Dua jam keduanya terus bertarung tiada henti. Bahkan Piper sudah tertidur dengan posisi duduk. “Katakan, sebenarnya apa maumu penyihir?” tanya sang naga “Aku menginginkan guamu” “Untuk apa?” “Untuk menjaga hartaku, tentu saja” jawab Altreisa Melihat sang naga yang terdiam, Altreisa menyeringai. Naga begitu menyukai harta. “Berikan hartamu, maka aku berikan gua ini” ucapnya “Tidak akan, hartaku terlalu berharga” “Enyah saja kau dari sini” murkanya “Kenapa tidak kau saja. Aku tahu ini bukan tempatmu. Ini daratan Werewolf yang dimana naga tidak memiliki tempat disini” sang naga terdiam, karena itu memang kenyataannya Mereka kembali bertarung hingga akhirnya kemenangan berada di tangan Altreisa. Sang naga bernafas terengah karena kehabisan mana dan energi miliknya juga ikut terkuras. “Aku akan membiarkanmu tinggal disini dan membuat mereka tidak akan mengusirmu, dengan syarat, jaga harta berhargaku selayaknya nyawamu. Karena mungkin nanti banyak orang yang menginginkannya” ucap
Seperti yang sudah di rencanakan dari awal, kini Rea dan juga Reiki mulai masuk ke dalam hutan kematian. Awalnya Vali tidak setuju jika istrinya itu akan pergi dengan Reiki, tapi apa mau di kata, dirinya pun tidak akan bisa masuk kesana.Hutan yang di buat oleh keluarga De Sade hanya bisa di masuki oleh mereka saja, serta hewan pendamping mereka. Aturan itu sengaja di berlakukan oleh Altreisa agar keamanan yang di buatnya tetap terjaga.“Hey, aku hanya pergi untuk menjalankan tugasku. Aku tidak akan lama, lagipula ini untuk putrimu juga kan?” bujuk Rea pada Vali sambil mengelus lengan prianyaPrianya ini masih merajuk. Meskipun dia tadi sudah mengatakan memperbolehkan Rea pergi, tapi di dalam hatinya dia masih tidak rela membiarkan sang istri pergi berdua hanya dengan Reiki.“Apa bisa kamu tidak pergi?” ucap Vali memelas“Tidak bisa. Aku yang harus pergi” ucap Rea tegas“Semua ini untuk Rain. Kita harus menjaganya tetap aman. Jika raja itu semakin berkuasa, tidak menutup kemungkinan,
“Bagaimana?” tanya Reiki “Banyak tulisan yang tidak bisa aku baca. Ini tulisan kuno, aku belum mempelajari semuanya” jawab Rea Kerutan di dahi Rea pun terus terlihat saat wanita itu membaca buku kuno itu. Kepalanya terasa akan meledak saat buku yang di bacanya susah di baca. “Menurutmu, saat aku membawa buku ini disaat keluar dari sini, apakah bisa?” Rea meminta pendapat Reiki “Kenapa?” “Aku belum lama tinggal disini, baru beberapa tahun. Banyak yang masih harus aku pahami, termasuk tulisan kuno ini” jelas Rea “Benar juga” ucap Reiki setuju “Apa kita akan pergi ke mansion De Sade sekarang?” “Tidak. Kita lanjutkan mencari kalung itu saja dulu. Baru nanti kita kembali” “Baiklah” “Tunggu. Aku melupakan sesuatu” ucap Rea tiba-tiba Reiki memandang Rea dengan pandangan bertanya, “Apa?” “Artefaknya belum ketemu” Reiki menepuk jidatnya. Dia lupa. Mata Rea memandang sekelilingnya. Dimana artefak itu di letakkan? Rea benar-benar tidak tahu. Dengan langkah perlahan Rea membawa tel
Vali begitu cemas memikirkan istrinya. Kakinya sedari tadi tidak bisa diam dan terus melangkah kesana kemari. Lyan sendiri sudah mencoba menenangkan sang Alpha tapi tetap saja Alpha sekaligus sahabatnya itu tidak tenang. “Apa aku harus menyusul Rea?” tanya Vali “Tidak. Bukankah istrimu sudah mengatakan untuk tetap di pack” jawab Lyan “Tapi aku khawatir” “Tidak ada suami yang tidak khawatir di saat istrinya menjemput bahaya” ucap Lyan *** “Goa apa ini?” tanya Rea “Aku tidak tahu. Bahkan ini pertama kali aku tahu disini ada goa. Karena saat ke daerah ini, aku tidak pernah menemukan goa” jawab Reiki bingung “Kita masuk” putus Rea final “Yang benar saja. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam sana” Reiki tidak setuju “Lalu jika aku tidak masuk, bagaimana bisa kita tahu apa yang ada di dalam sama? Jika kalung itu ada disana bagaimana?” “Apa harus?” “Harus” Akhirnya Rea dan Reiki masuk ke dalam goa dengan langkah yang hati-hati, malah mereka terlalu berhati-hati. “Goa ini terli
“Banyak sekali” ucap Reiki begitu memasuki ruang harta. Banyak harta yang di tumpuk disana. Bahkan mata Reiki saja begitu silau sekarang. Benda-benda yang berkilau begitu banyak di sekitar mereka. “Bagaimana kita mencari kalung bermata safir itu? Lihat, banyak sekali kalung seperti itu disini. Kita tidak mungkin asal mengambil kan?” tanya Reiki Karena benar adanya, jika banyak sekali kalung bermata safir di sekitar mereka. Mata Reiki jadi bingung melihatnya. Rea kemudian turun dari punggung Reiki dan mulai menjelajah satu persatu tempat disana. Tidak bisa wanita itu pungkiri jika dia sama bingungnya dengan Reiki. Tapi mau bagaimana lagi, mereka harus tetap mencari. Saat keduanya sedang mencari dengan teliti tiba-tiba Reiki terpikirkan sesuatu. “Rea, apa kamu sadar jika disini bersuhu sangat hangat?” tanya Reiki “Kita sekarang berada di goa yang cukup dalam, tentu saja terasa hangat” “Bukan. Bukan seperti itu. Disaat hawa dingin di hutan ini terasa, maka tidak ada satu tempat pu
“Papa!” teriak RiverVali menoleh dan terkejut saat melihat sang putra berlari kearahnya. Pria kecilnya itu tadi sedang tertidur saat para musuh menyerang dan Vali sudah memberikan sihir untuk menutup suara yang masuk ke kedua telinga sang putra agar River nyenyak dalam tidurnya.“River, masuk nak. Papa mohon” ucap Vali dari kejauhan“Tapi papa akan sendirian jika River di dalam” ucap bocah kecil itu sambil terus berlari pada sang ayahJarak mereka cukup jauh tapi mereka bisa mendengar suara masing-masing. Hingga tubuh putranya terbang dan berada di gendongan salah satu penyihir musuh. Dengan seringai mengejek sang penyihir itu menodongkan belati kearah jantung River.Vali langsung gelap mata melihat hal itu. Melihat River yang terus berontak kesakitan membuat jiwa ayahnya terguncang.“Lepaskan putraku penyihir sialan!” teriak Vali marahTanpa babibu, pria itu segera berganti shift dengan Reiden dan mulai berlari cepat. Menerjang semua yang menghalangi langkahnya. Kini putranya adalah
River pingsan setelahnya. Bocah itu tidak kuat menahan sakit yang mendera hingga pingsan. Kayne segera mengangkat sang cicit dan memindahkan pada gendongan Luci.“Bawa River ke mansion kita” perintah KayneLuci mengangguk mengerti dan dalam kedipan mata, terbukalah portal penghubung pack Vali dan mansion De Sade. Luci segera masuk dan membuat portal segera menghilang.Kayne sendiri mulai bertarung melawan para penyihir yang tersisa. Penyihir yang di kirimkan oleh Raja penyihir bukan lah tandingannya. Mereka berada di bawah Kayne.Kayne mulai mengeluarkan kekuatan yang hanya di miliki keluarganya. Lightning nama kekuatannya. Kayne bisa bergerak cepat tanpa bisa di baca oleh musuh. Dulu dia adalah panglima perang garda terdepan, karena kekuatannya dia bisa menghabiskan 1000 musuh dalam sekali gerak.Xavier menarik ekor Vali yang sedang dalam bentuk Reiden. Reiden sendiri terkejut atas tarikan Xavier.“Kenapa kau menarikku?” tanyanya“Menyingkir atau kau akan mati oleh tebasan ayahku” pe
BRAK “Putraku!” teriak Rea “Dimana putraku?” tanya Rea dengan berlari menyusuri mansion Vali dan yang lainnya memaklumi kekhawatiran Rea. Disaat wanita itu berusaha melindungi putrinya malah putranya yang terluka. Pasti kini dia merasa bersalah pada River. Aceline mendengar keributan yang di buat oleh Rea keluar. Aceline berjalan dengan cepat dan segera membawa Rea dalam pelukannya, menghentikan tindakan Rea. “Tenang. Tenang dulu” ucap Aceline Rea terus berontak dalam pelukan sang paman. Vali yang melihat hal itu segera melangkah cepat kearah keduanya. “Biarkan aku yang memeluknya” suara Vali mengudara Aceline mengangguk dan memberikan Rea pada pelukan Vali. Vali dengan sekuat tenaga mencoba menahan rontaan Rea. “Tenanglah sayang. Jika kamu seperti ini, Rain akan takut nantinya” Vali mencoba menenangkan Rea Mendengar kata Rain, Rea mulai berhenti berontak. Dia lupa jika putrinya berada di sini. Putrinya itu sangat perasa, bisa gawat jika dia melihat ibunya dalam mode seperti