Clay menatap Kenn yang sedang bersantai di apartemen miliknya. Komandan pasukan Utopia itu beberapa hari belakangan ini terus menerus mampir ke apartemennya tanpa alasan yang jelas.
Clay memang tidak terlalu mengerti pola pikir dan kebiasaan Kenn. Namun karena akhir-akhir ini mereka sering bersama, Clay mulai mengerti bahwa Kenn adalah orang yang sangat santai tidak peduli dalam kondisi apa pun.
"Apa kamu bisa membunuh orang?" tanya Kenn sambil menatap gelas teh yang ada di hadapannya.
"Tentu bisa. Bukankah itu adalah hal dasar yang harus dipenuhi sebelum masuk pasukan khusus?" tanya Clay balik.
"Berapa orang yang bisa kamu bunuh dalam satu hari?"
"Tunggu dulu. Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal seperti ini?"
"Tidak ada. Aku cuma ingin mengetahuinya sebelum misi ini mencapai titik terburuknya."
Clay sedikit bingung akan hal itu. Mencapai titik terburuk. Ia tidak pernah berpikiran seperti itu. Karena menurutnya misi ini hanyalah misi mudah. Hanya mencari informasi lebih dalam lagi tentang anak pendiri Fla. Selebihnya mereka tidak perlu ikut campur.
"Mungkin dua atau tiga. Tetapi kalau memang harus membunuh lebih dari itu, aku rasa aku juga sanggup," jawab Clay.
Kenn menutup matanya secara perlahan. Sudah jelas sekali bahwa Clay adalah seorang pemula. Membunuh lebih dari sepuluh orang secara langsung pasti akan membuat mental Clay terguncang. Dan itu akan sangat merepotkan baginya jika seandainya misi ini benar-benar mencapai titik terburuk.
"Sekarang aku mengerti kenapa kita berdua yang dipilih untuk mengerjakan misi ini. Mungkin menurutmu ini adalah misi mudah karena hanya sekedar mencari informasi. Namun nyata tidak begitu, musuh kita kali ini bukan cuma Fla. Central, keluarga Esperion, dan juga para mafia dunia malam mungkin akan berhadapan dengan kita dalam waktu dekat ini. Misi kali ini, kita tidak boleh ragu-ragu melenyapkan para musuh. Karena kalau kita ragu, pasti kita akan kalah dan dipaksa mundur oleh para petinggi," ujar Kenn menjelaskan kesimpulan yang ada di otaknya.
"Bukankah kita bisa langsung mundur jika memang kondisinya makin memburuk?" tanya Clay.
"Apakah menurutmu para petinggi akan menerima kegagalan? Mereka mengirimku bersamamu adalah bukti bahwa kita harus menyelesaikan misi ini sampai akhir."
Clay terdiam mendengar itu. Kalau dipikir-pikir, memang sedikit ganjal sampai harus mengirim seorang komandan terhebat dari pasukan khusus hanya untuk misi mencari informasi.
"Tapi, ya, kalau memang kita bisa menghindarinya, kita harus menghindar. Namun jika memang kita harus membereskannya, kita harus benar-benar membereskannya dengan bersih tanpa meninggalkan jejak apa pun. Identitas kita sesuatu yang sangat berbahaya bagi orang luar," ujar Kenn sambil berdiri.
"Maksudmu, kita harus membunuh orang yang mengetahui identitas kita?" tanya Clay penasaran dengan apa maksud dari kalimat Kenn tadi.
"Aku tidak pernah mengatakan hal itu. Tapi petinggi tidak sebaik itu sampai-sampai akan melepaskan dan membiarkan orang yang mengetahui identitas kita hidup bebas di luar sana. Jadi berhati-hatilah jika kamu memilih pasangan hidup. Karena saat kamu salah memilih, maka bukan kamu yang akan menderita."
Kenn mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela. Ia menatap langit malam yang dihiasi oleh bintang-bintang sambil membayangkan kembali tentang banyaknya penderitaan yang muncul akibat ulah para Fla.
"Ya sudahlah. Lagipula saat ini status kita adalah seorang mahasiswa. Jadi kita harus menikmati hidup kita sebagai mana mahasiswa semestinya. Tentang misi kita tidak terlalu memikirkannya. Karena hasilnya pun sudah terlihat jelas," ujar Kenn sambil tersenyum kecil.
"Apa kamu yakin?" tanya Clay ragu dengan keputusan Kenn.
"Tenang saja. Karena kalau pun kita gagal dalam misi ini, pasti akan ada orang yang menyelesaikannya dengan sempurna menggantikan posisi kita. Kita hanya perlu bertindak sesuai apa yang sudah diperintahkan dan sisanya kita lakukan sesuai kemauan kita."
Kenn menghembuskan nafas panjang. Misi kali ini ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Terlebih lagi para petinggi juga mengirim laki-laki itu, membuatnya semakin yakin bahwa akan terjadi sebuah peperangan selama misi ini berlangsung.
"Oh, iya. Kalau kamu ingat, ada seorang laki-laki yang bantu kita saat kita berhadapan dengan kelompok Venus. Menjauh lah darinya dan jangan ganggu dia. Biarkan dia berada di dunianya sendiri," ujar Kenn.
"Laki-laki itu? Kenapa memangnya dengan laki-laki itu?" tanya Clay dengan rasa penasaran.
"Dia lebih berbahaya dari para mafia dunia malam. Jika kamu berhadapan dengannya sekarang, nyawamu akan hilang sia-sia. Aku mengatakan ini dengan serius. Jadi jauhlah dia. Namun jika seandainya suatu saat nanti dia terlibat dalam masalah, bantulah dia tanpa harus menutupi identitas aslimu."
Setelah mengatakan hal itu Kenn langsung melenggang mendekati jendela. Ia menatap ke arah luar jendela. Melihat dengan jelas bagaimana damainya pemandangan kota yang ada di hadapannya.
Sejak tujuh tahun lalu, ia terus menerus berada di medan perang. Memimpin kelompoknya untuk melawan, membunuh, dan mengalahkan para teroris. Ia sudah sangat terbiasa dengan suara gaduh medan perang, jadi saat melihat pemandangan sedamai itu dengan mata kepalanya sendiri, ia merasa sangat asing. Sekaligus iri. Karena semua orang yang ada di luar sana bisa hidup dengan bebas tanpa harus memikirkan tentang sebuah peperangan.
Sea menatap secara diam-diam seorang laki-laki yang mengikutinya berserta kakaknya semenjak mereka berdua datang ke kampus. Jujur saja ia tidak terlalu nyaman dengan kehadiran laki-laki itu, pasalnya laki-laki itu terkenal sebagai pembuat onar dan laki-laki itu juga pernah mendatangkan masalah untuknya.Walau Sea tidak mengatakan apa pun, Kazuha mengerti apa yang sedang dirasakan oleh adik perempuannya itu saat Victor mengikuti mereka sejak awal. Namun ia tidak akan membahas itu, karena jika berbicara dengan Victor sekarang, maka Sea akan mengetahui tentang pertarungannya dengan para mafia kemarin malam.Kazuha menghentikan langkahnya saat sudah ada di depan sebuah ruangan. Ruangan itu adalah ruangan yang nantinya akan menjadi tempat belajar Sea. Sea yang sudah sampai di depan kelas pun, berpamitan dengan Kazuha lalu pergi masuk ke dalam kelas tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Venus. Setelah Sea masuk, Kazuha melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya. Tentu saja dengan Venus
Pitaloka mulai merasa ada yang aneh dengan Kenn, Clay, dan Kazuha semenjak pertemuannya dengan mereka di persimpangan koridor kampus hari itu.Namun saat ia mencari informasi tentang mereka, ia tidak menemukan informasi apa pun. Bahkan ia sudah meminta pertolongan kepada Central untuk menemukan jejak digital ketiga pria itu. Namun Central sendiri malah kehilangan banyak data penting saat sedang mencari jejak digital tentang ketiga orang itu. Seakan-akan ada sesuatu yang melindungi ketiga orang itu dan tidak segan-segan menyerang balik ke orang-orang yang ingin mencari tau lebih dalam tentang mereka bertiga.Satu-satunya yang terpikirkan oleh Pitaloka saat mengetahui itu adalah Fla. Ia mulai berpikiran bahwa ketiga orang itu adalah anggota Fla. Maka dari itu, tidak ada satu pun orang yang bisa mencari informasi lebih dalam tentang ketiga orang itu. Namun melihat dari keadaan yang ada, Kazuha dan Kenn tidak pernah bersama. Mereka memang sering terlibat dalam kejadian yang sama. Namun ia
Karena Kazuha sedang ada hal yang diurus secara mendadak, Sea harus pulang sendiri kali ini. Namun siapa sangka, Pitaloka tiba-tiba saja ingin berkunjung ke rumahnya untuk sekedar bermain.Tentu saja mengetahui hal itu membuatnya senang, karena akhirnya ia bisa mengenalkan temannya pada kakeknya.Mereka berdua melangkahkan kakinya menuju ke arah luar kampus. Namun langkah mereka terhenti karena Inori dan Owl menghalangi jalan mereka.Pitaloka yang menyadari akan hal itu pun langsung menatap malas kedua orang itu. Pasalnya kedua orang itu lagi-lagi menghambatnya."Kita tidak punya waktu banyak. Jadi langsung ke intinya saja," ujar Pitaloka sambil menatap tajam Inori."Tenang saja. Aku tidak berencana apa-apa. Aku hanya ingin berbincang sebentar dengan kalian. Kalau kalian berkenan, ayo kita bicara di cafe yang ada di samping kampus. Aku akan membelikan kalian makanan dan minuman yang kalian mau. Anggap saja ini sebagai tanda salam kenal dariku," ujar Inori sambil tersenyum kecil."Aku
Owl mengikuti Kazuha ke sebuah distrik terlarang. Ia tadinya berniat untuk kembali ke pasukan pengawal dan bergabung bersama mereka. Namun entah kenapa, Owl merasa bahwa sekarang Kazuha lebih bisa diandalkan dibanding para pengawal keluarga Esperion. Owl tidak tau ia akan pergi ke mana dan akan menemui siapa. Sampai pada akhirnya ia memasuki sebuah club' malam yang diisi oleh banyak sekali pelacur, mafia, dan banyak lagi orang-orang yang memang bekerja sebagai penjahat. Owl mulai mengetahui siapa yang akan ia temui saat ia melihat ada salah satu tangan kanan seorang mafia terkenal mengobrol dengan Kazuha. Ada satu nama pemimpin mafia yang terlintas di pikirannya. Ia pikir itu hanyalah dugaan bodoh. Karena tidak mungkin seorang mahasiswa biasa seperti Kazuha bisa memiliki koneksi dengan seorang pemimpin mafia yang terkenal akan kekejaman dan kuasanya yang sangat luas. Namun Owl sadar bahwa bukan dugaannya itu yang bodoh. Melainkan dirinya. Mereka berdua sekarang berhadapan dengan
Owl yang tadinya juga mengikuti Kazuha menggunakan motor salah satu mafia sempat tertinggal. Hingga jarak antara dirinya dengan Kazuha terbilang cukup jauh. Untuk beberapa menit, Owl tidak dapat melihat sosok Kazuha. Namun karena Owl tau betul lokasi yang dimaksud oleh Shu tadi, Owl langsung menuju ke sana saja tanpa harus memikirkan tentang keberadaan Kazuha.Saat sudah berada di dekat dermaga, Owl melihat ada motor sport terparkir di area luar. Motor itu adalah motor yang digunakan oleh Kazuha tadi. Yang menandakan bahwa sekarang laki-laki itu sudah berada di sana.Owl mencoba untuk mendekati area dermaga untuk melihat dan memantau situasi yang ada. Menurut informasi dari Shu tadi, dermaga terbengkalai ini adalah markas dari sebuah kelompok penjahat. Yang berarti seharusnya ada banyak sekali orang yang berjaga di sekitar sana.Owl merasa aneh karena merasa ia dapat masuk dengan mudah tanpa adanya penjagaan. Owl mulai merasa ada yang janggal. Keberadaan penjaga yang entah ke mana ini
Owl berhasil masuk ke dalam gedung. Ia dapat melihat sosok Pitaloka, Inori, dan Sea sedang duduk di pinggir gedung dengan keadaan tangan dan kakinya diikat menggunakan sebuah tali bangunan.Penjagaan yang ada di sana sangat ketat. Jadi akan sangat mustahil untuk Owl bisa menyelamatkan mereka dengan cara mengendap-endap. Membuatnya tidak ada cara lain, selain langsung menampakkan diri dan mencoba untuk mengalahkan para penjaga satu per satu.Ketua kelompok penjahat yang menyadari keberadaan Owl pun hanya bisa tersenyum renyah. Pasalnya ada tikus penjaga yang dengan sengaja masuk dalam jebakan yang telah ia buat. Dengan begini, ia tidak perlu lagi mencari Owl.Carlo. Ketua dari kelompok itu mendapatkan perintah dari pusat untuk menangkap Inori berserta Owl. Tadinya ia pikir ia akan gagal dalam misi ini, karena Owl berhasil selamat dari penculikan tadi. Namun sekarang ia tidak perlu khawatir lagi, karena Owl sekarang sudah ada di hadapannya.Carlo memerintahkan salah satu anak buahnya un
Rencana awalnya adalah Kazuha mengurus anak buah yang tersisa dan Owl melepaskan ikatan Inori, Pitaloka, dan Sea lalu membawa ketiga orang itu pergi menjauh dari gudang.Namun semuanya terjadi lebih cepat dari apa yang diperkirakan. Kazuha berhasil mengalahkan seluruh anak buah Carlo yang tersisa seorang diri sebelum Owl berhasil melepas ikatan Sea. Kazuha memberikan tanda pada Owl untuk menjauh dari Sea menggunakan tatapan matanya. Ia mendekat ke arah Sea dan melepaskan tali pengikat yang ada di tangan dan kaki Sea menggunakan pisau yang tadi ia ambil dari Carlo.Saat tali yang mengikat tubuh Sea lepas, Sea langsung menangis sambil memeluk erat tubuh Kazuha. Terlalu banyak air mata yang dikeluarkan oleh perempuan itu, hingga bagian dada Kazuha basah.Kazuha sendiri hanya tersenyum puas. Karena dirinya benar-benar bisa menyelamatkan adiknya. Namun senyumannya itu hanya sesaat. Setelah senyuman itu berakhir, Kazuha menyentuh salah satu titik saraf yang ada di leher Sea yang mengakibat
Mata Pitaloka membulat sempurna saat menyadari apa yang terjadi. Ia memang sudah lima tahun bekerja di Central. Ia juga sudah mendapatkan posisi yang cukup tinggi di Central. Namun baru kali ini ia mendapati kejadian seperti ini.Berbeda dengannya yang hanya memimpin satu pasukan, Molveus adalah petinggi dari segala petinggi. Jadi Molveus dapat memimpin segala pasukan yang ia suka. Dan ia telah membentuk sebuah pasukan yang di mana anggota dari pasukan itu adalah anggota-anggota terbaik yang telah dipilih dari setiap kelompok yang ada di Central.Molveus yang sangat jarang sekali turun tangan dan terjun langsung ke area kejadian. Sekarang datang membawa pasukannya untuk membukakan jalan untuk mereka bertiga.Mereka bertiga? Tentu saja itu tidak. Pitaloka sadar bahwa Molveus melakukan ini semua bukan untuk dirinya atau pun Sea. Melainkan untuk Kazuha. Membuatnya bertanya-tanya siapakah sebenarnya seorang laki-laki yang berdiri di sampingnya sekarang ini, sampai-sampai bisa membuat Molv