"Maaf telat," kata seseorang berpenampilan urakan, sosok laki-laki tua berusia empat puluh lima tahun yang kesuluruhan tubuhnya hampir dipenuhi tato. Dia menatap ke arah Farel yang duduk bersedekap. Dia bahkan mengabaikan Farel yang menatap dengan tatapan membunuh. "Boleh aku duduk sekarang?" tanya
Gemerlap pesta di sebuah aula hotel berbintang lima menyilaukan mata tamu undangan. Bunga, balon, lampu kerlip dan beberapa hiasan pun memenuhi tempat itu. Semua dihias begitu apik. Musik dan tatanan makanan serta minuman pun seakan menambah semarak dan euforia. Di sana ada Prita yang menjadi ratun
"Sini bersandarlah padaku!" tawar Rey lagi sembari menepuk pundak. Bumi yang melihat itu kembali menyipitkan mata. Gumpalan embun yang tadinya hendak tumpah langsung hilang begitu saja. Perasaan sedihnya seperti lenyap, yang ada sekarang dia justru menatap kesal pada Rey. Baginya Rey dan Yota setal
"Bum, kamu kenapa? Kamu kenapa, Sayang? Bumi, bangun!" Nihil. Sama sekali tak ada jawaban. Bumi seolah damai kala terpejam. Tentu saja itu membuat Rey makin ketakutan. Celingukan, Rey pun menggendong sang istri. Susah payah akhirnya dia bisa membopong badan Bumi yang terkulai. Beruntung, di depan
Beranjak dari posisinya yang tidak nyaman, Rey pun mencoba mendekati istrinya lagi. "Sayang, kamu kenapa?" tanyanya keheranan. "Kenapa? Kenapa tanyamu?" geram Bumi, juga telunjuknya diarahkan mengacung tegak ke Rey. "Kamu bodoh apa pura-pura bodoh, Rey. Kamu melakukan semuanya sekehendak hati. Apa
Sesenggukan lagi, Bumi pun semakin mengeratkan pelukan. Terlihat sangat posesif seakan-akan tidak ingin Rey pergi. "Maka dari itu aku nekat bersandiwara, berpura-pura lupa ingatan adalah cara aman menjaga pernikahan kita. Aku juga berusaha keras mencari dalang yang mencoba menusukku waktu itu," pap
"Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Sakha ketika keduanya sudah berada jauh dari ruangan Bumi dirawat. Sekarang mereka ada di tangga darurat rumah sakit itu. "Aku ingin kamu jauhi Bumi," kata Rey to the poin. Sakha terdiam dan tak ada niatan menyahut sama sekali. Hanya alisnya saja yang naik turu
“Oh, ya? Apa kamu mau coba buktikan? Silakan, kita lihat apa Bumi akan meninggalkan aku atau justru membencimu._ "Kamu makin menyebalkan," dengkus Sakha sembari menurunkan tangannya. Dia juga membuang muka. Malu karena tidak bisa melakukan niatnya tadi. Jika dipikir-pikir dia dan Rey memiliki kelem