Menghentikan langkah menatap sumber suara membuat Yusuf melakukan hal yang sama, mata Grace melotot saat melihat siapa yang ada dihadapannya saat ini tidak lain adalah Nathalie. Wanita yang menggoda Julius dan saat ini sedang bergelayut manja di lengan Raymond, Grace seperti mengingat Laura dulu dimana juga melakukan hal yang sama. Yusuf yang melihat keadaan memanas langsung memegang pundak Grace meninggalkan mereka berdua, Grace mencoba untuk menetralkan detak jantungnya agar tidak emosi mendengar perkataan wanita ini. Grace dulu mengira bahwa Nathali adalah wanita polos dan sekarang tidak jauh berbeda dengan Laura yang jatuh dalam pelukan Raymond, Yusuf masih berusaha menenangkan Grace dengan mengajak membeli minuman kopi kesukaan mereka semua.
“Sudah gak sama Julius?” Grace menatap sumber suara dimana berdiri disamping Grace tanpa menatapnya “kasihan sekali Julius memilih kamu sampai berkorban tapi dapatnya seperti ini, janda dimana – mana haus kasi
Kejadian nyata makanan yang buat oleh2 tertinggal di pesawat dan bodohnya Grace biarin gitu aja padahal masih ada di bandara
Masuk kedalam dengan wajah kesedihan dimana dengan bodohnya meninggalkan makanan di bangku pesawat, kedatangan Grace dihadang Devina dengan tatapan emosi sedangkan Yusuf hanya terdiam membisu. Perjanjian mereka berdua dimana Grace yang akan membawa makanan tersebut biar Yusuf tidak bingung, awalnya mau dijadikan satu tapi Grace dengan percaya diri meminta untuk dipisahkan agar dirinya yang bawa.“Makanya jangan percaya diri jadi orang tu gak dapat apa – apa deh ini” Devina menatap sinis Grace “untung istrinya Yusuf baik kasih makanannya.”“Maaf” Grace mengucap tidak enak.“Udah lagian disana dia puas dapat jatah mulu” Rachel memberikan tatapan menggoda dengan senyum jahilnya “lantas gimana Pak Sebastian?.”Grace mengangkat bahu “dapat skorsing dan parahnya turun jabatan gitu.”Rachel mengangguk “aku dimarahin sama Bu Bintang karena gak cerita tentang kamu, satu lagi
Perkataan Stefi sudah tidak dihiraukan sama sekali oleh Grace tapi Devina rasanya ingin menampar bibirnya yang dengan mudah mengatakan hal itu, Grace membawa sepatu itu dengan tersenyum dimana membayangkan wajah Olla yang bahagia karena akan kembaran dengan Julius pria yang selama ini menemani dirinya. Mobil yang Julius berikan datang beberapa hari lalu saat dirinya berada di pusat, warna mobil yang berbeda membutuhkan waktu lama untuk sampai ditambah Julius membuat Grace nyaman dengan semua yang berada didalam terpasang sesuai dengan kebutuhan dari dirinya.“Bunda, kakek barusan pingsan” Olla mendatangi Grace dengan wajah ketakutan.Grace masuk kedalam untuk melihat sang ayah dan dengan langsung berlari ke depan meminta pertolongan untuk dimasukkan kedalam mobil, Grace meminta sang ibu untuk masuk kedalam mobil sedangkan dirinya menyiapkan apa yang bisa disiapkan dan tidak lupa mengunci seluruh rumahnya tanpa terkecuali. Grace mengarahkan mobilnya me
Menatap sang ayah yang sudah berada di kamar setelah semalam berada di ICU dan sekali lagi Grace ijin tidak masuk dengan menggunakan jatah cutinya, kamar yang digunakan juga sudah lunas dimana semua karena Raditya. Grace tadi sempat pulang kerumah mengantarkan Olla sekolah dan dirinya yang harus membawakan pakaian kedua orang tuanya, orang yang biasa membantu membersihkan rumah datang tidak lama kemudian dimana Grace meminta untuk dimasakkan sesuatu yang bisa dimakannya bersama saat di rumah sakit.Julius tidak pernah lepas menghubungi Grace untuk bertanya mengenai kondisi dan perkembangan kesehatan ayahnya dimana sedikit membuat Grace lega pasalnya merasa diperhatikan oleh Julius, menghembuskan nafas pelan sebelum menjemput Olla dimana nantinya meminta untuk yang membersihkan rumah tinggal sementara menemani Olla.“Bunda pulang kapan?” Olla menatap Grace yang akan masuk kedalam mobil “jangan lama-lama dan nenek jangan sedih karena kakek pasti sembuh&
Tugas Grace di kantor mulai berjalan setelah kemarin mengambil cuti karena sang ayah dan saat ini harus menjelaskan pada Stefi mengenai sistem terbaru yang dijelaskan oleh Komang saat dirinya berada di pusat, meski sistem belum berjalan sebagaimana mestinya tetap harus dijalankan karena saat ini adalah uji coba. Hal yang melelahkan adalah sikap Stefi yang selalu mencari perhatian seakan – akan lelah karena cara Grace dalam menjelaskan, bukan hanya itu Stefi sering salah dalam menyiapkan bahan untuk dibawa oleh Devina dan Yusuf. Grace mengira Stefi memiliki pekerjaan sama dengan dirinya ternyata salah melainkan setiap tamu atau panggilan masuk melalui telepon kantor bertanya mengenai pengelolaan dana hingga sampai masuk kedalam maka akan menjadi milik Stefi dan juga Stefi di target sama seperti Devina dan Yusuf meski tidak besar.“Mbak, kok bisa sih dapatin pria kaya” Stefi menatap Grace yang sibuk memasukkan data milik Devina “gimana sih kok bisa cerai
Menatap pemberian Ramond yang dititipkan oleh Yusuf ketika berada dirumah, dirinya tahu bagaimana rumah tangga Ramond bersama sang istri dan sejauh ini sebenarnya hubungan mereka baik – baik saja. Grace menatap sekali lagi barang yang diberikan Ramond, mengambil ponsel untuk menghubungi Ramond bertanya beberapa hal dan mungkin mengakhiri semuanya. Tangan Grace terhenti ketika akan menekan tombol panggilan dan sepertinya memang sudah berakhir hubungan ini hanya saja kenapa bisa secepat itu mereka mengakhiri semuanya setelah selama ini Grace selalu memuaskan dimana dan kapan pun dibutuhkan. “Bunda” suara Olla membuat Grace tersadar dengan segera meletakkan ponsel dengan mendatangi sang putri “papa minta besok aku tinggal sama dia” Grace mengangkat alisnya mendengar perkataan Olla “papa bilang sekarang sudah waktunya jadi minta besok selama seminggu.” Grace menarik dan menghembuskan nafas pelan “apa Olla merasa keberatan?” Olla perlahan menggelengkan kepala “Olla sudah
Semua memandang Grace dimana wajahnya bersinar dan banyak yang menggoda membuat wajahnya semakin memerah, Grace memilih tidak menghiraukan mereka semua karena kabar mengenai kedatangan Julius membuatnya bahagia setidaknya mengobati dirinya tanpa Olla hari ini. Devina mengambil tempat dihadapan Grace yang masih menatap layar komputernya dengan bahagia, sikap Grace seperti ini membuat Devina bergidik ngeri tapi mencoba untuk bertahan karena sangat penasaran. “Ada yang bisa dibantu, sis?” menatap Devina dengan tatapan menggoda jika bersama pria. “Kemasukan apa kamu?” Grace tertawa saat Devina bertanya “Yusuf teman kamu kesurupan ini obatin gih” menatap kearah Yusuf takut. “Mbak Grace dapat jatah dari cowok mana kali ini?” semua menatap Stefi tajam tapi tidak dengan Grace yang malah tersenyum. “Urusin masalah kamu jangan urusin orang lain, orang sama sopir online aja putus sok – sokan pamer tuh pacaran sama sopir kita gak jauh beda” Devina menatap Stefi m
Menatap pria yang ada disampingnya dengan tatapan bahagia karena sudah lama mereka tidak bertemu, pria yang sibuk dengan sang istri yang menginginkan perceraian karena hubungan mereka sehingga membuat mereka berhenti. Pria ini secara tiba – tiba menghubungi bertepatan dengan Julius semalam menghubungi dirinya, kebahagiaan dirinya tadi bukan karena Julius melainkan pria yang sedang menyetir saat ini. Memeluk lengan pria tersebut dengan erat seakan sangat merindukannya, mereka sudah bertemu tadi dikantor tapi berpura – pura tidak saling mengenal dimana semua itu adalah rencana Grace karena terlalu lelah dengan Stefi. “Kami resmi bercerai karena aku gak bisa melupakanmu” saat kendaraan berhenti disalah satu rumah makan “tempat kesukaan kamu.” Grace memandang tidak percaya jika pria ini masih mengingat kesukaannya “kamu masih ingat?” yang hanya dijawab anggukan pelan. Berdua melangkah kedalam dimana pria ini memilih ruangan paling sudut dan tertutup agar tidak me
Memasuki rumah yang tidak ada beda dari sebelumnya membuat Grace teringat masa lalu mereka, bahkan perabotan dirumah ini merupakan pilihannya juga. Rumah ini Aryo bangun untuk mereka nantinya namun karena satu masalah membuat mereka tidak bisa menempatinya dan bahkan Grace masih menyimpan kunci rumah ini serta dibawanya setiap saat, tidak lama pagar terbuka membuat Grace menatapnya. “Kenapa lama?” Grace menyambut Aryo ketika masuk kedalam rumah. “Laporan kalau aku tinggal disini” Grace mengangguk paham “mobil kamu?.” “Aku pulang dulu ambil pakaian tapi ternyata semua masih pada tempatnya, mungkin pakaian Olla sudah pada gak cukup” melangkah masuk kedalam “kamu gak mengubah semuanya?” menatap Aryo yang hanya menggelengkan kepala “tadi laporan apa?.” “Bilang kalau mungkin mulai sekarang kita akan tinggal disini” Grace menatap tajam “setidaknya bukan pertama kali kita tinggal bersama, bukan?” membelai pipi Grace pelan “aku mau mandi dulu” melangkah masuk