Share

Bab 44 Siap Menempuh Jalan Takdir

Sepahit-pahitnya Americano tak sebanding dengan kepahitan hidup yang harus Bahtiar terima. Sempat terpikir bahwa perceraiannya dengan Melia akan membuka kembali jalan untuk bersama Arisa lagi. Tetapi, surat undangan yang kini tergeletak di meja, sungguh sukses meruntuhkan seluruh asa.

Arisa semakin jauh dari jangkauan. Jangankan wujudnya bisa diraih, bayangannya pun tak boleh lagi hadir dalam mimpi. Ingin sekali Bahtiar berteriak dan memaki takdir. Namun, apalah arti dari semua itu. Tak ada yang akan berubah, meski ia meronta menolak kehendak Sang Kuasa.

Sedetik Bahtiar menatap layar, detik kemudian kembali menyesap minuman panas dalam cup. Cairan hitam yang sedikit lebih encer itu tandas hanya dalam waktu sekejap. Bahkan rasa pahitnya seperti tak bisa dicecap.

*****

Sore ini Arisa pulang lebih awal. Mulai besok dia sudah tak diperbolehkan bekerja. Hal tersebut tentu mendapat penolakan dari Yanu. Akan tetapi, percum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status