Share

Chapter 18. Suara Seram

Udara siang ini begitu lembab, napas Chandra pendek. Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, ia duduk di teras di depan kamar, ditemani Orange kucing manis yang mendengkur di pangkuannya. Gadis itu tampak gelisah, matanya berulang kali melirik ponsel seperti mengharap sesuatu. Ia mendesah panjang, hampir seminggu ia belum menerima kabar dari Agil, semenjak Tante Mirna tak mengijinkan pria itu datang ke rumahnya, ada rasa khawatir yang menyelimuti hati Chandra.

            Bagaimana ini? Apakah dia marah padaku? Kenapa dia kini menjadi peduli pada Agil? Bukankah dia bukan siapa-siapa? Tapi gadis itu diam-diam sangat merindukan perhatian-perhatian kecil dari Agil terutama mata teduh dan senyum manis yang membuat hatinya meleleh.

            Agil berbeda dengan laki-laki yang dikenalnya. Sikap pemuda itu santun dan memandangnya sebagai perempuan utuh, apa adanya ta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status