Beberapa jam berlalu, kini Keanu telah sampai bersama dengan Jennifer di Paris. Setelah turun dari bandara, mereka yang sudah dijemput oleh orang yang diatur khusus untuk mereka pun langsung pergi ke gedung di mana pertunjukan itu akan dilangsungkan.*Di dalam mobil."Em ...." Jennifer yang sedari tadi diam karena merasa takut pun akhirnya mulai bersuara.Gumaman tersebut langsung membuat Keanu melirik ke arah wanita di dekatnya yang saat ini sedang menggunakan gaun malam berbelahan dada rendah, berwarna hijau tosca yang tentu saja berasal dari salah satu merek terkenal dunia. "Ehem!" Jennifer berganti berdehem."Kenapa?" tanya Keanu dengan dingin.Mendengar ada tanggapan dari laki-laki di dekatnya, Jennifer pun langsung menoleh. "Itu Tuan, saya ingin mengucapkan terima kasih karena memberikan saya kesempatan untuk ikut ke acara ini," ujarnya dengan bersemangat."Ya." Dan hanya sahutan dingin itulah yang diberikan oleh Keanu.Jennifer pun langsung menggenggam erat clutc
"Dia," ujar Keanu sembari menatap ke arah seorang laki-laki yang sangat dikenalnya.Jennifer yang ada di samping Keanu pun langsung menoleh ke arah apa yang saat ini sedang ditatap oleh bosnya itu. 'Siapa sih?' batinnya penasaran tapi tentu saja tak berani bertanya.'Ah, kenapa denganku? Orang itu bisa saja di sini untuk masalahnya sendiri, tapi dia tidak mungkin datang ke sini,' batin Keanu lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.Sesaat kemudian Keanu melirik ke arah Jennifer yang masih memandangi orang yang tadi ia tatap."Kenapa berhenti?" tanya Keanu dengan ketus."Maaf Tuan," jawab Jennifer lalu melangkah kembali setelah Keanu. Setengah jam lebih berlalu, kini Keanu dan Jennifer tengah duduk di salah satu bangku untuk menikmati rancangan-rancangan terbaru dari merk ternama tersebut. Keanu pun memperhatikan setiap pakaian dan aksesoris yang dikenakan oleh para model yang sedang berjalan dengan ekspresi datar itu. "Cukup bagus seperti ini," gumam Keanu karena melihat
"Kamu pikir dengan memakai pakaian seperti itu di atas panggung, itu membanggakan?" Langsung saja pertanyaan Keanu tersebut membuat Eve berekspresi aneh. matanya menyipit sebelah dengan bibir yang juga ikut naik ke atas sebelah.'Dia ini kenapa?' Hanya itu yang saat ini ada di dalam pikirannya.Merasa kesal karena dipandang dengan cara seperti itu, Keanu pun menajamkan tatapan matanya hingga membuat Eve mengubah ekspresi wajahnya."Kamu itu kenapa, sakit?" Eve menjulurkan tangannya ke atas untuk memeriksa kening Keanu.Namun belum sampai menempel di keningnya, dengan cepat Keanu menepis tangan kecil istrinya itu. "Dih, kamu itu kenapa!" Eve pun mulai ikut kesal. "Kamu cemburu? Kamu—""Iya." Keanu memotong dengan cepat."Iya? Apanya yang iya? Aku tidak bersama laki-laki lain di sana? Apa kamu juga cemburu pada Nick?" berondong Eve dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengungkapkan kekesalan di hatinya saat ini."Aku tidak peduli pada banci itu," sahut Keanu yang malah membuat Eve merad
"Sayang?" Jenifer terkejut mendengar hal itu.Eve pun kembali menoleh ke arah Keanu sembarin mengerutkan keningnya. "Kenapa dia kaget seperti itu, apa ada yang salah?" tanyanya sembari menampakkan ekspresi bingung seperti yang saat ini sedang Jennifer lakukan.Keanu lalu menatap Jennifer yang saat ini masih menatap ke arah Eve dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Kamu kenapa?" tanyanya dingin.Jennifer mengangkat wajahnya. "Itu Tuan, bukankah dia Eve?" "Iya, benar aku Eve. Lalu kamu siapa?" tanya Eve dengan ekspresi polos.Jennifer semakin bingung dengan semua hal itu. Ia kembali menatap Eve dengan teliti."Jangan menatapku seperti itu, itu tidak sopan, apalagi kamu itu seorang manager." Eve memperingatkan dengan tatapan tak senang."Bukankah kamu asisten itu?""Asisten?" Eve menoleh ke arah Keanu. "Asisten siapa?" tanyanya memasang wajah penuh kecurigaan.Keanu pun langsung menundukkan wajahnya dan menggeleng perlahan. "Itu asisten baru yang aku katakan pada kamu kemarin," jawabny
Sontak saja Keanu terkekeh melihat tingkah Eve yang seolah ketakutan, takut pada dirinya."Bukankah katamu sakit? Apa ini yang disebut sakit?" Keanu menarik salah satu jari kaki Eve hingga membuatnya memekik."Kamu gila!" Eve berteriak sambil menepuk-nepuk tangan Keanu yang masih memegangi jari kakinya.Sesaat kemudian Keanu pun melepaskan kaki Eve dan menatap Eve yang langsung duduk, lalu meniup-niup jari yang sempat ditarik olehnya barusan."Apa yang kamu lakukan?""Ini sakit Key, kamu gila?" protes istri Keanu tersebut sembari meremas-remas jari kakinya berharap rasa sakit yang baru saja menerpa kakinya itu menghilang.Keanu langsung saja kembali terkekeh. "Kamu berkelahi, melompat dari balkon tidak merasa sakit. Lalu kenapa begini langsung menjerit seperti wanita?" ledek Keanu."Key, ini jari kaki beda sama tangan apalagi pipi. Dan satu lagi, aku ini asli wanita tahu," protesnya."Tentu saja aku tidak lupa kalau kamu wanita," sahut Keanu sembari tersenyum lebar.Langsung s
Eve menatap kembali ke arah laki-laki yang disayanginya itu. "Ya sia-sia dong Key, astaga itu tiket mahal," jawab Eve yang jadi uring-uringan sendiri karena masalah tersebut."Tidak ada yang sia-sia dengan semua ini," sahut Keanu dengan santainya. "Bisa melihat seorang istri bangun pagi dengan pose seperti ini adalah anugerah," imbuhnya.Langsung saja Eve menyipitkan matanya mendengar gombalan yang harusnya bisa membuatnya klepek-klepek itu. Namun karena yang mengucapkan kalimat ini adalah suaminya, maka hanya ekspresi aneh lah yang diperlihatkan Eve saat ini."Kembalikan ponselku!" Eve menengadahkan tangannya."Aku tidak menahan ponselmu, benda itu ada di tasmu," jawab Keanu sembari melirik ke atas meja rias yang berada tak jauh dari mereka berdua."Hentikan memata-matai ponselku," sungut Eve yang tentu saja kesal karena merasa privasinya sudah direnggut paksa oleh Keanu."Untuk apa?" Keanu santai.'Untuk apa?' Suara Keanu berdengung di telinganya, membuat hatinya makin kesal
Mereka pun berdebat selama beberapa saat, bahkan pelayan yang tadi mencatat pesanan Keanu pun kebingungan bagaimana menghentikan perdebatan tersebut. Hingga akhirnya ada celah ketika Eve mengambil napas sebelum mulai menyembur kembali, pelayan tersebut dengan cepat memanfaatkan momen tersebut."Nyonya, apa Anda ingin memesan yang lainnya, saya rasa menu ini cocok untuk Anda," ujar pelayan tersebut sembari menunjukkan sebuah menu di buku menu yang saat ini berada di tangannya."Es krim?" Eve mengerutkan keningnya. "Jadi kamu pikir otakku ini panas makannya kamu—""Bukan Nyonya, ini es krim manis dan lembut cocok untuk karakter Anda," terang pelayan tersebut.Langsung saja Eve mengulas senyum di wajahnya. Sebenarnya saat ini ia sadar kalau apa yang diucapkan pelayan itu sangat bertentangan dengan dirinya, tetapi karena pelayan yang mengatakan hal itu good looking, maka ia hanya ingin tersenyum tanpa memikirkan sisanya. "Baiklah aku pesan itu, juga beberapa menu yang dipesan dia
Pukul satu siang dan kini mereka berdua sudah sampai di apartemen mereka. "Kamu yakin mau merombak besar-besaran?" Eve masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Ia memang bukan seorang pebisnis, namun ia tahu dengan jelas kalau rencana Keanu tersebut pasti akan membuat kekacauan di perusahaan."Kamu sudah menanyakan ini lebih dari lima kali," jawab suami Eve itu dengan santai."Sekali lagi Key aku ingatkan, apa kamu benar-benar tidak ingin memikirkannya lagi? Rencana ini pasti akan menimbulkan kekacauan besar, apa lagi ada paman kamu dibalik orang-orang itu." Eve terus mencoba mengingatkan Keanu yang masih kekeh dengan keinginannya."Kamu takut?" "Ini beresiko tinggi Key, kamu juga tahu itu." Eve menggigit bibirnya.Sesaat kemudian sentuhan lembut tangan Keanu di kepala Eve langsung membuat Eve mendongak menatap senyum di wajah suaminya itu. Sebuah senyum manis yang membuat Eve menghembus napas keras."Kamu percaya kan padaku?""Percaya," sahut Eve akhirnya pasrah.