Share

325. Nasihat Papa

Tiba- tiba…

Blugh!

Bantal guling mendarat di kepala Qansha hingga gadis cilik itu terjungkang di atas kasur.

Qasam sebagai pelaku memegangi bantal dengan wajah dingin.

Qansha sontak menangis sambil memegangi kepala.

“Loh?” Habiba kaget. Qasam yang biasanya pendiam dan tak mau banyak tingkah, tiba- tiba saja main tampol adiknyapakai bantal. Ada apa dengannya?

“Qasam kenapa pukul Qanhsa dengan bantal?” lembut Habiba sambil meraih tubuhQansha dan mengusap- usap kepala belakang anak itu.

“Bibir Qasam terantuk gigi dan sakit gara- gara Qansha lompat- lompat di kasur,” celetuk Qasam sambil memegangi bibirnya dengan wajah kesal.

“Coba lihat, Nak!” Habiba menjulurkan tangan hendak meraih lengan Qasam.

Anak itu mendekat, lalu memeperlihatkan bibirnya yang terluka. Berdarah.

Oh, pantas saja Qasam marah. Rupanya bibirnya terluka cukup parah. Qasam tak akan mungkin langsung marah jika tanpa sebab.

“Ya Tuhan, ini lukanya cukup lebar. Biar mama obtain!” Habiba menurunkan Qansha dari pang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
betul itu,qansa.kamu itu harus meminta maaf kepada qasam
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
husein pintar banget menasehati anak-anaknya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status