Raga sangat sadar kalau Regina tidak mudah untuk ditaklukkan, namun dia tidak menyerah begitu saja. Dia terus mengeluarkan jurus-jurus rayuannya, dia yakin kalau dia bisa menaklukkan Regina.
"Kamu sama pak Kiano itu sepupu atau punya hubungan khusus?" Tanya Raga"Perlu gak sih aku jawab pertanyaan itu?" Regina balik bertanya sambil mengumbar senyumnnya pada Raga"Ampun deh.. aku gak kuat kalau kamu udah senyum gitu.""Emang kenapa senyuman aku? Menggoda ya?""Kalau aku di posisi pak Kiano, aku akan luluh karena senyuman kamu."Regina curiga dengan Raga, dia merasa kalau tahu obsesinya pada Kiano. "Kenapa kamu bilang gitu Ga? Emang kamu tahu apa tentang aku sama Kiano?" Tanya Regina"Aku gak mau jawab, cukup aku yang tahu ... bagi aku itu sesuatu banget." Jawab Raga tanpa menatap ReginaRegina penasaran dengan Raga, dia terus paksa Raga, tanpa dia sadari, dia semakin mendekat dengan Raga. Tangannya mengguncang-guncang bahu RagaCassie sudah menanggap kalau Regina sudah kembali baik padanya, dan dia pun membalas kebaikan Regina. Memang kadang ada kecenderungan setiap manusia menilai seseorang bersandarkan pada perilakunya sendiri.Shooting sudah dimulai, Cassie dan Regina pun memainkan peran masing-masing, sesuai dengan porsinya. Semua beranggapan kalau keadaan berjalan normal, sesuai dengan harapan.Masing-masing pemain pun kadang bercanda antara satu dengan yang lainnya, sehingga situasi di Lokasi sangat kondusif. Sutradara sebagai panglima lapangan pun melihat kondisi itu sebagai sesuatu yang sangat positif.Raga terus membangun keintiman dengan Regina, demi peran yang mereka perankan. Dengan alasan membangun chemistry, Raga pun tidak segan-segan memperlihatkan kemesraannya di depan khalayak ramai.Saat Raga dan Regina mengeksekusi dialog, tiba-tiba Regina blank, dia lupa dialog yang harus diucapkannya, Regina teriak,"Cut!!.. cut dulu mas Robby." Te
Kiano masih murka saat ponsel Kokom sudah di rebut oleh Cassie,"Kom kamu belum jawab pertanyaan saya, kenapa!!?" Sergah KianoKiano tidak tahu kalau ponsel Kokom sudah di tangan Cassie,"Mas.. ini aku Cassie, aku yang larang Kokom untuk kabari kamu." Jawab Cassie"Cassie.. kenapa aku gak di kabari? Gimana keadaan kamu?" Pertanyaan Kiano mulai melunak, begitu dia tahu sedang bicara sama Cassie."Ya gak perlu ganggu kamu lah mas, aku gak apa-apa kok, semua aman."Kiano memastikan ucapan Cassie, dia bilang mau ke lokasi, hanya saja Cassie melarangnya. Kiano percaya sama Cassie, dia pun membatalkan niatnya untuk ke lokasi.Kokom sempat kaget mendengar Kiano begitu murka, untungnya Cassie menjelaskan pada Kiano, kalau dia yang melarang Kokom melaporkan pada Kiano.Kiano bukan hanya telepon Kokom, dia pun telepon bodyguard dan marah pada bodyguard, karena tidak melaporkan insiden itu pada Kiano.Semurka-murk
Cassie tidak hanya berpikir tentang kepentingannya, dia juga sangat memikirkan setiap resiko yang akan di hadapi Kiano, dari setiap masalah yang terjadi di lokasi.Sebaliknya, apa yang dilkukan Regina semata untuk mencari perhatian Kiano. Saat apa yang diharapkannya tidak tercapai, maka dia akan lampiaskan pada Cassie.Saat jeda shooting, Regina ajak Raga ngaso di ruangan Cassie. Di depan Cassie dia tidak segan-segan memperlihatkan kemesraannya. Bagi Cassie itu hak pribadi Regina, meskipun sangat mengganggu ketenangannyaRegina basa-basi dengan Cassie,"Cassie cantik.. kamu terganggu gak sih aku sama Raga di ruangan ini?" Tanya Regina dengan kenes"Sama sekali enggak mbak, silahkan aja," ucap CassieKokom sebal melihat kebaikan Cassie pada Regina, karena baginya Regina sudah sangat keterlaluan. Kokom hanya bisa mengekspresikan dengan sikapnya.Cassie mengajak Kokom keluar, karena dia tidak terlalu suka melihat keintiman Regi
Dihadapan Regina dan Raga, Kiano memberikan ultimatum, dia tidak ingin terjadi lagi peristiwa seperti yang dia saksikan. Kiano mengikuti keinginan Cassie, dia sampaikan semua itu dengan kepala dingin.Regina tidak menyangka kalau Kiano akan menemui mereka di ruangan Cassie, dia hanya bisa terdiam saat Kiano meluapkan kekecewaannya."Raga, Gina.. saya gak mau lihat lagi hal seperti yang saksikan tadi, apa lagi itu terjadi di lokasi shooting.""Saya minta maaf pak, saya mengaku salah, saya berjanji tidak akan mengulanginya." Ucap RagaRegina pun tidak cuma diam, akhirnya dia berdalih,"Tapi kan, apa yang kamu saksikan tadi, tidak seperti itu kejadian sebenarnya Kiano." Dalih ReginaKiano tegaskan pada Regina dan Raga terlepas apa yang dilihatnya benar atau tidak, namun dia tetap tidak ingin hal seperti itu terjadi. Dia punnya argumentasi, perilaku seperti itu akan merusak suasana di lokasi shooting.Dengan tegas, Kiano memberi
Kiano menepati janjinya pada Cassie, saat break shooting Kiano menemani Cassie untuk fitting Gaun Pengantin. Hari ini Kiano menyediakan waktu sepenuhnya untuk Cassie.Kiano dan Cassie menuju ke sebuah Bridal yang berada di daerah Jakarta Selatan, merupakan Bridal terkenal, pelanggannya juga orang-orang bonafid. Bridal ini sering menjadi sponsor Gaun Pengantin bagi artis.Di sebuah perempatan traffic light, mobil Kiano berjejer dengan mobil Raga, dan di batasi sebuah mobil lain yang lebih kecil. Sehingga mobil Raga terlihat jelas siapa saja penumpangnya.Cassie kasih tahu Kiano, "mas lihat kanan deh, itu ada mobil Raga yang mentereng." Ujar CassieKiano menoleh kekanan, dia melihat Raga dan Regina dalam mobil Raga,"Benar-benar jadian ya mereka, bagus deh."Cuma itu komentar yang keluar dari mulut Kiano, dia tidak terlalu antusias untuk melihat kemesraaan Raga dan Regina."Aku gak habis pikir lihat kelakuan mereka
Regina sudah seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, dia hanya pasrahkan tubuhnya dalam jeratan asmara Raga. Apartemen yang terang benderang, menjadi gelap dalam pandangan Regina.Dia benar-benar dimabuk asmara, dia tumpahkan seluruh hasrat yang tak tersalurkan terhadap Kiano di dalam cengkraman Raga. Raga menikmati setiap jengkal lekuk tubuh Regina, yang selama ini sudah dia idam-idamkan.Keduanya tenggelam dalam asmaradhana yang menghanyutkan, yang terdengar hanya erangan, dan dengus napas yang memburu puncak-puncak pelepasan. Samar-samar terlihat keduanya terkulai basah oleh keringat, yang tidak lagi mereka ingat."Gimana Gin? Apa yang kamu rasakan..?" Tanya Raga dengan napas yang masih tersengal-sengal"Dahsyat!! Aku pikir aku bisa menikmati hal seperti ini cuma di Amerika Ga." Jawab Regina dengan penuh kekaguman"Kiano mana bisa kasih kamu itu Gina, kamu memang pantasnya sama aku." Rayu Raga"Aku cuma butuh Kiano untuk sandaran hid
Dalam banyak budaya yang percaya pada keabadian, cincin adalah simbol keabadian itu sendiri atau “eternity”.Selain itu karena bentuk lingkaran tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir, maka cincin kawin juga punya arti tak terhingga atau tak terbatas “infinity”.Bagi Kiano, makna cincin kawin itu sending, merupakan simbol keterikatan antara satu dengan yang lain sebagai sebuah pasangan, yang mengikat diri dalam sebuah perkawinan."Ini menjadi sesuatu yang penting Cassie, bukan dari mahal atau kemewahannya." Jelas Kiano sambil memperlihatkan cincin yang menjadi pilihan mereka berdua."Aku ikut kamu aja mas, apa yang menurut kamu baik."Kiano juga minta pada Cassie agar memilih satu set perhiasan, sebagai mas kawin dari Kiano. Sengaja Kiano minta Cassie yang memilih sesuai seleranya.Lagi-lagi Cassie menyerahkan pada Kiano untuk memilihnya. Cassie sama sekali tidak memperlihatkan keinginan yang me
Semakin dekat waktu pernikahannya dengan Cassie, Kiano semakin cemas menghadapi malam pertama. Dalam masa pengobatan, Kiano belum bisa memastikan kalau dia sudah sembuh atau belum.Kiano hanya bisa merasakan, kalau lagi berdampingan dengan Cassie dia begitu bergairah, dan sangat tergoda untuk melakukan hal-hal yang masih terlarang untuk dilakukannya.Dari hasil konsultasi dengan dokter, kepastian sembuh itu masih mengambang, semua tergantung dari dirinya sendiri. Cassie menganggap itu hal yang sensitif bagi Kiano, sehingga dia tidak pernah menanyakannya.Setelah pulang dari mengantar Cassie, Mama Kiano menanyakan persiapan pernikahannya. Kiano menemani Mamanya yang sedang membaca majalah di teras belakang,"Sore Ma, Kiano mau cerita soal persiapan pernikahan, boleh ya?"Kiano duduk di kursi yang ada di sebelah Mamanya.Mama Kiano meletakkan majalah dan kacamata bacanya diatas meja,"Ya gimana tuh rencana pernikah