"S-sayang, kamu kenapa ke sini?" tanya Prita. Semburat kepanikan begitu kentara. Dia pun mendekat sembari menghalangi pandangan Bumi. Dalam pikirannya jangan sampai Bumi melihat ke halaman samping rumah. "Memangnya kenapa, Mi?" tanya Bumi balik. Dia yang masih lengkap dengan style wanita karier pun
"Sekarang perhatikan caraku," ujar Nuna. Dia tersenyum. "Memangnya kamu mau apa?" balas Rey. Mendadak dia merasa tidak enak saat melihat senyum percaya diri yang diperlihatkan oleh Nuna. "Kamu ingin aku jadi pacar kamu di depan mama kamu, 'kan?" tanya Nuna. Rey mengangguk. "Masalahnya Mimi bukan
Waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam. Semua karyawan sudah pulang dari kantor. Di sana hanya Bumi yang masih berkutat dengan kerjaan. Bukan tanpa sebab dia begitu. Baginya bekerja adalah cara untuk mempertahankan kewarasan. Dia takut jika tidak melakukan apa-apa akan membuatnya makin terlihat m
"Rud, ini apa tidak apa-apa kita bawa dia masuk ke dalam?" tanya seorang pria berseragam sekuriti. Dia terlihat agak kelimpungan menahan berat badan Bumi. "Tidak apa-apa. Lagi pula kita bisa apa? Dia datang naik taksi ke sini. Ini juga sudah malam, To. Tidak mungkin kita pulangkan dia dengan kondis
"Astaga! Kenapa aku bisa tidur di sini?" gumam Bumi. Dia panik dan secara spontan melompat dari ranjang, lantas mengemas semua barang-barangnya yang berantakan di lantai. Tidak lupa pula dia menyisir rambut serta membersihkan bagian mata. "Gila, kenapa aku bisa berakhir di sini?" gumam Bumi lagi. D
"Kamu tidak apa-apa?" tegur Nuna pada Rey yang duduk sendirian di kursi samping lapangan basket. "Mau tidak? Ini segar, loh. Manis, sepertiku," lanjut Nuna lagi sembari menyodorkan es loli. Rey yang sedang duduk pun mencebik, tapi tetap menerima pemberian Nuna itu. Es loli, ya es loli jajanan jama
[Apa sudah kamu atur semuanya?] "Kamu kirim pesan ke siapa?" Pertanyaan Sakha yang tiba-tiba seperti itu membuat Yota yang sedang berkirim pesan dengan seseorang tersentak. Gadis itu menutup layar ponselnya dan meletakkan ke paha agar pesan yang dia ketik tadi tidak dilihat Sakha. "Bukan siapa-si
Bumi turun dari mobil setelah parkir di halaman sebuah villa. Di sana juga terparkir beberapa mobil mewah dan salah satunya adalah mobil Sakha. "Bumi Banyu Adiyaksa! Kamu Bumi, 'kan?" Seruan dari belakang sukses membuat Bumi menoleh dan mendapati seorang pria gagah dengan setelah rapi mendekatinya