalau bukan karena digrebek, gue juga ogah nikah ma dia. Sial bangeeeetttt... hidup gue! Nikah sama perempuan bekas sampah kalian!" teriak Dirga yang membuat yang lain kicep.

Prabu dan Kevin terdiam. Mereka sadar, mereka pun ikut andil dalam pernikahan sahabatnya ini. Andai mereka membantu Dirga melarikan diri, Dirga tak harus mengalami hal ini.

Mereka tak menyangka aksi kebodohan mereka kali ini sampai harus berujung pernikahan salah satu sahabatnya.

Namun berbeda dengan David. Dia malah berdecak seolah tak terima.

"Lah, ngapain? Dah kita bayar mahal kok malah paling menyusahkan!" gerutu David yang malah mendapat geplakan di kepalanya.

"Ngapain ngapain! Lo pikir gue bisa ngapain saat orang-orang datang buat menggerebek kita. sedangkan kondisi gue sedang... Kalian pahamlah apa maksud gue!"

Dirga hanya mampu menggerutu jika mengingat kejadian penggrebrekan kala itu. Panik, marah, malu semua seakan menjadi satu.

"Lah, lo tinggal bilang kalau lo sudah transfer mahal dia. Bukti transfer kan ada di hp lo!" seru David kembali yang diangguki para sahabatnya yang lain.

Dirga memutar matanya malas. Ya kali dia ikhlas namanya buruk di hadapan para warga saat itu. Kelihatan sekali betapa liarnya mereka hingga memesan perempuan untuk dipakai bersama.

"Terus terlihatlah semua kebusukan kita. Gitu?" gerutu Dirga. Yang lain hanya mampu mengangguk mengiyakan saja.

Rama yang dari tadi terdiam pun mulai angkat bicara. Sedikitnya dia sadar, dia pun turut andil dalam pernikahan penggrebekan sahabatnya itu.

"Berapa lama kontraknya?" tanya Rama.

"3 bulan kalau tidak hamil. Setahun kalau hamil. Uang nafkah 20 juta perbulan." jelas Dirga sambil menyeruput minuman yang tinggal titik penghabisan.

Para sahabatnya kembali menatapnya heran. Kontrak nikah? Baru kali ini mereka melihat sendiri di depan mata. Tetapi, uang 20 juta perbulan itu terlalu sedikit untuk seorang istri Dirgantara Wisesa. Apakah tidak terlalu pelit?

"Dia ngga marah lo kasih nafkah segitu? Gila! Dirgantara Wisesa lho! Nafkah 20 juta perbulan. Buat ke mall kurang itu!" seru Prabu yang sedikit kaget dengan uang nafkah istri Dirga.

Dirga yang mendengar ucapan Prabu memutar matanya malas. Uang 20 juta itu untuk jajan dia. Ya kali kurang?

" Hidup perempuan sekarang tak butuh hanya jajan. Tas, pakaian, skincare, kosmetik, semua butuh uang." ucap Prabu menasehati kawannya yang sepertinya sedang khilaf terhadap istrinya sendiri.

"Dia hanya perempuan miskin. Gue masih curiga kalau dia sengaja menjebak salah satu dari kita supaya bisa hidup enak."

Ucapan Dirga membuat keempat sahabatnya teringat akan hal ini. Sudah puluhan kali mereka melakukan hal ini. Namun tak sekalinya, kelakuan mereka terendus orang lain.

Ringgo sangat berhati-hati dalam melakukan setiap pekerjaannya. Tak mungkin Ringgo berani melakukan kecerobohan.

"Benar! Bahkan dari SMA kita sudah melakukan hal ini. Tak pernah sekalipun menimbulkan kekacauan. Kenapa ini bisa terjadi?" gelisah Prabu.

Papa dan mamanya bekerja di luar negeri. Prabu hanya tinggal sendiri disini. Kedua kakak perempuannya sudah menikah dan mempunyai kehidupan tersendiri.

" Lo dah cek video yang dikirim ke nomor mertua lo? " ucap David yang membuat semuanya teringat sesuatu.

Video!

Benar! Video yang terkirim ke nomor orang tua Karamellah yang membuat Dirga harus segera tiba di basecamp ini. Video yang katanya berisi adegan itu.

" Lo udah telusuri darimana asal video itu? "cecar David.

Pertanyaan David mencuri perhatian Dirga. Apakah sahabatnya itu sudah menemukan siapa pengirim video tersebut?

" Lo udah tau? " tanya Dirga balik. Kemampuan David sebagai ahli IT tak perlu diragukan. Hanya dengan menyebut nama, David dapat mengakses data pribadi seseorang dengan mudah.

Sebuah berkas dilempar ke arah Dirga. Tujuannya memang Dirga. Tetapi Kevin dan Prabu pun ikut berebut. Sedangkan Rama, dia masih duduk tenang sambil menyilangkan tangan.

"Bruno? Siapa dia? Namanya kayak nama anjing tetangga gue. Ada urusan apa sama kita?" tanya Prabu dengan penuh tanda tanya.

"Pacar Kesya. Kakak kandung seseorang yang mungkin sudah menjadi istri kontrak salah satu sahabat kita." jelas David yang membuat Dirga mengernyitkan dahi.

"Apa hubungannya Bruno dengan istri gue? Dia kan pacar kakaknya. Kenapa dia sampai merekam video menjijikkan itu?" tanya Dirga yang dibalas pukulan di kepalanya oleh para sahabatnya itu.

"Menjijikkan katanya? Menjijikkan kok rutin dilakukan." sindir Rama.

Ayolah! Mereka berlima itu tidak ada yang benar kelakuannya. Jadi kalau berlagak sok suci, itu jauh lebih menjijikkan.

"Tunggu dulu." Dirga kembali bersuara. "Jika benar itu adalah hasil rekaman Bruno, untuk apa dia merekamnya? Bukankah Karamel bakal adik ipar dia? Dengan dia merekam, bukankah namanya akan buruk?"

"Itu jika Karamel tidak terlibat. Tetapi berbeda cerita kalau perempuan itu sudah bekerjasama. Mungkin itulah yang bisa mereka jadikan untuk memeras kita." papar David.

"Masuk akal! Bukankah video itu salah satu alasan orang tua Karamel datang ke tempat itu tanpa kita kasih tau. Atau mungkin, memang mereka sudah mengatur semua kejadian ini?" telaah Dirga yang semakin menaruh kebencian kepada perempuan yang kini telah berstatus sebagai istrinya tersebut.

'Pura-pura menangis, pura-pura tak tau apa-apa, tetapi ternyata sangat licik.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status