Bab 38 : DiusirTentu saja Tira merasa heran dengan perkataan yang dilontarkan Alex padanya. Karena Ia masih berpikir jika Alex masih mncintai dirinya seorang. Alex menarik tangan Tira dan membawanya ke luar ruangan. Ia juga membiarkan Tisa tetap berada di dalam, menunggu Ibu Sani siuman."Tira, aku minta maaf sama kamu. Tapi inilah kenyataannya. Aku memang tak bisa. Tak bisa meneruskan hubungan kita.""Itu kata kamu, Mas. Gimana jika Ibu setuju jika aku yang jadi menantunya? Dan Ibu membiarkan Tisa pergi? Apa yang akan kamu lakukan? Lepaskan tangan aku!" Tira mencoba melepaskan genggaman tangan Alex yang sedari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Alex diam saat mendengar Tira mengatakan hal yang Ia juga tidak tau harus apa, jika Ibunya sampai mengusir Tisa.Tiba-tiba saja, Pak Joni muncul dan langsung mendekat kepada Alex. Alex pun tentunya merasa sangat terkejut karena ia Belum menghubungi ayahnya yang hari itu pergi ke kantor."Dimana ibumu? Bagaimana kondisinya?" Tanya Pak Jo
Bab 39: Gak bisa pulang.Sementara itu, Tisa pergi melangkahkan kakinya tanpa arah dan tujuan. Hatinya begitu merasa bersalah karena Bu Sani yang belum juga sadar dari komanya. Tisa masih saja mengingat saat bagaimana Bu Sani pingsan dan dirinya tidak bisa berbuat apapun. Saat Tisa berjalan beberapa langkah, Ia melihat di keramaian jalanan dengan lulu-lalang banyaknya mobil. Saat itu, sebuah mobil berhenti di sampingnya seolah menyuruh Tisa untuk berhenti.Suara pintu mobil terbuka dan di sana Tisa melihat Ibunya yang langsung mendekat pada Tisa. Bu Mira langsung menarik tangan Tisa dan membawanya masuk ke dalam mobil. Lalu Pak Arya membawa Tisa pergi ke rumahnya. Sepanjang perjalanan, tentu saja Tisa heran dengan kelakuan kedua orang tuanya."Ibu dan bapak kenapa? " tanya Tisa sembari melihat wajah ayahnya yang sepertinya marah besar. Harusnya Tisa menyadari jika memang mereka marah karena ulah Tira yang muncul di hadapan keluarga Andara." Kamu tahu, Tira ada di mana?" tanya Pak A
Bab 40 : Bu Sani siuman"Mm, gimana ya?" Gumam Rendy. Rendy menimbang-nimbang sebelum Ia memutuskan. Karena ia tahu sifat Tira seperti apa. Ia hanya tidak mau membuat ketidaknyamanan bagi Tira saat berada di dekat dirinya."Memangnya lo bener-bener nggak bisa bantu Tira semalam aja? "Tanya Tisa kepada Rendi dengan nada sedikit memohon."Gue nggak masalah. Cuma masalahnya ada di Tira, dia mau nggak bermalam di kos-kosan gue? "Ucap Rendi kepada Tisa." lo nggak usah khawatir, karena sebelum gue bicara sama lo soal ini, gue Udah tanyain sama Tira dan dia mau. Lo jemput aja dia di taman dekat Rumah Sakit. Gue akan kirim lokasinya. Oke, " ucap Tisa sembari mematikan sambungan teleponnya setelah ia berterima kasih kepada Rendi, karena Rendy sudah berkenan menolongnya untuk membiarkan Tira tidur semalam di kos-kosannya.Tisa bergegas mengirimkan lokasi tempat di mana Tira berada, dan Tisa berharap jika langkahnya ini sudah benar, membiarkan Tira bersama Rendy untuk sementara waktu. Dia hanya
Bab 41 : Ditolak?Benerapa saat kemudian, Alex tiba di rumah Pak Arya. Ia berjalan menuju ke teras depan rumah, kemudian mengetuk pintunya. saat Alex mengetuk pintu, bu Mira sedang ada di dapur dan ia tentu saja langsung mengarahkan kakinya menuju ke depan pintu untuk membuka dan melihat siapa yang bertamu saat itu. Padahal, waktu mulai petang dan ia pun tidak menunggu seseorang. Tentu saja bu Mira sangat aneh karena ia tak menunggu seseorang di rumahnya. Namun tetap saja bu Mira harus membuka pintu itu sebelum Pak Arya memarahi dirinya. saat tiba di depan pintu, bu Mira langsung membuka pintunya kemudian ia melihat ke arah di mana Alex berada dan Ia pun sangat terkejut melihat kedatangan Alex yang sangat tiba-tiba." Ada apa Nak Alex?" Tanya bu Mira kepada Alex bu Mira menunjukkan rasa penasarannya Karena Alex terlihat sangat cemas." Maaf Bu, apa Tisa ada di rumah? Ini aku mau bertemu dengannya, apa boleh? " tanya Alex kepada bu Mira yang masih berdiri di hadapan Alex. Bu Mira terl
Bab 42 : PenguntitTisa terkejut saat menerobos kerumunan orang itu. Dan ternyata, di sana ada Tira yang tengah dihakimi warga srkitar kos kosan. Tentu saja Tisa langsung menanyakan apa yang terjadi dengan Rendy dan Tira."Maaf, bapak dan ibu. Tenang! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa mereka berdua diperlakukan seperti ini?" Tanya Tisa pada beberapa orang masyarakat yang ada di hadapannya."Nikahkan keduanya!" Seru semuanya pada Tisa dan juga Rendy."Kalian ini bukan suami istri, tapi tinggal bersama!""Sudah! Bawa saja dia ke mejid dan nikahkan mereka berdua," Tira terlihat tak berdaya dan hanya diam saat masa itu menuduhnya melakukan hal yang tidak-tidak."Pak, Bu, ini semua pasti salah paham kalian harus tenang dan jangan main hakim sendiri. Semuanya bisa dibicarakan baik-baik. Ayolah, jangan seperti ini," ucap Tisa mencoba bernegosiasi dan menenangkan sebagian warga.Namun, seolah-olah warga tak terima dengan apa yang dikatakan oleh Tisa. Mereka mengarak Tira dan Rendy ke rumah
Bab 43 : Diculik lagiTisa dan Rendy saling bertatapan. Keduanya seolah tau kalau yang mereka incar adalah Tira. Entah siapa dalangnya, mereka berdua pun berusaha membentengi Tira dari para penjahat itu. "Oh, jadi kalian mau mode so jagoan? Anak ingusan! Kau mau berkelahi dan babak belur?!" Peringatan dari salah seorang preman itu, tak membuat Tisa gentar. Ia malah semakin takut orang-orang itu membawa Tira.Perkelahian pun tak bisa dihindari. Tisa berkelahi dan mencoba melindungi Tira, kakaknya. Namun, karena jumlah mereka terlalu banyak, alhasil Tisa pun lengah.Sebuah balok kayu berukuran besar, menimpanya. Mengakibatkan pandangannua kabur dan seketika menjatuhkan dirinya di atas tanah. Tisa terkapar tak sadarkan diri."Tisa ...!" Teriak Rendy dan Tira bersamaan saat melihat Tisa tak sadarkan diri.Saat Rendy lengah, seseorang memukul pundaknya dan Rendy pun jatuh pingsan. Tentu saja hal itu membuat Tira ketakutan dan memutuskan untuk berlari tak tentu arah.Ia berlari sekuat tena
Bab 44 : Korban prostitusiPak Arya pucat saat Tisa mengucapkan satu nama yang ditanyakannya. Diam dalam tanya Tisa, Pak Arya langsung pergi."Tunggu, Pak! Apa bapak kenal sama Mommy Queen?" Tanya Tisa satu kali lagi."Memangnya, ada apa dengannya hingga kau menanyakan soal itu pada Bapak?" Jawab Pak Arya dengan nada bicara penuh keraguan, seperti ada yang disembunyikan dari Tisa."Saat di Bali, Tira berada di tangannya. Dia lah yang akan membuat Tisa menjadi sumber uang baginya.""Apa?! Apa yang kau katakan itu benar? Kurang ajar!" Ucap Pak Arya mengepalkan tangannya. Ia merasa dipermainkan oleh wanita germ* itu."Pak, kita lapor polisi saja. Toh kita nggak akan pernah bisa mengejar mereka tanpa polisi. Semuanya ulah Mommy Queen, menurut aku, Pak. Dia penjahat kaya raya dan buka jasa prostitusi.""Jangan! Jangan lapor polisi!""Kenapa? Apa Bapak masih khawatir dengan image bapak? Sekali ini saja, pikirkan nasib anak bapak, Tira! Jika bapak tak mau membuat laporan, biar aku yang buat!
Bab 45 : Pergi ke HotelTira mulai memikirkan perkataan orang di depannya. Tira mulai bisa tenang dan berniat melarikan diri dengan caranya. Setiap perkataan yang dikatakan orang itu, ia dengarkan dan Ia sudah mengambil keputusan."Baiklah! Aku akan melayani pria itu. Katamu, dia itu anggota dewan yang kesepian ya? Yang tidak mendapatkan kepuasan dari istrinya? Baiklah, berikan bajunya!" Ucap Tira yang kini lebih tenang.Di hadapan wanita itu, Tira melepas pakaian dan langsung menggantinya. Wanita perias itu, takjub melihat tubuh Tira yang nyaris sempurna. Tak bisa juga Ia gambarkan seperti apa tubuhnya itu. Yang jelas, Tira bakal menjadi primadona Mommy Queen."Kau beruntung! Tuhan anugrahkan tubuh montok dan nyaris sempurna. Kenapa kau telanjang di hadapanku?""Kita kan sama-sama wanita. Kau tak akan menyakiti atau berbuat hal yang aneh bukan? Kenapa juga aku harus takut?" Katanya sembari bergegas mengenakan kembali pakaiannya.Ia mulai memoles wajahnya secantik mungkin hingga tak a