Menatap tajam pada Wilson atas apa yang dikatakannya dan tidak menyangka jika pria yang mengaku sebagai sahabat dari Julius mengatakan hal tersebut, Wilson sendiri tampak santai dengan apa yang dikatakannya apalagi melihat bagaimana reaksi Grace saat ini. Mencoba bersikap santai setelah apa yang dikatakan pria dihadapannya karena pada dasarnya Grace tidak peduli, hal yang tidak diketahui Wilson adalah Julius lebih mempercayai dirinya dibandingkan pria dihadapannya ini.
“Sahabat sejati tapi melakukan tindakan seperti kemarin, apa bisa itu dikatakan sebagai sahabat?” menatap Wilson santai “apa kamu tahu bagaimana hancurmya sahabat kamu bernama Julius saat kalian melakukan hal itu?.”
“Kita sudah bertemu dan mengucapkan maaf, Julius juga sudah memaafkan jadi tidak ada masalah diantara kami berdua” menjawab dengan santai “akan sangat berbeda saat mengetahui tentangmu dan satu Julius juga mengetahui jika aku memiliki perasaan pada Na
Tidak peduli dengan apa yang terjadi Yusuf langsung pergi sambil membawa pesanan Devina tanpa menyapa Ramond, mereka memang lebih dekat dengan Julius dibandingkan pria – pria lain dalam kehidupan Grace. Grace menatap Ramond dengan tersenyum simpul seakan tidak ada sesuatu yang menjadi masalah, melalui tatapannya Ramond meminta Grace mengikutinya ke suatu tempat. Memilih berada di salah satu restoran membuat mereka berada dalam kondisi canggung setelah apa yang terjadi, bukan canggung tapi lebih pada sibuk dengan pemikiran masing – masing.“Ada apa antara kamu dan Yusuf?.”Grace mengangkat alisnya mendengar pertanyaan Ramond “partner dan rasanya anda cukup pintar menilai bagaimana kami karena tidak semua pria memiliki pikiran kotor.”“Kamu menyukainya?.”“Pria seperti Yusuf layak disukai karena semua sikapnya dan satu lagi setia.”Ramond tersenyum “tidak ada pria yang setia dengan pas
Percakapan Devina dan Stefi berhasil menarik perhatian Grace dan Yusuf, membuat mereka bertiga saling memandang. Pembicaraan menunggu jam pulang kerja semakin lama semakin tidak berguna sama sekali, namun tetap membuat mereka bertiga penasaran dengan kehidupan Stefi. Mereka bertiga mendengarkan awal mula Stefi berhubungan dengan sopir kendaraan online sampai berakhir di ranjang, selama Stefi bercerita mereka bertiga saling memandang satu sama lain.“Kamu waktu itu masih perawan?” Yusuf bertanya hati – hati.“Ya gila aja masa aku kasih perawan ke dia, gak level banget sih.”“Loh bukannya kamu mau berhubungan badan sama dia?” Devina mencoba terlihat bodoh membuat Grace dan Yusuf saling memandang.“Maksudnya ya kalau lepas perawan jangan sama dia juga, lebih bagus dikit gitu.”“Sudah pembicaraan gak penting” Yusuf beranjak dari kursinya.“Nanti langsung minta jatah, mas&rdq
Suasana kantor saat Grace masuk seperti biasa dan sepertinya Rachel belum datang, menyiapkan dengan memastikan kebutuhan Devina dan Yusuf tersedia dilanjutkan Grace membuka komputer untuk mengerjakan tugasnya. Keadaan masih sepi dimana hanya dirinya dengan office boy dan sopir, dimana tadi sebelum mengerjakan tugasnya di meja kebesaran sudah membuat kopi yang menemani dirinya bekerja.“Pagi, mbak” Grace menatap Stefi yang tampak segar dan hanya mengangguk “tadi ketemu sama Mas Yusuf di lift tapi ke kamar mandi buat persiapan diri, ada yang bisa dibantu?.”“Nanti input beberapa yang kemarin lupa dimasukkan.”“Kenapa sampai lupa?” Stefi menatap bingung “Mbak Grace kerjanya gimana sih sampai ada yang terlewat.”“Pagi” suara teriakan Devina menghentikan Grace mengucapkan kata-kata kasar “ini semua berkas yang aku bawa hari ini ya?” Grace hanya mengangguk pelan “Yusuf man
Perjalanan kali ini berdua dengan Yusuf sedikit lebih tenang karena memiliki teman perjalanan yang bisa diajak berbicara, hubungan mereka berdua murni adalah rekan kerja atau teman atau saudara karena tidak ada rasa tertarik sedikit pun dan itu yang membuat ketiga wanita ini nyaman berbicara dengan Yusuf juga istrinya. Istri Yusuf sangat menyenangkan meski wajahnya terlihat judes tapi baiknya setengah mati, sering Grace selalu menilai kenapa Yusuf bisa setia pada sang istri.“Ketemu Julius?” Grace mengangkat bahu mendengar pertanyaan dari Yusuf “wah aku bilang kalau kita ke pusat” menatap tidak enak.Grace menggelengkan kepala pelan “gak masalah sih secara nanti pasti ketemu.”Mereka berdua segera berangkat menuju pusat dengan menggunakan pesawat dan barang yang dibawa tidak terlalu banyak meski seminggu, mungkin berlaku untuk Yusuf sedangkan Grace sendiri barang yang dibawanya luar biasa dan untung ada Yusuf yang ikut membawa
Grace menatap pemandangan diluar entah berapa lama mereka melakukannya, ketika masuk kedalam mereka makan terlebih dahulu dan hal ini digunakan Grace untuk mengirim pesan pada Yusuf dan Julius serta rekan kerja lainnya yang ditempat asal. Grace sendiri tidak tahu berapa banyak cairan milik Sebastian masuk kedalam miliknya dan saat ini Sebastian berada di ranjang dengan dirinya yang berselimut tanpa dalaman apa pun. Tenaga Sebastian memang luar biasa dan saat ini Grace sangat lelah dan tidak tahu apa bisa melayani Julius nanti malam, menatap jam dimana mereka seharusnya sudah berada di kantor bahkan Grace tidak berani mengirim pesan pada Linda atau Komang mengenai keberadaan dirinya.Grace memutuskan membersihkan diri agar tidak terlalu lengket dan saat nanti Sebastian bangun dirinya sudah siap untuk meninggalkan kamar hotel ini, saat keluar dari kamar mandi yang memakan waktu lama dapat terlihat Sebastian bangun dari tidurnya menatap Grace dengan senyum terbaiknya. Grace tida
Masuk dalam kamar berbeda dengan Yusuf dimana makan terlebih dahulu sebelum membersihkan diri, menatap penampilannya dimana mencari bekas Sebastian agar tidak terlihat Julius dan sepanjang mencari dimana tidak menemukan tanda – tanda dimana Sebastian memberikan tanda. Mengambil ponsel dimana bertanya langsung pada Yusuf dan sayangnya tidak diangkat sama sekali, berkali – kali melakukan hal yang sama hasilnya selalu negatif. Grace seharusnya tahu jika Yusuf adalah type yang tidak memegang ponselnya kecuali sang istri yang langsung mengomel karena tidak memegang ponselnya, membuang waktu dimana langsung membersihkan diri sebelum Julius datang.Bunyi bel kamar tepat ketika baru saja selesai mandi dimana sedang meletakkan handuknya disalah sudut kamar mandi, melihat siapa yang membunyikan pintu membuat Grace membelalakkan matanya dan langsung membukanya.“Kalian dari tadi ketemuan?” menatap kedua pria tajam dimana Yusuf dan Julius berhadapan m
Sebastian langsung mencium Grace penuh dengan gairah, diangkatnya Grace membuat wanita itu melingkarkan kakinya ke pinggang Sebastian dan tanpa melepaskan ciuman dimana tubuhnya bersandar pada tembok. Grace meremas rambut Sebastian sebagai rasa bahwa dirinya menikmati semua sentuhan, mendapatkan reaksi membuat Sebastian semakin dalam mencium Grace. Ciuman selanjutnya turun ke leher dengan menghisapnya pelan, Grace meremas rambut Sebastian atas apa yang dilakukan. Ciumannya semakin dalam membuat mereka bergerak cepat, melepaskan seluruh pakaian hingga tanpa busana sama sekali, Sebastian mengarahkan miliknya ke bibir bagian bawah Grace dan menekan secara perlahan agar bisa masuk kedalam.Mereka berdua bergerak tanpa henti untuk mencapai klimaks, dimana Grace sendiri sudah mendapatkan klimaksnya sedangkan Sebastian belum sama sekali. Grace menatap jam dimana sudah hampir satu jam mereka melakukannya bahkan dirinya sudah terlalu lelah, hingga tidak lama kemudian Sebastian mencapa
Panggilan itu membuat kedua orang menatapnya penuh tanda tanya, mencoba tidak peduli dengan masuk kedalam ruang rapat dimana Sebastian menatap kearahnya tajam dan Grace mencoba tidak peduli dengan tidak menatap kearahnya melainkan beberapa orang dihadapannya yang lain. Bintang dan juga dua orang lagi yang tidak diketahui siapa namanya, Grace sangat tahu kemungkinan terburuk dari kejadian ini adalah pemecatan dirinya tapi mencoba mengenyahkan hal tersebut dengan berpikir positif. Duduk disalah satu tempat yang ada berdasarkan kode dari salah satu mereka dimana semua bisa menatap Grace yang semakin membuatnya ketakutan atas tatapan mereka semua.“Grace apa benar Pak Sebastian melakukan sesuatu denganmu?” Grace menatap Bintang lalu mengangguk pelan “memaksakan hubungan terlarang?.”“Apa dua orang melakukan hubungan bisa dikatakan memaksa?” Sebastian mengatakan sebelum Grace mengangguk “jangan hanya menyalahkan pria saja bisa jadi