Setelah lebih dari 30 menit, akhirnya pesawat itu pun mendarat di halaman sebuah mansion yang setara megahnya dengan mansion keluarga Howgins. Eve yang baru saja turun dari pesawat pun langsung disambut oleh barisan para pelayan yang ada di sana. 'Apa aku mimpi,' pikir Eve lalu mencubit tangannya sendiri."Au!" pekiknya tertahan karena benar-benar merasakan sakit."Kenapa Nona?" tanya Selena, wanita yang tadi menjemput Eve di villa tuan StenlyEve pun langsung menoleh pada wanita yang kini sedang menatapnya itu. "Maaf, kita sudah ada di sini, apa bisa kamu katakan siapa pemilik mansion ini dan untuk apa aku dibawa kemari?"Namun bukannya menjawab, Selena hanya tersenyum mendengar pertanyaan Eve tersebut.'Ah sudahlah, sulit sekali mencari jawaban pertanyaanku. Apa sih yang dia takutkan, padahal jika diberitahu pun aku juga tidak akan mungkin kabur dari tempat ini,' gerutu Eve di dalam hati sambil mengarahkan pandangannya ke sekitar tempatnya berjalan saat ini.Ia tidak
Setelah mengobrol lebih dari satu jam dengan kedua laki-laki tersebut, akhirnya Eve pun mengerti tentang keadaan yang terjadi saat itu. Bahkan laki-laki yang kini sudah resmi di dalam pikirannya menjadi ayah mertuanya tersebut menunjukkan berbagai foto masa kecil Keanu yang berfoto dengan ia dan istrinya. 'Jadi Tuan Howgins tidak pernah merestui pernikahan orang tua Keanu, pantas saja Keanu selalu bilang kalau kakeknya adalah penyebab utama kekacauan di dalam hidupnya.' pikir Eve sembari terus mendengarkan cerita-cerita ayah mertuanya.Ia terus saja menyimak cerita-cerita tersebut dan hanya menanggapi sesekali, hingga akhirnya tiba-tiba Tuan Alex melempar sebuah pertanyaan untuknya. "Lalu bagaimana kandungan kamu? Dia baik-baik saja kan?"Pertanyaan tersebut kembali membuat Eve terkejut. "Jangan heran seperti itu," seloroh Tuan Alex.Eve pun langsung tersenyum canggung mendengar ucapan Ayah Mertuanya tersebut. Ia baru sadar kalau ekspresinya saat ini bisa dengan jelas men
Sementara itu, saat ini halaman mansion Tuan Howgins tengah dipenuhi oleh para wartawan yang sedang mencari berita atas kematian Tuan Stenly. Sedangkan aula yang ada di dekat rumah utama tengah dihiasi oleh doa-doa dari para Pandita dan juga suara tangisan Nyonya Silvia dan Rosella yang tengah berlutut di depan peti mati laki-laki yang sangat disayangi oleh mereka itu. Keanu yang baru masuk ke dalam aula tersebut segera memberikan penghormatan terakhir pada jenazah pamannya itu tanpa mengucap apa pun. Walaupun mereka adalah rival sampai akhir hayat Tuan Stenly, tapi masih teringat di dalam pikiran Keanu kalau laki-laki yang kini terbujur kaku di dalam peti mati tersebut pernah menyayanginya ketika ia masih sangat kecil dan belum mengerti artinya perusahaan dan kekuasaan.Dan ketika sudah selesai memberikan penghormatan, ia pun segera berbalik badan untuk meninggalkan ruangan itu. Namun baru selangkah, tiba-tiba tangan Nyonya Silvia yang saat ini sedang berlutut di depan peti
"Tuan, maukah Anda membeli minuman ini?" ujar seorang anak kecil yang sedang menawarkan dagangannya pada Keanu dengan ramah. Keanu pun langsung menatap anak laki-laki tersebut dari ujung kepala hingga ujung kaki, tapi ia tak menemukan keanehan sedikit pun pada anak laki-laki tersebut. Namun, tentu saja karena pikirannya masih berfungsi dengan baik, maka Keanu pun merasa ganjil saat melihat anak laki-laki tersebut. Ia tahu dengan jelas kalau tidak mungkin ada orang yang diijinkan berjualan di dalam kereta, apalagi itu adalah seorang anak kecil, jadi lebih tidak mungkin lagi."Dagangan apa saja yang kamu jual?" tanya Keanu mencoba bersikap biasa karena ia tak mau terlihat sedang mencurigai anak laki-laki tersebut.Anak laki-laki itu pun langsung menjelaskan semua dagangan yang dibawanya dalam tas plastik besar yang ditetengnya saat ini, dan Keanu yang ada di depannya pun terus mendengarkan semua celotehan anak laki-laki yang ia tebak berusia sekitar sepuluh tahunan itu."Boleh aku me
Setelah lebih dari lima menit mengacak-acak tempat sampah yang ada di dekat tiang, akhirnya Keanu pun menghela napas panjang dan menegakkan tubuhnya karena tak mendapatkan apa pun dari dalam tempat sampah tersebut.Keanu terdiam selama beberapa saat dan kemudian terkekeh melihat sampah yang berserakan di sekitarnya. "Aku benar-benar melakukan ini karena kamu Ve," gumamnya.Setelah membersihkan kembali sampah-sampah tersebut, kemudian ia dengan cepat membersihkan tangannya di wastafel yang ada di dekat tempat tersebut."Hah ...." Desah Keanu panjang ketika kembali menghempaskan pantatnya di tempat ia duduk tadi. Ia pun kembali membuka petunjuk yang ditemukannya dari dalam kue-kue tadi."Di dalam," gumam Keanu sembari terus menatap kertas-kertas itu. Hingga akhirnya ia teringat sesuatu."Jangan-jangan ...." Keanu dengan cepat mengambil boneka kucing pemberian wanita paruh baya tadi.Ia membolak-balik boneka tersebut dan kemudian memencet-mencetnya, hingga merasakan ada sesuat
"Kalau begitu cepat katakan!" teriak Keanu sembari terus mengarahkan moncong senjatanya ke kepala sopir tadi."Silahkan Anda naik ke pesawat ini dan Anda akan bertemu dengan orang yang Anda cari," jawab wanita tadi dengan hati-hati.Keanu pun langsung mengarahkan pandangannya ke pesawat yang ada di tengah-tengah tempat itu. "Tuan, tidak akan ada masalah lagi, kami memang ditugaskan untuk menjemput Anda," ucap wanita yang menyahut tadi.Mendengar hal itu Keanu pun terdiam selama beberapa saat untuk memikirkan hal itu. Dan pada akhirnya ia pun menarik tangannya, lalu menyimpan kembali pistol yang ditodongkannya tadi."Cepat bawa aku ke sana!" ucap Keanu sembari berjalan melewati sopir dan dengan cepat masuk ke dalam pesawat. Lebih dari setengah jam, akhirnya pesawat itu pun turun di halaman sebuah mansion tempat di mana Eve berada. Keanu pun segera turun bersama dengan wanita yang membawanya tadi. Ia terus berjalan tanpa ekspresi melewati para pelayan yang sedang menyambut ked
"Tuan, gawat?" teriak Selena yang masuk ke dalam ruangan itu sembari berlari.Semua orang yang ada di ruangan itu pun langsung mengarahkan pandangannya pada Selena, termasuk Keanu dan Tuan Alex yang langsung mengerutkan dahi mereka hampir serempak."Tuan, ada beberapa orang yang—" Belum sempat Selena menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba beberapa orang sudah masuk ke dalam ruangan itu dengan paksa.Tuan Alex yang melihat beberapa orang tersebut pun langsung melangkah maju sembari memberikan harapan tajam pada pemimpin orang-orang tersebut.Langsung saja beberapa orang tadi pun ikut berjalan berdampingan dengan Tuan Alex menuju ke arah orang-orang yang masuk dengan paksa tersebut."Kamu masih hidup?" ucap orang yang berada paling depan. Orang yang duduk di atas kursi roda tersebut membuka matanya lebar-lebar ketika menatap Tuan Alex yang saat ini sedang berdiri tak jauh di depannya dengan angkuh."Tentu saja aku masih hidup. Kenapa, apa Anda kecewa?" tanya Tuan Alex sambil menatap ke a
Eve yang saat ini sedang berjalan bersama Keanu melewati pintu utama mansion tersebut pun tersentak ketika mendengar suara tembakan tersebut. Sontak saja tangannya langsung menggenggam tangan Keanu lebih erat dari sebelumnya, hingga membuat Keanu menghentikan langkahnya."Kamu takut?" tanyanya sambil menatap ke arah Eve penuh perhatian.Eve yang saat ini juga sedang menatap suaminya pun langsung menggeleng. "Apa kamu yakin ingin meninggalkan mereka?" tanya Eve yang merasa sedikit khawatir dengan kedua laki-laki yang merupakan anggota keluarga suaminya itu. Tapi andaikan ia kembali ke dalam, ia pun tak tahu harus membela siapa, karena kedua orang tersebut sama-sama sangat menyayangi Keanu dan juga ibu mertuanya yang sudah tiada."Kalau aku kembali ke dalam, menurutmu siapa yang harus aku bela?" Keanu meminta pendapat pada istrinya yang sama saja tak bisa memilih di antara dua orang tersebut."Tapi kalau mereka berdua sama-sama mati bagaimana?" sahut Eve yang merasa gelisah mem