Tentu saja semua orang pun kembali menyorot ke arah orang yang bertanya tersebut."Anda tidak perlu tahu siapa saya, Anda hanya perlu menjawab pertanyaan saya saja. Atau jangan-jangan Anda takut jika kedok Anda terbongkar," sahut laki-laki tersebut dengan tenang."Kedok, kedok yang mana yang Anda bicarakan?" tanya Eve balik, menyerang orang yang tentu saja tidak diundang tersebut. "Saya hanya ingin tahu nama Anda karena saya tahu pasti banyak saingan dari perusahaan kakek mertua saya.""Sudah jangan berbelit-belit, jawab saja pertanyaan itu." Orang tersebut terlihat mulai tak sabar.Keanu pun langsung menyahut, "Biarkan aku yang menjawab pertanyaan ini. Istriku ini, Everia Swan. Setelah aku membawanya ke rumah sakit pasca keracunan, keadaannya masih lemah. Dia membutuhkan waktu pemulihan untuk bisa beraktifitas seperti biasa."Semua orang yang ada di ruangan itu pun langsung memperhatikan jawaban dari Keanu tersebut."Kalau untuk kenapa tidak aku sendiri yang mencabut laporan itu, kar
Eve pun tersenyum aneh ketika melihat wanita tersebut masuk ke dalam apartemen mereka begitu saja dan langsung memeluknya."Syukurlah kamu kembali dengan selamat. Semalam kamu ke mana?" tanya wanita tersebut seolah benar-benar mengkhawatirkan Eve.Eve pun langsung melirik ke arah Keanu yang baru saja bergeser karena tetangga mereka tersebut berlari memeluk Eve."Kamu semalam ke mana saja?" tanyanya lagi sambil melepaskan pelukannya."Aku ..., dari mana kamu tahu kalau aku tidak pulang?" tanya Eve balik dengan tatapan menyelidik."Tentu saja aku tahu. Semalam aku ke sini dan kamu tidak ada, di sini hanya ada Keanu saat itu. Dan setelah aku tanya-tanya, akhirnya kami pun mencari kamu bersama-sama," terang tetangga baik hati (dalam tanda kutip) mereka itu.Eve pun terdiam selama beberapa saat mendengar ucapan wanita di depannya tersebut."Jadi semalam kamu mencari aku bersama dengan Keanu, Lex?" tanya Eve memastikan semuanya."Tentu saja aku mencari kamu bersama dengan Keanu semalam. Apa
"Eh tunggu-tunggu!" Eve langsung melepas pelukannya. Ia menatap Keanu dengan aneh. "Jangan-jangan tadi bukan hantu."Tuingg! Keanu dengan santainya menoyor kening Eve, lalu bangun begitu saja dari kursi yang didudukinya."Hantu di apartemen ini, itu kamu," ujarnya sembari melangkah melewati Eve."Ha." Eve membuka mulutnya lebar, tak menyangka akan mendapat ucapan seperti itu.Sesaat kemudian ia pun menyusul langkah Keanu. "Kamu kan yang menepuk pundakku tadi?" tanya Eve memastikan.Namun Keanu seolah tak memperdulikannya dan terus melangkah hingga berada di depan kulkas."Key, jawab dong!" Eve mulai kesal dengan tingkah Keanu.Dan setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Keanu pun selesai mengambil benda dari dalam kulkas, lalu menutup kulkas tersebut dengan santai dan kemudian berbalik."Key!" Eve mulai memaksa."Apa?" tanya Keanu sembari menatap Eve dengan tatapan aneh."Kamu kan yang menepuk pundakku tadi?"Mendengar pertanyaan tersebut Keanu pun kembali terdiam sembari menatap ist
Lebih dari dua jam akhirnya mereka pun selesai menikmati olah raga ranjang mereka. Keanu saat ini memeluk Eve yang sedang memunggungi dirinya."Kamu kenapa?" tanya Keanu karena setalah selesai tadi Eve hanya diam saja dan langsung berposisi seperti saat ini."Aku capek," jawabnya singkat.Tentu saja Keanu yang mendengar jawaban tersebut pun mengira kalau Eve sedang kesal padanya. "Kamu marah?""Tidak."Keanu pun langsung menarik tubuh Eve dan membuat Eve berbalik menatap ke arah dirinya."Astaga Key, aku capek," rengek Eve."Apanya yang capek?"Eve pun menatap Keanu dengan matanya yang sayu, kelelahan. "Aku capek Key, tubuhku rasanya seperti baru ditabrak truk.""Tapi aku ingin sekali lagi," goda Keanu dengan tatapan nakalnya.Eve pun langsung membuatkan matanya. "Key kamu jangan gila. Apa kamu ingin membunuhku?"Keanu pun bangkit dari posisinya saat ini. "Tentu tidak, kamu hanya perlu diam saja di bawah," ujarnya sambil tersenyum aneh pada Eve yang ada di bawah kungkungannya.
"Wah terima kasih ya Lex," ucap Eve sembari tersenyum lebar ke arah Alexa yang saat ini menoleh ke arah dirinya.Alexa pun membalas senyuman tersebut dan berkata, "Iya, sama-sama.Aku tahu kamu sebagai pengantin baru masih sibuk menyesuaikan diri, jadi aku terpikir saja untuk membantu kamu. Tidak apa-apa kan?"'Tidak apa-apa? Apa otakmu di dengkul!' Eve berteriak di dalam hatinya.Namun bersamaan dengan teriakan di hatinya, Eve pun kembali tersenyum manis. "Tidak apa-apa. Kamu benar, lain kali aku harus lebih perhatian pada dia," ujar Eve sembari melirik ke arah Keanu yang saat ini hanya diam saja."Ayo, mari kita makan," ajak Eve sembari mengambil tas berisi makanan yang disodorkan oleh Alexa dan kemudian melangkah ke arah dapur.Sementara itu Keanu dan Alexa berjalan beriringan di belakang Eve."Oh iya, ngomong-ngomong terima kasih kamu sudah membantuku. Para karyawan yang kamu kirimkan sangat ramah, aku senang dengan mereka," ujar Alexa dengan suara manjanya."Sama-sama. Tapi semua
[Aku mendapatkannya dari karyawan perusahaanmu] Balas Alexa.Keanu pun menghela napas panjang karena tahu dengan jelas kalau wanita yang sedang berkirim pesan dengannya itu sedang berbohong.[Ya] Balas Keanu, lalu meletakkan ponselnya di atas meja yang ada di dekatnya."Ah dasar para wanita," gumamnya lalu menutup mata.**Keesokan harinya.Hari ini seperti yang direncanakan, Keanu dan Eve sedari pagi sudah berada di kantor. Eve benar-benar bekerja sebagai asisten pribadinya. Dan seperti yang ia bicarakan dengan Nick, ia pun minta gaji pada Keanu seperti layaknya gaji seorang asisten pribadinya dan Keanu pun menyetujui hal itu asalkan Eve dapat bekerja dengan profesional.Eve pun meminta agar Keanu merahasiakan identitasnya agar ia bisa bergaul dengan para karyawan lainnya. Bahkan untuk merubah identitasnya, Eve pun merubah gaya rambutnya yang biasanya lurus menjadi gelombang dan memakai kaca mata karena ia yakin para karyawan perusahaan Keanu tak terlalu memperhatikan dirinya walaupu
Beberapa saat berlalu, akhirnya Eve sampai di depan ruangan Keanu. Tak lupa sebelum masuk, ia pun mengetuk pintu seperti karyawan yang seharusnya."Masuk," ucap Keanu.Eve pun membuka pintu tersebut, namun ketika baru selangkah masuk ia langsung terkejut menatap pemandangan di depannya."..." Ia terdiam dan berhenti di dekat pintu masuk ruangan itu. Di matanya terlihat seorang wanita dengan tinggi semampai dan tubuh layaknya model sedang mendekatkan wajahnya pada Keanu.Matanya memerah melihat adegan tersebut, namun ia langsung menghela napas panjang untuk meredakan emosinya. Bukannya ia tidak berani berteriak dan marah-marah di ruangan itu, namun ia memilih untuk menghadapi semua yang dilihatnya itu dengan elegan.Ia pun melangkah kembali sembari terus menatap ke arah wanita yang sedang membisikkan sesuatu pada Keanu itu."Ini Tuan kopinya," ujar Eve sambil meletakkan kopi tersebut di atas meja kerja Keanu.Ia kemudian menatap ke arah Keanu yang masih mendengarkan bisikan dari wanita
Sore harinya saat pulang kerja, Eve mengatakan untuk pulang sendirian dengan alasan agar penyamarannya di perusahaan tidak terbongkar dan tak ada yang menggosipkan macam-macam tentang dirinya.Namun Keanu langsung menolaknya tanpa berpikir panjang."Tapi ....""Tidak apa tapi. Kalau kamu pulang sendirian, maka besok kamu tidak perlu lagi bekerja di sini." Paksa Keanu dengan segala kekuasaannya.Bibir mungil Eve seketika mengkerut. "Kalau begitu kamu jemput aku di perempatan dekat lampu merah," ujar Eve mencari solusi yang lain.Keanu terdiam memikirkan hal itu."Sudahlah aku anggap iya," ujar Eve dengan ketus sembari berbalik dan keluar dari ruangan itu.Keanu yang belum sempat menjawab pun langsung menghela napas panjang. "Bukankah seharusnya aku yang marah," gumam Keanu. Sepuluh menit berlalu, akhirnya Keanu pun menjemput Eve di perempatan seperti yang diminta oleh istrinya itu."Kenapa?" tanya Eve ketika baru saja masuk ke dalam mobil dan melihat Keanu yang sedang