***
Halo readers, berikut adalah ringkasan part 1 (Bab 1-40) untuk mempermudah kalian mereka-reka kisah Barra dan Celine. Sebetulnya mulai dari Part 2 juga tidak masalah, senyamannya kalian saja ya. Selamat membaca. Be kind and add this book to your library! Love and Vote! Terima kasih.
Ringkasan Part 1:
Celine dan Barra sudah berteman sejak lama dan sempat terlibat cinta remaja. Keduanya kemudian berpisah tanpa ada kelanjutan hubungan. Celine menikahi Alaric, sahabat Barra. Barra juga menikahi Aimee dan memiliki satu anak.
Beberapa tahun kemudian, Celine kembali pulang ke kota kelahirannya setelah tinggal di luar negeri. Alaric meninggal dalam kecelakaan dan meninggalkan surat wasiat yang menyatakan hartanya dibagi dua untuk anak dalam kandungan Aimee dan anak Celine (lahir prematur dan meninggal). Inti dari surat wasiat adalah jika Celine menginginkan setengah harta Alaric, maka ia harus menyerahkan setengah harta milik Lola secara diam-diam agar keluarga besarnya tidak mengetahui anak diluar nikah milik Alaric dan Aimee. Keluarga besar Kusuma tidak segan-segan akan menghabisi Lola jika mereka mengetahui ada anak diluar nikah yang mencoreng nama penting mereka.
Barra menyetujui pernikahan kontraknya dengan Celine karena ingin membalas dendam untuk masa lalu mereka. Menurut Barra, Celine tidak lebih dari perempuan matre yang haus harta. Buktinya, saat Barra kesulitan dulu Celine justru menikahi Alaric. Setelah Alaric meninggal, Celine bersusah payah menikahi Barra “dengan alasan kepentingan Lola” hanya untuk mengambil setengah kekayaan Alaric. Hati Barra mulai melunak, setelah ia mengetahui niat mulia Celine yang akan memanfaatkan setengah warisan Alaric untuk dihibahkan pada Hope Foundation.
Saat ini, Barra dan Celine kembali mencoba memperbaiki hubungan dan menikmati pernikahan sementara mereka. Persoalan muncul lagi saat Keluarga Kusuma mengetahui siapa Lola Hutama dan ingin menguasai seluruh warisan Alaric yang jatuh ke tangan Celine dan Lola. Belum lagi, Barra juga masih terlibat kasus tuduhan penyuapan dan penyelundupan ilegal yang berujung pada ancaman penjara di depan mata.
Apa Barra dan Celine berhasil mempertahankan pernikahan kontrak mereka dan saling menguatkan satu sama lain?***
Pemeran utama:
Celine Artha, 31 tahun, Managing Food Editor. Celine adalah janda ditinggal mati dan tidak memiliki anak karena keguguran. Wasiat tertutup mendiang suami mengisyaratkan agar Celine menyerahkan setengah harta untuk anak hasil perselingkuhannya dengan mantan istri Barra. Celine mengajukan ide pernikahan kontrak dengan Barra agar bisa menyerahkan setengah warisan untuk Lola dan setengah sisanya untuk membantu Hope Foundation sebuah lembaga non-profit untuk membantu remaja perempuan yang hamil diluar nikah agar bisa tetap melanjutkan pendidikan dan membesarkan bayinya, serta menekan angka aborsi.
Barra Hutama, 34 tahun, filantropis dan CEO Greenhouses Company. Seorang duda beranak satu yang sedang menjalankan bisnis di bidang pengolahan limbah berskala internasional. Sejak mantan istri kabur, Barra membesarkan Lola dengan bantuan kedua orang tuanya. Tidak tertarik memiliki hubungan serius dengan perempuan. Sudah mengenal Celine sejak remaja dan menganggap Celine adalah tipe perempuan matre yang haus harta. Awalnya tidak menyetujui pernikahan kontrak yang diusulkan Celine. Tapi, kemudian berubah pikiran dengan harapan dapat membalas dendam pada apa yang pernah Celine perbuat padanya beberapa belas tahun lalu.
Lola Hutama, 5 tahun, anak diluar nikah mantan istri Barra bersama mendiang suami Celine. Meski demikian, Alaric memasukkan nama Lola dalam daftar warisnya. Celine sebetulnya masih kesal dengan perselingkuhan yang dilakukan mendiang suaminya tapi setelah mengenal Lola lebih dalam akhirnya Celine turut jatuh cinta pada kepandaian Lola mengambil hatinya. Pernikahan kontrak yang awalnya ditujukan hanya untuk pembagian harta semata menjadi sarana Celine untuk memaafkan dirinya sendiri atas rasa bersalahnya pada kecelakaan maut yang dialami Alaric.
Pemeran pendukung:
Alaric Kusuma (Alm.), mendiang suami Celine. Meninggalkan wasiat aneh yang membagi harta untuk anak diluar nikahnya dengan Aimee (mantan istri Barra) dan Celine. Alaric tidak ingin kehadiran Lola diketahui oleh keluarga besarnya yang haus kekuasaan dan nama baik.
Keluarga Kusuma, terdiri dari Zoraya Kusuma dan Eldar Kusuma. Keduanya adalah adik kembar tiri Alaric yang otomatis menjadi penerus perusahaan keluarga setelah Alaric meninggal.
Ella Tanoto, sahabat kuliah Celine sekaligus pengacara Celine. Setelah Barra terlibat kasus tuduhan penyuapan dan penyelundupan limbah ilegal, Ella menawarkan diri menjadi pengacara Barra juga.
Zane Rashan, detektif yang memimpin di kasus penyuapan dan penyelundupan yang dituduhkan pada Barra.
Aimee Tanjung, model internasional dan mantan istri Barra yang memiliki anak diluar nikah bersama Alaric. Pergi meninggalkan Barra saat Lola berusia enam bulan.
Theo Hutama dan Lenna Hutama, orang tua Barra Hutama yang kini berada di luar negeri karena ibunya sakit dan sedang menjalani pengobatan.***
*** “Good morning, hawt mama!” Barra berkata tegas dengan letup gairah tersorot dari maniknya. Barra merebahkan diri sambil bertumpu pada salah satu siku dan tangan lain menggerayangi paha polos Celine karena gaun tidurnya sudah tersibak ke atas. Satu hentakan, camisole sutra itu akan terurai begitu saja di atas lantai. Barra menelentangkan Celine di atas ranjang. Bibir mereka masih bertaut dengan ganas. Barra menjauhkan wajahnya sedikit dan ia melihat protes di mata Celine. Barra merapatkan pinggul dan menggerakkan lutut. Semakin menempelkan bukti kejantanannya pada Celine di pagi hari. Celine sempat melengkungkan punggungnya semakin ke atas. Celine bergetar akibat sentuhan Barra. Telapak hangat lelaki itu mempermainkan kulitnya.
***“Ayah, kenalkan ini Barra, suamiku.” Celine menyambut tangan Barra dari ambang pintu dan menariknya.Barra menyerahkan buket bunga yang sedang digenggamnya pada Celine. Barra lalu menyodorkan tangan dan mengenalkan diri.“Barra Hutama, Pak.”“Panggil aku Hugo saja, anak muda.” Hugo Artha menyambut tangan lelaki yang mendadak menjadi suami putrinya.Ini pertama kalinya Barra berhadapan langsung dengan ayah Celine yang tersohor. Seorang hakim terkenal karena putusan-putusannya selalu memihak masyarakat terpinggirkan yang melawan ketidakadilan melalui pengadilan. Barra memang mengenal nama Hugo Artha sebagai hakim yang adil dan jujur.“Ma
***“Saya memang bukan ayah kandungmu, Celine.” Hugo berkata dengan tenang lalu melanjutkan, “Tapi menurutmu apakah aku tidak perlu tahu soal pernikahanmu dengan lelaki bernama Barra Hutama ini?”“Bukan itu maksudku, Yah.” Celine menundukkan kepala dan tidak berani menatap wajah Hugo. Ayah tiri yang menikahi ibunya saat Celine berusia lima tahun dan membesarkan Celine seperti anaknya sendiri sejak ibunya meninggal. Bahkan Hugo mengadopsi Celine sejak kecil dan dia berhak untuk menggunakan nama keluarga Artha yang dikenal sebagai keluarga noble atau bersahaja.“Ini sudah tiga bulan lebih, Celine. Bahkan sejak kepulanganmu dari luar negeri kau hanya berkunjung sebentar lalu menghilang kembal
***Satu hal yang Barra ingat saat menyadari sebuah pisau tertancap pada perut sebelah kiri adalah siapa yang akan melindungi Lola dan Celine.Barra berdiri di ujung ranjang rumah sakit. Dia melihat sosok yang sangat mirip dengan dirinya sedang merebahkan diri, diperban sana sini, sejumlah mesin yang sedang berjuang bersama dirinya untuk memonitor detak jantung atau alat bantu pernapasan.Barra lalu menyadari bahwa dirinya dalam kondisi koma. Katanya hanya orang-orang terpilih yang bisa terpisah antara jiwa dan raga serta menyaksikan raganya teronggok tidak berdaya.Ruangan putih yang sedang ditempati Barra tentu saja khas ruang perawatan khusus rumah sakit. ICU. Sesaat kemudian Barra melihat sosok istrinya, Celine yang sudah mengenakan jubah khusus untu
*** Stay strong, be positive. We struggle all the time. That’s life. (Celine Artha, 2021) Jika Celine bisa memutar waktu maka dia akan memilih untuk tidak pernah mendatangi Barra dengan rencana pernikahan kontrak sesuai isi wasiat mendiang suaminya yang eksentrik itu. Barra mungkin masih sehat dan sedang bersenang-senang dengan sejumlah gadis muda yang usianya jauh dibawahnya. Lola tidak akan kehilangan ayah untuk kedua kali. Dan, Celine tidak perlu merasa patah hati setiap bangun di pagi hari. ‘Ayah ternyata benar, keputusannya terlalu gegabah dengan melibatkan Barra dan Lola dalam rencana mulianya. Belum setengah jalan rumah tangga mereka berlangsung, Barra sudah menjadi korban. Besok entah siapa lagi?’
*** Barra terbangun dan menyadari bahwa ia kini berada di ranjang rumah sakit. Samar terlihat punggung perempuan sedang membelakanginya. Dengan terusan biru muda berbahan linen, perempuan itu sedang menyiapkan baskom dan waslap. Barra segera mengenalinya. Perempuan itu adalah istrinya, Celine Artha. Sepersekian detik kemudian, mereka saling berpandangan. Celine menjatuhkan baskom kecil yang dipegangnya. Berjalan terhuyung menghampiri sisi ranjang Barra. Salah satu tangannya menekan tombol untuk memanggil suster. Sedangkan tangan lain meraih sisi lengan Barra yang membengkak akibat cairan infus selama beberapa pekan terakhir. “Barra,” sapa Celine pendek. Sepasang matanya menyiratkan pandangan takjub karena lelaki yang selama ini ditemaninya akhirnya s
*** Celine turun dari mobil dan bergegas memasuki gedung kantor majalah tempatnya bernaung dulu. Sekali lagi, ia berbohong pada Barra. Meski porsinya kali ini cuma setengah. Celine memang ada urusan dengan mantan atasannya. Setelah peristiwa penusukan yang dialami Barra. Suaminya sekarat, mengalami koma selama sepuluh hari, surat kepolisian yang menyatakan status Barra naik tingkat dari saksi menjadi tersangka. Celine tidak bisa tinggal diam. Rencananya sudah merembet kemana-mana. Ia tahu siapa dalang dibalik ini semua. Termasuk dengan perekrutannya selama ini di majalah TASTED sebagai managing editor. Zoraya Kusuma. Dengan polosnya, Celine tidak pernah memeriksa posisi Zo, mantan adik iparnya di perusaha
***Barra tidak perlu bertanya macam-macam untuk mengetahui apa yang dihadapi Celine. Semalam istrinya kusut setelah bertemu dengan Hugo, ayahnya. Bukan salah Celine jika kini ia berada di tengah. Suaminya akan disidang oleh ayah sendiri. Meski demikian, Barra yakin Hugo akan bersikap adil dalam memutuskan perkara.Ella sudah mengajukan praperadilan untuk kasusnya. Meski Zane sudah menyerahkan surat kepolisian yang menyatakan bahwa dirinya naik tingkat menjadi tersangka. Namun, Ella melihat ada beberapa hal yang bisa diajukannya dalam kejadian penetapan Barra sebagai tersangka dalam kasus yang disangkakan oleh pengadilan.Kemarin ia dan Ella banyak berdiskusi terkait kasus yang ditanyakan Zane pada Barra.“Aku bertanya padamu sebagai kuasa hukum yang mewakil