Share

Kebohongan Paripurna

Kedua manik Kinan memejam dalam damai. Merasai ketika helai-helai rambutnya terhempas saat angin laut menerpanya dengan ringan. Kaki-kakinya tampak berkilat begitu sinar mentari menyorot tiada henti, mengingat pasir menempeli permukaan kulitnya.

Mereka menyebar di sepanjang pertengahan betis hingga ke telapak kaki. Tangannya melingkari lutut sedang bokongnya menapak di atas gundukan-gundukan pasir kecil. Beberapa langkah di depan, permadani biru telah membentang menakjubkan.

Dua jam yang lalu ... dia akhirnya tiba di Bali.

"Mbak ...," perempuan itu tidak menanggapi. Tidak berbalik, tidak juga merespon. Sampai kemudian satu tangan lain dari arah belakang terulur lalu menepuk bahunya dengan pelan, dan Kinan baru membuka mata setelahnya. Sejurus kemudian dia berbalik dengan sorot malas.

Hal pertama yang dia dapati adalah sosok cantik berambut pirang. Oh tidak, dia bukan turis asing, jelas sekali dia pendu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status