Dari kejauhan Grace dapat melihat kedua teman dari Julius yang menatap kearah dirinya saat berjalan bersama Fauzan, setelah pembicaraan Fauzan itu tidak ada kelanjutan kembali karena memang Grace tidak peduli sama sekali. Fauzan sendiri langsung terdiam setelah kata-kata dari Grace yang memang benar adanya, saat ini pembicaraan mereka kembali formal membuat Grace sedikit bersyukur karena sahabat Julius menatap penuh minat kearah dirinya terutama wanita. Grace sangat tahu siapa wanita itu yang tidak lain adalah selingkuhan dari kembaran Ramond yaitu Raymond dan beruntung wanita yang bernama Laura tidak tahu hubungan dirinya dengan Ramond karena memang mereka berdua merahasiakan dengan sangat rapi.
“Saya permisi dulu karena sopir kantor telah menjemput” Grace menatap Fauzan dengan menunduk “anda sudah dijemput atau mau saya antar?.”
Fauzan menggelengkan kepala “rekan saya telah menjemput juga, kita bertemu di kantor sampaikan pada Bu Rachel jika saya ada waktu akan mampir”
Kesenangan sendiri bagi Grace saat melihat kedua orang tuanya dan buah hatinya tersenyum, harga mahal yang Grace lakukan agar bisa melihat senyuman mereka bahkan menghilangkan harga dirinya di hadapan para pria. Sampai detik ini Grace tidak mengetahui kepada siapa hatinya akan berlabuh karena dalam benaknya bukan para pria melainkan bagaimana menyenangkan orang-orang yang ada dihadapannya ini, tidak jarang ketiga rekan kerjanya sering mengatai dirinya berengsek karena mendekati pria hanya untuk keuntungan semata. Beberapa pria yang dekat dengan Grace awal mulanya cemburu dengan Yusuf tapi setelah mengetahui bagaimana Yusuf cinta mati dengan istrinya yang memiliki kekurangan, akhirnya berteman dekat dengan Yusuf bahkan mencari info mengenai dirinya dan Yusuf adalah pria yang tidak mau ikut campur terlalu dalam.“Bunda makasih liburannya” Olla memeluk Grace erat “cukup terobati dengan bunda tidak dirumah seminggu kemarin.”“Olla belajar yang rajin nurut sama oma dan opa.”
Grace terdiam mendengar pertanyaan yang keluar dari Rachel, mereka berdua sama-sama tahu jika semuanya ini masalah privacy tapi permintaan Sebastian membuat otak mereka melupakan masalah apa yang membatasi mereka selama ini. Mereka berdua masih saling memandang membuat Grace hanya bisa terdiam dengan tatapan Rachel, bagi semua orang yang ada di kantor ini sangat tahu jika Rachel tidak bisa atau tidak pernah memperlihatkan marahnya pada orang lain bahkan dalam kondisi yang menurutnya untuk marah.“Kamu harus menyelesaikan ini dengan Pak Sebastian meski sekali pun sudah melakukan hubungan ranjang sekali pun, dan ini bukan masalah perusahaan melainkan personal kalian katakan sekali lagi bahwa harus bisa memisahkan semuanya” Grace mengangguk “lalu mengenai Pak Fauzan semalam beliau menghubungi dan meminta bantuan untuk melamar kamu” Grace membelalakkan matanya “kamu tidur juga sama dia?.”Grace menggelengkan kepala “bertemu dua kal
Pekerjaan yang diminta Rachel sudah dilakukan setelah bersangkutan berangkat, kondisi kantor di mana hanya ada tiga orang yang berarti saatnya menceritakan semua terjadi. Devina meminta office boy untuk berjaga di depan sedangkan mereka bertiga di dalam dengan pintu tertutup dan makanan dihadapannya, Grace sangat tahu tidak akan bisa menghindar dari semuanya jika Devina tidak sabaran berbeda halnya dengan Yusuf yang seakan tidak peduli meski dalam benaknya juga sama seperti Devina.“Kita siap mendengarkan dan jangan ada yang ditutupi” Devina menatap tajam pada Grace.Grace menghembuskan nafas pelan menceritakan bagian inti dari apa yang dia alami selama di pusat dan bagaimana panasnya Sebastian, bahkan Grace menceritakan Ramond yang menemaninya beberapa hari hingga tas Hermes terbeli dengan nulisnya. Devina dan Yusuf hanya mendengarkan tanpa berniat untuk memotong cerita dari Grace, beberapa kali memastikan bagaimana reaksi mereka berdua yang nyatanya hanya datar. Devina
Berada di kantor pusat membuat Julius sangat merindukan Grace dan Olla, jika tidak ada pekerjaan yang menumpuk biasanya mereka menghabiskan waktu dengan melakukan panggilan video. Julius sangat senang saat Olla memanggilnya ayah beberapa hari lalu dengan Grace disampingnya dan itu menandakan bahwa hubungan mereka tidak akan lama lagi menjadi sah dalam ikatan resmi, Julius sudah sangat yakin dengan Grace yang akan menjadi pendamping terakhirnya nanti. Melihat pekerjaan di pusat sudah sedikit tenang dan melalui pembicaraan dengan Ramond beberapa hari lagi akan kembali ke tempat asalnya yang langsung membuat Julius lebih semangat.“Mau apa lagi datang ke sini?” Julius menatap Nathali yang berada di depan pintu kamar “tidak ada yang perlu kita bicarakan, jadi bisakah kamu pergi?.”“Maafkan semua kesalahanku” Julius mengangguk pelan “tapi perasaan ini tidak bisa aku hentikan karena sampai kapan pun aku akan menjaga perasaan ini dan jika wanita itu menyakitimu bisa datang kapa
Julius menyesali apa yang dilakukan semalam dengan Nathali berada disampingnya, setelah melakukan dan langsung membuang pengaman serta membersihkan diri dengan mengambil tempat di sisi lain di mana Julius tidak bisa memejamkan matanya. Nathali sendiri langsung tertidur entah berapa kali mencapai klimaks karena Julius tidak terlalu peduli sama sekali, Julius merutuki kebodohannya yang dengan mudah masuk kembali dalam jebakan. Menatap jam yang sudah tampak terang dengan perlahan Julius merapikan pakaiannya sebelum keluar dari kamar Nathali ini, mengunci pintunya setelah berada di luar dan tidak lupa mengirim pesan pada Nathali bahwa kuncinya dititipkan pada satpam lobby.Seharian selama bekerja Julius selalu diliputi bersalah karena telah mengkhianati Grace kembali dan seakan tidak layak menjadi kekasih yang baik dan sosok ayah yang sempurna untuk Olla, sosok ayah yang tidak bisa dibanggakan karena belum apa – apa sudah menyakiti sang ibu. Pesan dari Nathali tidak satu pun dibuk
Grace menatap Rachel tidak percaya pasalnya meminta dirinya untuk mengantarkan makanan pada Fauzan, memang Grace tidak pernah menceritakan apa yang terjadi pada mereka pada Rachel karena tidak terlalu penting, tapi jika diminta untuk hal seperti ini jelas akan membuka peluang pada Fauzan untuk mendekati dirinya. Terpaksa sangat terpaksa menerima permintaan dari Rachel karena memang tidak bisa membuat alasan yang masuk akal seperti Devina dan Yusuf karena Grace tidak memiliki tempat untuk menghindar.Menatap bangunan yang ada dihadapannya sedikit ragu keluar dari mobil melangkah ke tempat yang menjadi tujuannya, sang sopir meninggalkannya seorang diri karena harus mengantarkan Yusuf bertemu dengan nasabahnya. Langkah berat menuju unit tempat Fauzan tinggal dan tidak tahu harus melakukan apa pada pria tersebut, cukup lama Grace menunggu di luar karena sang pemilik belum membuka pintu. Grace membelalakkan matanya saat pintu di buka dimana Fauzan hanya menggunakan celana pendek se
Memandang Grace yang masuk ke dalam kantor dengan tatapan bertanya-tanya pasalnya wajah Grace tampak sangat lelah, ketiga rekannya saling memandang untuk bertanya mengenai keadaan Grace dan berakhir dengan Yusuf yang harus bicara dengan wanita satu ini.“Bagaimana Pak Fauzan?” Grace menatap Yusuf tajam dan membuatnya terkejut.“Mbak Rachel memang gak pernah jelasin sama Pak Fauzan bagaimana sistem di sini?” Rachel terkejut ketika Grace mendatangi ruangannya membuat Devina dan Yusuf saling pandang.“Memang kamu ngapain?” Rachel masih memberikan tatapan bingung dan tidak lama kemudian Grace menceritakan semuanya tanpa sisa kecuali bagian Fauzan serius hubungan bersama dirinya “wah hebat kamu bisa membawa mereka semua masukin dananya ke sini” Rachel bertepuk tangan mendengarnya sambil tersenyum “berarti kamu harus ke pusat untuk menyelesaikan semuanya nanti.”“Aku bukan bagian marketing, mbak.”“Nanti kita atur lah bagaimananya gampang itu” Rachel seakan t
Menatap Nathali yang saat ini berada disampingnya membuat Julius tidak bisa berkata apa pun, perbuatannya tidak bisa dibenarkan sama sekali dan besok dirinya sudah harus kembali. Julius akan langsung ke rumah Grace karena sangat merindukannya serta Olla, perbuatannya memang salah tapi dirinya membutuhkan pelampiasan dan Nathali memberikan secara cuma – cuma meski Julius tahu bagaimana perasaan wanita ini pada dirinya. Beranjak dari ranjang untuk membersihkan diri dari cairan mereka yang memenuhi dirinya, meski menggunakan pengaman tetap saja rasanya lengket di badan. Semenjak kejadian terakhir kali beberapa hari yang lalu Julius memutuskan Nathali tinggal bersama entah di apartemen atau hotel, tergantung pada keinginan mereka menghabiskan waktu.“Kamu jadi balik besok?” Julius menatap Nathali yang menutupi tubuhnya dengan selimut dan hanya dijawab dengan anggukan “kita akan bertemu beberapa hari lagi.”“Tidak ada pertemuan setelah ini karena aku sudah berniat untuk menik